•••Ku Dengannya Kau Dengan Dia•••
#Part03
•••
Dimas dan Michelle kini baru saja keluar dari kelasnya. Michelle berjalan mendahului Dimas untuk menuju parkiran. Dimas segera berlari mengejar Michelle dan menyamai langkahnya dengan Michelle.
"Chelle bisa bicara bentar gak? Ada yang pengen gue tanyain," tanya Dimas setelah berada disamping Michelle.
Michelle mengangguk. Dimas lalu mengajak Michelle untuk duduk dikursi koridor kampusnya.
"Mau nanya apa, Dim?"
"Waktu itu saat lo mau pindah ke London, sehari sebelum lo berangkat, kita kan sempet ketemu disekolah. Habis itu sampai dirumah lo nemuin sesutu gak di tas sekolah lo?" tanya Dimas berterus terang.
"Sesuatu apaan, Dim?" tanya Michelle tidak mengerti.
Michelle mulai berpikir mengingat ingat kejadian hampir dua tahun yang lalu itu. "Seingat aku habis dari sekolah aku langsung packing buat keberangkatan aku, terus tas sekolah aku ya udah aku simpen di lemari gak aku buka lagi. Emang nya kenapa?"
"Tapi tas itu masih ada kan?"
"Masih sih kayaknya di lemari, kenapa sih Dim? Emang ada apa di tas itu?" Michelle benar-benar dibuat penasaran dengan pertanyaan-pertanyaan Dimas.
"Habis ini sepulang dari kampus lo cari tas itu! Lo pasti akan nemuin sesuatu. Dan besok pagi di kampus, gue tunggu lo di taman dekat parkiran. Lo akan tau perasaan gue yang sebenarnya."
Setelah bicara seperti itu Dimas langsung pergi meninggalakn Michelle yang masih bertanya-tanya dengan apa maksud Dimas.
•••
Sesampainya Michelle dirumahnya dari kampus, Michelle langsung menuju kamarnya ia penasaran dengan apa yang tadi dikatan oleh Dimas, tentang sesuatu yang ada di tas sekolahnya. Michelle langsung membuka lemarinya, mengeluarkan satu persatu tas nya yang memang menumpuk sangat banyak di lemarinya. Tapi yang Michelle cari adalah tas berwarna biru bermotif menara eiffel. Dan akhirnya Michelle menemukan tas itu.
Michelle seggera membuka tas itu dan mencari-cari seuatu yang dimaksud oleh Dimas dan ternyata Michelle menemukan sepucuk surat berwarna biru muda didalam tas bagian depan.
"Surat?"gumam Michelle pelan. Ia lalu membuka surat tersebut dan membacanya.
Dear Michelle,
Saat kamu baca surat ini pasti kamu akan bilang bahwa aku adalah laki-laki pengecut yang tidak berani mengutarakan langsung. Kalau kamu memang berpikiran seperti itu aku terima.
Ketika aku mengetahui bahwa kamu akan pindah ke London aku sangat shock Chelle, bahkan mungkin aku belum siap dan tidak akan pernah siap untuk kamu tinggalkan.
Aku belum siap untuk berpisah dengan teman terhebatku
Aku belum siap untuk berjauhan dengan sahabat terbaikku
Bahkan aku juga belum siap untuk kehilangan cinta dalam diamku.