Karma Beside You

25.9K 933 2
                                    

KYAAAAA Lidya balik lagiiiii well, mau lanjut sih tapi baca yaaa respond jugaaaaa awas kalo jadi silent readers;)

Alicia menyipitkan matanya. "Ada apa memangnya dengan dia"

Holly pun mengambil nafas dan mengeluarkannya secara perlahan melalui mulutnya. "Aku dijodohkan dengannya". Dengan nada menyesal ia pun menunduk.

"WHATTTTT????? HOW CAN HOLLY??." Teriak Alicia nyaring.

Holly pun menutup kupingnya. "DAMN YA! Aku belum mau tuli! Aku bisa mendengar jelas perkataanmu Al!"

Alicia terkekeh kecil.

"Well, aku belum tau pasti Al, tetapi Haylee sudah memberitahukannya kepadaku tentang masalah ini." Holly pun menjawab pasrah.

*DRRTTTT....DRTTT* Holly pun mengeluarkan ponsel putih bermerek Apple itu.

"Hai dad, what up?"

"sopanlah sedikit manis, berdandan lah untuk malam ini. Aku ingin kau dan Haylee menemaniku ke acara rekan kerjaku"

"What? Tapi kan dad-"

"Tidak ada kalimat tapi-tapian darling, malam ini kau harus terlihat cantik. Akan ada kejutan untukmu"

"Aku sudah--"

*BIIIPPP*

"Sial! Pasti tentang masalah perjodohan ini". Pikir Holly dalam hati

"Biar ku tebak! Malam ini ada yang harus berdandan cantik bukan?". Alicia menatapnya dengan tatapan menyelidik.

"Well, sepertinya masalah ini benar adanya Al". Holly pun membuka pintu ruang Swimming Pool Indoor untuk keluar dari sana.

"Hey! Ini bukan akhir dunia bukan? Nikmatilah Holly! Jika kau menolak, telfon aku! Aku dengan senang hati menggantikan tempat mu itu haha...OH CRAP! Mata kuliah Mr.James! See you". Alicia pun memeluk sahabat kesayangannya dan pergi kekelas Bahasa Jerman

~Sementara itu diwaktu lain~

"C'mon Justin hanya sementara..hingga berita jelekmu itu pergi! Mom yakin dia bisa mengarahkanmu"

Seorang wanita paruh baya berpenampilan modis tengah membujuk putra mahkotanya. Pattie Lynn Mallete. Nama ibu itu.

"Mom, aku belum siap dan pasti tak akan punya waktu buat keluarga ku nanti. Untuk Sierra dan Jack saja aku masih sulit, bagaimana jika aku mempunyai istri?". Jawab Justin dengan nada malas-malasan

"Sayang, justru itu mengapa mom mau Holly menjadi istrimu. Sierra dan Jack, mereka harus hidup dengan adanya tokoh ibu berperan. Lagipula Holly cukup umur , hanya saja ia masih menjadi mahasiswa untuk 5 bulan kedepan". Ucap Pattie dengan lembut

Justin pun mengalihkan pandangannya dari Mac-Booknya. "Mom atur saja, toh aku yang berperan kan? Aku akan melaksanakannya. Demi anak-anakku tentunya.

Terlihat senyum yang mengembang besar dari bibir sang ibu.

Pattie dan kedua cucunya berjalan kearah ruang keluarga meninggalkan Justin yang sibuk dengan pekerjaannya.

"Nek..." Gadis blonde bermata hazel itu melihat neneknya.

"Ya Sierra?". Dengan lembut Pattie mengelus rambut lebatnya.

"Sierra malu...Sierra selalu di ejek dengan teman-teman Sierra". Terdengar isakan kecil dari anak itu.

Pattie pun menatap Sierra.

"Diejek kenapa sayang?"

"Sierra dibilang anak Piatu, yang tidak jelas ibunya dimana. Setiap sekolah hanya diantar oleh Nanny(pembantu). Sierra mau punya seorang Mom nek". Isakan kecil itu berubah menjadi tangisan.

Be My Wife?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang