1. Perkenalan

4.9K 352 28
                                    

Aku Yuki Radeesa, kelahiran 2 April 1995. Anak tunggal yang dijodohkan dengan lelaki yang belum pernah kutemui. Informasi yang aku dapatkan hanya nama dan usia yang hampir sama. Lebih tepatnya hanya beda beberapa bulan, tapi aku yang lebih tua. Menyebalkan.

Ya, bagaimana bisa dijodohkan dengan lelaki yang lebih muda dariku?
Apa aku tipe gadis yang suka berondong?
Ieuhhh

Tepat hari ini, pertemuan resmi dua keluarga kami berlangsung. Keluarganya datang dengan membawa calon yang akan dijadikan suamiku itu. Wajahnya tampan, penampilannya menarik dan terlihat cukup dewasa dari umurnya.
Apa aku bilang menarik?
Ya, untuk pandangan pertama, tapi itu tidak cukup membuat aku bersedia untuk segera menikah.

Aku masih duduk diam mendengar ocehan orang tua kami yang selalu menceritakan kebaikan-kebaikan kami.
Jika dalam hal ini, sepertinya ibuku orang yang paling bersemangat.
Dia Mengatakan aku anak yang rajin, rapi, pandai memasak,   Pandai mengurus rumah, pintar dan tidak pemalas.

Aku hanya tertawa dalam hati, karena faktanya, itu semua kebalikan. Hahaha,, aku rajin? Rapi? Pintar memasak? Pandai Mengurus rumah? Tidak pemalas?
Tidak sama sekali. Tapi aku setuju jika aku pintar. Ya, pintar mengelabui.

Lihat saja nanti, siapa nama lelaki itu?
Ale...??
Ale ale?
Ish,, namanya saja sulit aku sebutkan.
Dia akan mendapatkan hal yang tidak pernah dia bayangkan.

Aku memasang muka semanis mungkin, menujukkan bahwa aku gadis yang baik. Setidaknya di depan kedua orang tua Si Ale.
Ini akan jadi senjataku jika suatu saat nanti aku memerlukannya.

Ayah dan ibuku meminta Ale dan aku untuk saling mengenal satu sama lain. Lalu, dengan ide jail yang ada di otakku, aku membawa Ale menjauh dari mereka berempat. Aku rasa, di belakang sana kedua orangtua kami menganggap kami menyetujui perjodohan ini.
Heh, demi apapun aku tidak berminat.

Aku membawa Ale ke atas, tepatnya di balkon rumahku. Tempat favorit.

" Yuki Radeesa, " ucapku memperkenalkan diri sambil tersenyum menatapnya. Dia menjabat tanganku, " Aleandro! "
Jabatan kami terlepas. Dia terlihat dingin, seperti angin yang saat ini membelai tubuhku yang hanya terbalut gaun selutut lengan pendek.

" Kamu yakin mau nikah di usia sedini ini? "tanyaku langsung tanpa basa basi.

Dia mengangguk ragu, " Tidak ada pilihan! " jawabnya terdengar pasrah. Baiklah, dari nada jawabannya, aku mengetahui jika perjodohan ini bukan keinginannya.

Aku berdehem, " Kenapa? "

Dia hanya menjawab dengan gelengan.
" Apa kamu udah punya pacar? " tanyaku.

" Nggak juga! "jawabnya dengan gelengan pula. Aku mengernyit bingung. " Lalu? "

" Kamu sendiri?!"

Ni orang, ditanyain malah nanya balik.

" Nggak, sangat nggak setuju! "

" Kenapa? "
Tanyanya terlihat penasaran.
Aku tersenyum jail " Pertanyaan yang sama, dan aku nggak akan jawab! "

Satu sama. Dia terlihat kesal dan membuang arah pandangannya.

" Aku masih terlalu muda untuk nikah. Masih terlalu egois untuk berbagi kepedulian. Masih pengen sendiri dan habisin waktu untuk bersenang-senang! "

Jawaban yang sama dengan yang aku pikirkan.

" Tapi mereka ingin aku nikah sama kamu. Sekarang dan bukan sama yang lain! "

Bahuku turun, Si Ale ini sepertinya sangat penurut. Bahkan aku rasa, dia tidak mengatakan ketidaksetujuannya atas perjodohan ini hanya takut keputusannya akan mengecewakan.

" Alasan kita sama. Huh, ngeselin. "

" Di era moderen seperti ini, masih berlaku gitu jodoh-jodohan?" tanyaku pada Ale.

Dia menggeleng.

" Kita ribut aja sekarang, kali aja bisa batalin! "

Ale terlihat berpikir, " Caranya? "

" Kamu peluk aku, erat! "

" Apa? "

" Cepet lakuin.! "

Ale mendekat, lalu ragu-ragu dia memelukku.

" Jangan dilepas sampe aku bilang lepas! "

Ale mengangguk.

" Ale, apa yang lo lakuin. Hey,, lepasin gue. Dasar cowok mesum "
Aku terus berteriak kuat dengan tangan seolah meronta. Padahal aku melakukan sebaliknya, mempererat pelukan kami hingga orangtua kami datang dengan wajah yang khawatir.
Aku tahu, Ale pasti bingung dengan apa yang baru saja aku lakukan.

Aku melepaskan tanganku dan berusaha menjauh dari Ale dan memeluk tubuh ibuku.
Aku bahkan lupa menyuruhnya untuk melepaskanku.

" Bu, aku nggak mau dijodohin sama orang yang nggak tau sopan santun. Aku nggak mau! " aku terpaksa mengeluarkan airmata untuk meyakinkan mereka.

" Tapi,, ini nggak seperti yang... "
Ucapan Ale terpotong,

" Cukup Al. Kamu jangan nyangkal. Kalian memang akan dinikahkan, tapi bukan berarti kamu bisa melakukan ini pada Yuki. " itu suara ibu dari Al. Hatiku bersorak karena Ale dimarahi. Semoga kalimat selanjutnya, aku mendengar pembatalan perjodohan kami.

" Jeng, saya minta maaf atas kejadian malam ini. Saya janji kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi! "

" Iya, saya juga berharap demikian Jeng. Mungkin Yuki hanya syok sekarang. "

Tak lama mereka bertiga pergi.

Aku bahagia, semoga kabar pembatalan perjodohan kami segera terdengar.



TBC

Cerita baruuu,,
Si Yuki ini bner2 deh ya, konyol.

Tu si Al lagian polos banget. Nurut aja.
Heheheh

Test dulu ya, kalo responnya bagus. Akan cpt dilanjut.

Kesel kesel deh kalian, crt yg lain blm pada rampung, ini buat crta baru lagi.

HAHahaha

Mission (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang