Untuk, Rere.

78 19 12
                                    

Ingatan tentang aroma tubuhnya mengajak ku tetap tinggal, siluet senyumnya seakan meminta ku untuk bertahan. Setidaknya tidak untuk waktu yang lama. Tapi mampu singgah sesaat untuk mengenang masa indah kami dahulu.

Manik mataku masih menatap foto Reygan yang tengah merangkulku di depan Jungeland Theme Park Sentul kala itu, foto kami tidak sengaja ku temukan dibalik selipan buku favoritku saat kuliah dulu. Kalau saja ibu dan bapak tidak menyuruhku untuk mengepak barang-barang untuk di pindahkan kerumah yang baru (atau lebih tepatnya apartemen suamiku) tidak mungkin foto ini bisa kutemukan, tidak mungkin kenangan sepuluh tahun silam kembali menuntut membuka rekamannya yang telah aku simpan apik dalam memori ingatan.

Tidak mungkin aku jadi antusias mencari barang-barang kenangan kami dan bernostalgia sendiri dengan kenangan yang pernah kami tinggalkan.

Membayangkan sosoknya membuatku makin rindu. Tapi rindu itu hanya sekedar rindu tanpa menuntut dirinya untuk segera berada dihadapanku. Rindu yang ini hanya sekedar rasa. Hanya sekedar perandaianku, tidak lebih dari itu.

Meski sekarang sudah ada suamiku yang memiliki ruang lebih banyak dari ruangnya, tapi ruang hati ini masih menyisakan sedikit tempat untuknya. 

Semoga di kehidupan selanjutnya, ruang hati ini miliknya seutuhnya.

Untuk Reygan Nugraha Nadhif. Terimakasih untuk segala kenangan indah yang kamu torehkan, semoga kamu selalu tenang di jalanmu dan aku di jalanku.

***********

Fin.

***********
Pst.

Reygan begging Amara to leave and not longer after that he's leaving Indonesia without a word. Their relationship are broken in the middle of their story, Reygan wants to continue his life abroad but Amara doesn't want to go. They're did a big fight back then, separates them into a different path. They might be think everything seems go wrong now, but everything doesn't mean anything now. It's too late.


Tiga hal tentang RereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang