Bab 2
aku memutuskan pindah keluar kota, kota yang benar-benar bisa melupakan adit, tidak ada adit, tidak ada kenangan tentangnya, semuanya serba baru..aku lulus dengan peringkat terbaik sehingga tidak sulit untuk memperoleh pekerjaan dan hari ini hari pertama aku kerja disalah satu perusahaan asing dijakarta,, hidup sendirian dikota membuatku sadar akan siapa diriku... perempuan dari panti asuhan dan juga perempuan yang dicampakkan kekasihnya. Aku tersenyum miris menyadari akan hal itu...
“sudah lama menunggu nona shilla” sontak aku dikagetkan dengan suara pak erik, orang kepercayaan direktur utama perusahaan ini.
“oh maaf...saya baru saja datang dan tolong panggil saja saya shilla” aku bisa melihat kalau pak erik sedang memperhatikan penampilanku.. jelas saja aku merasa tidak seperti perempuan-perempuan dikantor ini yang mengenakan pakaian mahal.
“baguslah... itu berarti anda tidak menunggu saya terlalu lama”.
Enak saja udah hampir satu jam kali aku menunggumu , kataku dalam hati
“anda merupakan salah satu perempuan yang beruntung karena bisa lolos seleksi demi jabatan ini, mari ikut saya. Saya akan menjelaskan pekerjaan anda”. Aku hanya menggauk dan berjalan mengikuti pak erik,, aku berkali-kali terpesona dengan fasilitas perusahaan ini, jauh lebih mewah dari yang aku bayangkan. Masuk lift saja harus memakai kartu identitas begitu juga dengan masuk ruangan. Aku merilik pak erik,, pria tampan yang sedikit botak ini benar-benar pendiam hanya menjelaskan beberapa pekerjaan yang akan aku kerjakan selain itu diam.
ting!!! Pintu lift itu terbuka dan aku kali ini benar-benar ternganga akan keindahan ruangan yang super besar, granit besar yang mengkilat dengan dinding yang kokoh dihias dengan batu alam, lukisan-lukisan mahal terpampang didinding ruangan. Dan pendanganku berhenti ketika melihat pintu besar yang tertutup rapat, sesaat aku bisa tahu kalau itu ruang pemilik perusahaan.
Tok...tok... tok.... tanpa ada yang mempersilahkan masuk pak erik membuka pintu itu dan masuk, aku yang dari tadi dibelakangnya mengikut saja ibarat anak ayam yang takut akan kehilangan ibunya. Aku tidak henti-hentinya menoleh kanan kiri melihat dan mengagumi keindahan ruangan ini... begitu nyaman.. pemandangan langsung menghadap kepusat kota, sepasang sofa hitam yang elegan ditempatkan disudut ruangan dan aku lihat diruangan ini ada toilet dan tempat tidur... hem pasti sang CEO sering lembur kataku dalam hati. Tiba-tiba aku merasakan tatapan membunuh dari seberang sana, mengintimidasi suasana, aku merasakan sedikit gugup...
“pak samuel , ini sekretaris bapak yang baru,, nona shilla ini lulusan terbaik dari salah satu universitas dibandung , dia akan membantu bapak dalam pekerjaan”...
Aku lihat samuel tidak berkata apapun bahkan dia semakin menatapku dalam-dalam , mengawasiku dari ujung kaki sampai ujung kepala.. kakiku sedikit gemetar pantas saja dia selalu berhasil memenangkan proyek dari perusahan-perusahaan asing tatapan itu membuat lawan yang berhadapaan dengannya tidak bisa berkutik yah seperti diriku berdiri dengan kaki gemetaran. Bertahan shilla.. bertahan shilla jangan sampai jatuh , kata-kata itu ibarat mantra ditubuhku agar aku terlihat percaya diri.
Sepasang mata yang indah, hidung mancung, bibir yang terlihat merah dengan kulit putih bersinar menandakan kalau dia bukan orang lokal asli. penampilan yang luar biasa dengan setelan jas yang didesain khusus dengan postur tubuhnya membuatnya semakin percaya diri untuk mengalahkan lawan bisnisnya. Aku menelan ludah ... ya tuhan dia benar-benar tampan.
“namanya ashilla rahmawati, berkas identitasnya sudah ada dimejanya bapak”
Lelaki itu berjalan menuju meja kerjanya dan mengambil berkas identitasku. Sungguh elegan sekali langkahnya pantas saja diusia semuda ini dia sudah memimpin beberapa perusahaan. Berkas yang belum sempat dibacanya dilempar ke meja sebelah kanan nya hingga menyebabkan vas bunga cantik itu oleng, tanpa sadar aku sudah melotot karena terkejut akan sikap dinginnya. Pak erik hanya tersenyum menanggapi reaksiku...