Prolog

1.2K 139 14
                                    

Hanya karena aku seorang yang sama sepertimu.
Hanya karena aku selalu terlihat acuh.
Hanya karena aku selalu menutupi egoku.
Hanya karena aku seorang pria.
Dan hanya karena aku kekasih yang bersembunyi dibalik status sahabat.

Apa karena itu, aku diperlakukan seperti ini?

Mengemis perhatian bukanlah diriku.

Tapi bisakah sedikit saja, hargai aku walaupun aku hanya kekasih gaymu?

Bisakah sedikit saja, mengerti diriku walaupun aku hanya simpananmu?

Bisakah sedikit saja kalimat manis yang kau ucapkan kau buktikan?

Dan bisakah aku menjadi sespesial dia, dia yang menjadi istrimu.

Dan kenyataannya harapanku hanya bisa menjadi angan. Bukankah seorang simpanan memang seperti ini. Menjadikan anggan sebagai mimpi.

_______

Brakkkk

"Bukankah sudah aku katakan, jangan menatapku seperti itu jika aku mengundangmu makan malam dengan dia?!"

Selalu seperti ini?

"Aku menatapmu seperti apa?" Dan bodohnya aku malah bertanya padanya yang sedang dirundung emosi seperti ini.

"Tatapanmu, tatapanmu yang menggelikan itu!"

Mengelikan heh?

Aku hanya diam, bukankan selalu seperti ini?

Aku hanya simpanan, dan berharap lebih saat merasakan kebahagiaan itu hal wajar.

"Aku tidak suka jika dia mengetahui hubungan ini." Ujarnya seraya menggunakan dasinya.

Dia selalu terlihat tampan dan akan selalu terlihat tampan. Dan aku akan selalu terjatuh akan hal itu.

"Pergilah, istrimu pasti mencarimu." Ujarku seraya merapikan kekacauan yang telah dia perbuat.

"........"

"Jangan lupa soal rapat besok pagi, jika kau keluar tutup pintunya."

Mengapa aku bisa mencintanya, perasaan ini kenapa semakin bertambah?

"Hmmmmm."

"Titip salam untuk istrimu, kalau aku akan menerima ajakannya untuk makan malam lusa." Ujarku seraya merapikan rambutku.

Ini menggelikan.

"Titip salam pada istriku?" Tanya dia dengan nada remeh.

"Kenapa? Bukankah dia juga sahabatku?"

Aku kembali memunguti baju yang berserakkan, ini lebih bagus daripada harus menatapnya.

"Dan kau sahabat yang menjadi simpanan suaminya, atau sahabat yang menjalin hubungan dengan suaminya? Jahat sekali." Dia mamasang ekspresi yang selalu terlihat menjengkelkan.

"Jangan lupa kalau kau juga sahabatku." Ujarku seraya menghampirinya. Dia tetap terlihat menawan dari belakang.

"Jangan lupa ajakannya." Ujarnya seraya mengelus potongan leherku, dan sudah tertebak dia akan mengecup disana.

Cup

Karena aku tahu, dia bangga akan tanda yang dia buat disana.

"Mandilah, baumu sudah seperti ingin mengajakku kembali bergulat diatas ranjang." Ujarnya seraya mengacak rambutku.

Hei aku lebih tua darinya.

"Pergilah dasar otak terjepit paha." Gerutuku

BAAMM

Heiiiiiii
Saya bawa cerita baru.
Diharapkan tolong kasih VOMENT ya

Terimaksih sudah mampir 🙏

Jangan jadi SIDERS 😒

MUACHHHHHH

surabaya20072017

22.46

YOUR FRIEND OR YOUR AFFAIR?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang