"Siapa tau dengan sekarang lo benci sama gue, nanti lo akan suka sama gue."
***
"SAKAAAA, SINI GA LO! BALIKIN ITU PENSIL GUE!" Teriak Fanya sambil mendongakkan kepalanya, menatap Saka yang sedang berdiri diatas meja.
"Naik sini dong Fan, kita dansa diatas meja ini." Balas Saka dengan senyum manisnya.
Fanya menatap Saka dengan tampang jiji nya, "IDIH OGAH YA GUE! CEPETAN BALIKIN PENSIL GUE!" Balas Fanya masih dengan posisi tadi.
"Ya allah Saka lo pagi-pagi udah bikin dosa aja." Ucap Adit geleng-geleng kepala takjub dengan Saka.
Saka tersenyum kecil menanggapinya,"Ck. Pensil doang sih Fan, beli aja lagi. Ga nyampe ceban kan?" Tanya Saka mengacungkan pensilnya didepan wajahnya dan masih berdiri diatas meja.
"Nah itu lo tau, harganya ga nyampe ceban. Kenapa lo suka betakin pensil gue dan. Mobil yang ratusan juta aja kebeli. Masa pensil aja lo betak sih dan? Udah yaa balikin." Ucap Fanya mulai lelah
"Lama-lama lo kayak Bu Endang deh Fan, ngocehnya ga abis-abis. Udah ah gue mau kekantin dulu. Mau istirahat.mau makan. Biar kuat ngadepin singa betina kayak Fanya." Ucap Saka sambil mengantongi pensil yang telah diambilnya tadi.
Dilompatinya beberapa meja. Sampai akhirnya Saka berdiri diatas meja paling depan, dan langsung lompat ke bawah. Berjalan ke luar kelas menuju kantin dengan gaya santainya.
Sementara Fanya yang melihat kelakuan Saka hanya menghela napas panjang. Lelah. Mengapa ia bisa satu kelas dengan spesies sejenis Saka.
Fanya menatap nanar pensilnya yang telah dikantongi Saka.'Nyebelin' Batin Fanya.
***
Ketika sampai dikantin, Saka sudah disambut ketiga temannya.
Andra, teman sejak kecilnya.
Aldi, orang yang dibully olehnya saat SMP.
Fabian, makhluk yang ditemukannya saat ia berada di area balapan motor."Wuih. Gimana udah godain doinya?" Tanya Bian yang masih memasukkan keripik ke dalam mulutnya.
"Apaan sih lo?" Balas Saka sambil duduk menaikkan kakinya ke atas bangku.
"Lo tuh ya ka, kenapa sih suka banget godain si Fanya. Gue aja temen kelas sebelasnya godain dia yang sewajarnya aja. Nah ini elo hampir setiap hari ngambilin pensilnya Fanya." Ucap Andra serius.
"Bukan hampir ndra, tapi pasti." Balas Aldi sambil terkekeh.
Sementara yang ditanya hanya tersenyum tipis.
Saka juga tidak tau mengapa dirinya senang menggoda gadis itu. Dulu sewaktu kelas sepuluh, Saka tidak mengenalnya. Namun saat kelas sebelas Saka sering kali mendengar nama gadis itu. Karna Andra sahabatnya, satu kelas dengan gadis itu.
Andra yang tidak habis pikir dengan Fanya selalu bercerita bahwa Fanya memikiki otak robot. Dia sangat cerdas. Kemampuannya dibidang Fisika dan Matematika tidak bisa diragukan lagi. Disaat semua orang merasakan otaknya sudah panas dengan rumus fisika, lain halnya dengan Fanya. Gadis itu malah meminta Pak Tris menjadi guru privatnya.
Dan sekarang saat kelas dua belas jadi Saka sendiri yang sekelas dengan Fanya.Sementara ketiga sahabat-nya itu bersama di kelas XII-1.
"Lah ka, lo gila? Senyum-senyum sendiri gitu?" Tanya Aldi sambil mengibaskan tangannya didepan wajah Saka.
KAMU SEDANG MEMBACA
TASTE
Teen FictionNamanya Fasaka Dwi Azra. Sering di panggil Saka. Tingkahnya yang sangat begajulan membuat Fanya Zivanna Putri muak. Meskipun dirinya mengakui kharisma seorang Saka. Saat kelas X hidupnya merasa biasa saja. Saat kelas XI hidupnya mulai diwarnai d...