/1/
Saya mengerti semua akan berubah. Entah menjadi lebih baik atau sebaliknya. Tapi ada satu hal yang belum saya mengerti, perihal berubahmu yang tiba-tiba memutuskan untuk pergi. Katamu, ingin baik-baik denganku tanpa sebuah ikatan. Otak saya sibuk berfikir, apa saya terlalu buruk untuk bisa bersama denganmu? Apa keberadaan saya hanya seperti benalu, yang menjadi pengganggu?
/2/
Saya adalah seseorang yang paling merasakan perubahan kamu, sekecil apapun perubahan itu. Saya mengenal kamu bukan hanya sehari, seminggu atau bahkan sebulan. Jadi, jangan pernah berusaha berbohong agar tidak terlihat menyakitkan untuk saya. Saya bukan ingin menahanmu pergi, saya hanya ingin kamu berhenti bersembunyi dibalik alasan-alasan yang kamu beri. Saya akan jauh lebih merelakan jika alasan pergimu tentang rasa yang telah mati. Bukan dengan seribu alasan yang tidak saya mengerti.
/3/
Jangan membuat saya terlihat bodoh, dengan menunggumu kembali dan menepati segala janji. Saya tau itu semu. Saya tahu kehadiran saya sudah tidak diinginkan lagi, tetapi saya mohon beri saya waktu untuk mengubur kenangan yang pernah kamu buat. Kenangan yang lupa kamu bawa ketika kamu pergi.
/4/
Seperti inikah rasanya melepaskan seseorang yang saya kira akan setia menemani, sungguh ini bukan hal yang mudah. Saya tidak ingin kamu pergi, tetapi percayalah, saya benar-benar tidak memiliki alasan untuk menahan kepergianmu. Tidak bisakah kamu mengajari saya caranya melupakan secepat kamu melupakan saya?
/5/
Biarlah kini saya menjadi sekacau-kacaunya, melebur bersama air mata di dalam ruangan penuh debu yang menyesakkan. Pergilah, tidak perlu kembali dan berpura-pura peduli terhadap pedang berbungkus kecewa, yang baru saja kamu tancapkan. Yang jelas, ini tidak membuat saya baik-baik saja. Sebab, lukanya terlalu hebat. Pergilah, pedulikan saja kesehatanmu tanpa ada lagi saya yang bawelin kamu. Pedulikan saja dirimu tanpa adanya lagi saya disamping kamu. Pikirkan saja bagaimana caranya menurunkan egomu yang terlalu tinggi itu, agar ketika kamu menemukan rumah baru sebagai pengganti saya, ia tidak perlu merasakan sakit seperti apa yang saya rasakan saat ini.
Jakarta, 2017
YOU ARE READING
Kumpulan Rasa
Teen FictionBiarlah kata demi kata ini yang menjelaskannya, tugasmu hanyalah menjadi pembaca setia saja. . . Cover by: Poppy Aurelia N.