two

7 2 1
                                    

"Jadi gimana ceritanya lo bisa dianter pulang sama Reza?" tanya Raya saat Dela sudah duduk dibangku sebelahnya.

"Baru juga nyampe, udah dikasih pertanyaan."

"Udah buruan deh, mumpung Reza nya belum dateng."

"Ya gitu aja. Gue lagi jalan, trus dia bunyiin klakson, gue nengok, dia ngajak gue balik. Yaudah terjadi lah kita balik bareng."

"Udah? Gitu doang? Ih, gak ada sweet sweetnya."

"Yee! Emangnya lo maunya gimana?" tanya Dela balik.

"Ya kali aja. Lo lagi di gangguin preman, terus si Reza gak sengaja lewat dan nolongin lo. Udah abis itu dia nyamperin lo dengan muka khawatir sambil nanya 'lo nggak papa kan, Del? Gue anter balik ya.' lo ngangguk terus dirangkul sama dia kemotornya."

Dela mencebik malas. "Dasar ratu sinetron lo!"

"Bodo!"

Tidak lama setelah itu Reza datang bersama beberapa teman-temannya dan langsung duduk di barisan paling belakang.

Apa sih yang Dela harapkan? Reza tersenyum padanya, lalu menyapanya dan kemudian duduk disampingnya gitu? Mimpi kali ah!

Sebenernya Dela sudah mengagumi Reza sejak awal mereka masuk kuliah, bukan karena Reza itu ganteng dan most-wanted tapi karena Reza pintar dan sangat rajin salat.

Tapi, walau dia kagum. Dela tidak seperti wanita kebanyakan yang langsung mencari cara untuk mendekati Reza. Melirik Reza saja dia hampir tidak pernah, dari semua temannya hanya Raya yang mengetahui Dela mengagumi Reza. Itu juga karena Dela bercerita pada Raya.

"Ambil kesempatan yang dateng dong, Del!" ujar Raya tiba-tiba.

"Kesempatan apa?"

"Ya, kesempatan buat deketin Reza lah. Dari SMA kan lo kalo kagum sama cowok gak ada geraknya!"

"Bodo, gue gak mau pacaran ya!"

"Yee, yakin banget lo Reza bakal nembak lo kalo lo deketin dia! Nggak usah kepedean,"

"Sialan lo!" Raya terkekeh.

*******

Tidak seperti cewek kebanyakan. Yang dilakukan Dela dan Raya saat hari sabtu hanya bersantai bersama dirumah Dela atau Raya sambil bercerita tentang gebetan mereka. Ya, walau kebanyakan tentang gebetan Raya. Karena kalau dihitung-hitung gebetan Dela cuma 2. Satu waktu mereka SMA dan satu lagi ya si Reza Adrian itu.

"Kemaren gue ketemu cogan! Kakak tingkat kita di kampus, mukanya mirip sama Jefri Nichol. Tau gak lo?" ucap Raya.

"Tau, yang jadi Nathan kan? Ganteng dong! Ah, coba kenalin ke gue!" ucap Dela nyengir.

"Yee, enak aja. Itu jatah gue, kapan lagi dikampus ada cowok macam Jefri Nichol kan?"

"Ya kan gue juga mau kalo gantengnya kaya Nichol mah, siapa juga yang nolak?"

"Berisik lo, Del. Dapetin Reza yang biasa aja gak bisa. Apalagi Nichol,"

"Lah kok jadi ke Reza sih? Gue kan cuma kagum ya gak lebih. Berharap deket aja gak!"

Dela mengambil handphone yang berada dalam saku celana nya, saat merasakan handphone nya bergetar.

Reza Adrian: lagi dimana, Del?

Dela membaca kalimat itu berulang kali, tapi hasilnya tetap sama. Dia dapat pesan dari Reza Adrian.

"Lo kenapa?" tanya Raya bingung.

"Ini, si Reza nge-Line gue."

Raya langsung merebut handphone dari tangan Dela. Dan membaca pesan dari Reza.

"Wah, gue rasa ini anak suka sama lo, Del."

"Apaan sih lo! Gak usah ngarang dan buat gue terbang tinggi deh!"

"Nih, udah gue bales." ucap Raya seraya memberikan handphone ketangan Dela.

Adela Lestari: di rmh, knp za? mau main?

"Ih kok lo balesnya gini sih, Ray!"

"Lah emang kenapa? Benerkan?"

"Ya, nggak pake main juga kali."

"Udah nggak papa. Tunggu aja balesan dari dia."

Reza Adrian: besok ada waktu gak? Gue mau ngajak lo jalan.

Dela menutup mulutnya dengan satu tangan yang tidak memegang handphone.

Gue gak salah liat nih?

"Udah dibales belum?" tanya Raya. Dela langsung menyembunyikan handphone nya dibelakang tubuh. Takut-takut di rebut oleh Raya dan membalas aneh-aneh.

"Belum. Udah sana lo balik gih, Ray. Gue mau tidur lagi,"

"Ye, dasar kebo lo!"

"Biarin, bye!" Ucap Dela saat melihat Raya sudah keluar dari pintu kamarnya.

Dela melihat handphone nya sekali lagi. Reza bener-bener mengajak dirinya jalan esok hari. Harus jawab apa dia?

IrresistibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang