02. GARA-GARA RARA

13 3 0
                                    

Setelah di lihat, ternyata itu seperti kotak besar yang berkilau seperti emas. Dan seperti ada lubang aneh di atas tutupnya.

----- -----

Lubang itu seperti sebuah tempat memasukkan kunci atau semacamnya. Berbentuk lingkaran dengan terdapat cap berbentuk mata di tengahnya.

"Jul, apa lo berpikiran sama kayak gue?" tanyaku.

"Maksudnya, ini kayak tempat kunci buat ngebuka peti ini?" sahut Julian.

"Nah, itu dia. Kita harus cari cara buat ngebuka kotak ini, siapa tau kan isinya peninggalan bersejarah yang bisa kita jadiin proyek ilmiah di kampus," jelasku dengan merasa yakin kalau ada barang berharga di dalam kotak itu.

"Bener ju ... "

___ GUPRAKKK ...
___ KLONTANG ...
___ KLONTANG ...

Belum saja Rara menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba terdengar suara benda yang jatuh dari arah tangga dan terus turun ke bawah.

"Wah! suara apaan tuh?" ujar Yoga terheran.

"Kita cek keluar yok!" ajak Rara.

Kami pergi ke luar dari ruangan itu untuk memastikan dari mana asalnya suara benda yang jatuh tadi. Bagian demi bagian rumah kami soroti dengan senter, kami tidak menemukan sesuatu yang aneh di lantai dua. Lalu kami melanjutkan untuk menuruni tangga.

___ KLOTAK KLOTAK

Suara langkah kaki kami yang menuruni tangga terdengar menggema. "Ga, tadi itu suara apaan sih? Orang ga ada apa-apa," ucap Julian bingung.

"Lo itu jangan bilang gak ada apa-apa dulu, kita kan belum periksa semua," ucapku protes.

___ CRING ...

Mata kami menyipit ketika ada sinar yang berkilau terang dari bawah tangga.

"Duh, apaan nih silau banget!" ucap Rara sambil menutupi mata dengan tangan kanannya.

"Gua juga gak tau! Jangan-jangan ada sesuatu di bawah. Yuk kita turun!" seru Julian.

Kami memeriksa ke bawah. Sinar yang tadi mulai meredup dan lenyap.

Setelah sampai di bawah, kami terkejut karena menemukan benda seperti koin perak seukuran piring dengan terdapat cap berbentuk mata di tengahnya.

"Wah, ini gak salah lagi. I, ini sama persis dengan lubang yang di peti tadi kan? Coba kalian lihat!" ucapku dengan yakin.

"Hooh bro, lu bener. Bentuknya memang sama persis," sahut Julian.

"Minggir minggir, biar gue aja yang ambil," kata Rara sambil merebut hp yang sedang di pegang olehku.

Aku terheran-heran, kenapa benda itu bisa tiba-tiba muncul? Dari mana datangnya?

*

Rara mengambil benda misterius itu dan menyorotinya dengan senter. Lingkaran bola mata yang ada di tengah benda itu memantulkan pancaran sinar berwarna merah dan menerangi seisi rumah. Tetapi, lagi-lagi sinar itu hilang.

"Dit, udah aja kita masukkin ke lubang di atas kotak tadi. Pasti kotak itu akan terbuka," seru Rara dengan tatapannya yang tajam.

"I ... iya, iya Ra, ayo kita ke ruangan tadi," ucapku dengan terbata-bata.

*
*

Sesampainya di ruangan tadi, Yoga sedikit membersihkan debu di atas kotak misterius itu.

"Dit, ini kita bener nih? Udah yakin? Kalo terjadi apa-apa gimana?" keluh Julian dengan takut.

"Udah, gua yakin ini adalah penemuan besar. Kita pasti bakal terkenal nanti!" ucapku meyakinkan Julian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TREASURE BOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang