01. Surat Merah Jambu Yang Pertama.

65 7 0
                                    

Ketika pandangan pertama menunjukkan artinya.

-

Moka mematung bingung karena tiba-tiba saja ada sepucuk surat berwarna merah jambu hadir di dalam lokernya. Banyak siswa dan siswi yang bingung juga, gara-gara Moka diam seperti sapi ompong dan tak lupa mulutnya yang menganga.

Tangan kanan Moka segera mengambil surat merah jambu itu dan memasukkannya ke dalam tas dengan terburu-buru, serta tak lupa menutup lalu mengunci loker nya dan bersender sambil mengambil napas. Ekor mata Moka melihat pujaan hatinya yaitu Tiani, yang sedang berjalan sendirian menuju arahnya. Ralat, memang kelas Tiani lewat sini, jadi bukan berjalan menghampiri Moka yang sudah kegeeran.

Tiani berjalan santai menuju kelasnya tapi tiba-tiba sesosok makhluk yang paling Ia hindari datang, dengan menghadang jalannya menuju kelas. Dan itu membuat mood pagi Tiani selalu hancur.

"Tiaanii.. selamat pagi, assalamualaikum." kata Moka dengan wajah sok imutnya.

Kenapa makhluk astral ini selalu ada sih?! Batin Tiani.

Karena Tiani berdiam diri saja tanpa berniat untuk menyahut atau menjawab sapa Moka, Moka pun tersenyum riang. Moka suka Tiani yang galak.

"Jawab dong, kalo dijawab 'kan sama aja mendoakan diri kita sendiri." ujar Moka dengan jari telunjuk diangkat serta wajah sok tahu nya.

Tiani jengkel saat ini. "Berisik. Waalaikumsalam." jawabnya dengan galak.

"Yang ikhlas dong." goda Moka.

"Berisik banget sih!" bentak Tiani, lalu berjalan melewati Moka dan hampir menabrak bahunya.

Moka membalikkan badannya dan melangkah cepat mencekal pergelangan tangan Tiani, sehingga Tiani membalikkan badan otomatis.

"Tiaanii." panggil Moka dengan wajah sok misteriusnya.

"Apa?!" ketus Tiani.

Moka memberi isyarat pada Tiani untuk mendekat dengan menggunakan tangan kirinya. "Tiani, aku mau ngasih tau sesuatu."

Tiani berdecak malas dan memutar kedua bola matanya. "Apa? Cepet ngomong!"

"Sini dulu." Moka masih memberi isyarat pada Tiani untuk mendekat.

Sebelum mendekatkan kepalanya, Tiani menghembuskan napas lelah. Rasanya Tiani ingin melemparkan Moka dari lantai 2 ini, tapi sayangnya itu aksi tindak kriminal. Untung saja dosa, coba kalau tidak? Pasti Tiani telah melemparkan Moka dari lantai 2 dari dulu.

Moka mulai berbisik. "Rambut kamu wangi ya."

Tiana melebarkan mata dan menautkan alisnya. "Gila. Cepet mau ngomong apa?"

"Nggak jadi." ucap Moka. Membuat Tiani ingin melempar Moka sekarang juga.

Moka senang menggoda Tiani.

Dengan segera Tiani menjauhkan kepalanya dan mundur beberapa langkah."Ih! Sana lo jauh-jauh!"

Moka tersenyum jahil. "Yaudah aku pergi, tapi kamu jangan nyariin ya? Dadah." Sedangkan Tiani memainkan bibirnya jengkel.

Moka's LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang