Prologue

2 0 0
                                    

Hi guys, ehemm. Mungkin ini untuk kedua kalinya aku menulis di wattpad, hahaha meski untuk kedua kalinya tetap aja gak ada kemajuan dari cara menulisku ataupun cerita yang ku bawa. Aku harap kalian bisa menikmatinya :) jangan lupa vote n comment ya!! [unedited] maaf kalo ada kata-kata yang salah atau gak jelas.

Diatas adalah foto Molly ketika kecil (Nemu di google) tehee :p

Molly POV

Tes tes tes, sudah ketiga kalinya hujan dalam minggu ini. Kini jalan disebelahku telah ramai dengan wana warni payung orang yang berlalu lalang. Kudekatkan tanganku pada secangkir kopi dihadapanku, berharap mendapat sedikit kehangatan. Namun hanya dingin gelas kaca yang ketemui bersamaan dengan hela nafasku.

'tok tok' Aku menoleh ke jendela, dibaliknya berdiri seorang gadis dengan senyum lebar dan tangan melambai-lambai kearahku. Dia segera memasuki kafe masih dengan senyum lebarnya.

"Molly, kau meninggalkanku lagi" katanya berusaha menunjukkan wajah kesal. Aku hanya mengangkat kedua bahuku. Dalam hati aku tersenyum melihat wajah manyunnya. Dia melipat kedua tangannya tanda kesal, aku berusaha mendatarkan ekspresiku dan menawarkan gelasku padanya, tampak senyumnya kembali seraya mencicipi kopi dinginku.

"Yuck, molly seleramu buruk" katanya mengembalikan kopiku dengan muka tak suka. "Pahit sekali" imbuhnya.

"Benarkah? Aku rasa kopinya enak enak saja" Aku meneguk kopiku sedikit dan memberikan senyum kepuasan. Gadis didepanku mendesis, bak kucing disiram air. Kali ini aku tak bisa menutupi tawaku. Membuatnya semakin kesal, dan menjatuhkan badannya kekursi tak melihat ke arahku.

Gadid dihadapanku adalah sepupuku. Namanya Meka, dia masih berumur 18 thn, dengan mata berwarna biru dan kulit yang sangat putih. Ya, dia adalah blasteran inggris-indonesia, ibunya adalah orang Indonesia dan ayahnya adalah dokter dari inggris. Sedangkan aku adalah Molly, Molly Annisa. Aku juga berusia 18 tahun ini, dan kini besok adalah upacara penerimaan mahasiwa baru. Aku adalah tipe gadis biasa, yang tak terlalu bersosialisasi dengan sekitarku. Aku bahkan jarang menggunakan hand phone.

Meka menggesekkan kedua tangannya "Ini kafenya gila kali ya, udah hujan tapi acnya dinyalain" gumamnya. Aku tersenyum di sela bibirku, dia sudah seperti ibu-ibu bila kesal. Meka memanggil salah satu pelayan.

"Mau pesan apa mbak?" Kata seorang pelayan mengeluarkan notenya.

"Milkshake strawberry 1, sama donatnya dibungkus ya kak" katanya tanpa melihat buku menu.

"Meka kau terlalu sering makan donat" Cibirku. "Lebih baik daripada tante-tante yang minum kopi pahit" Dia menjulurkan lidahnya.

"Hee itu tidak sopan" Aku memasang wajah tersinggung seraya mencubit kedua pipinya. "Heee molly, lepaskan. pipiku nanti melar" Dia meronta ronta, berusaha mencubit balik pipiku.

"Tembem kan imut"

"No, itu kan kak molly aja yang kayak gluton" Aku terperanjat mendengar panggilan kecilku terlontar dari mulutnya. Sepupu – sepupuku selalu memanggilku dengan sebutan itu, karena mereka menganggap pipiku seperti bakpau. Aku bahkan tak tahu apa artinya.

"Kamu.." Aku langsung berpindah disofa sebelahnya, tanpa menunggu lama langsung menggelitiknya hingga gadis disebelahku tertawa terpingkal-pingkal. Oke, aku memang cukup pendek, ya mungkin sedikit pendek untuk ukuran gadis seusiaku. Aku tidak bisa menyalahkan orang tuaku karena gen nya, dan aku memang tidak suka susu. Rasanya geli di tenggorokan.

Kami berhenti ketika merasa banyak sorotan mata yang tak suka dengan kegaduhan yang kami buat. 'oke mungkin ini waktunya pulang'

Ketika pelayan tadi datang dengan pesanan Meka, kami segera menuju kasir dan keluar dari kafe. Di luar kafe aku dan Meka tertawa terbahak – bahak mengingat sorotan pengunjung tadi. Mungkin hujan ini sedikit menggeser letak otakku.

"Molly, besok jangan lupa hadir ya" Kami berjalan berdampingan dibawah payung yang Meka bawa.

"Besok?" Kataku mengingat-ingat.

"Issh, besok hari ulang tahun nenek kak" "Oh" Kataku meng–o panjang.

"Awas kalo lupa" katanya sambil menyipitkan air mata. Kami berhenti di halte dekat apartemen Meka.

"Molly aku duluan ya" Dia mencium pipiku lalu belari menuju apartemennya.

'besok akan jadi hari yang panjang' gumamku sambil menarik nafas. Sesenang – senangnya aku dengan perkumpulan keluarga. Aku pasti akan merasa canggung besok, sudah kesekian kalinya aku tak menghadiri perkumpulan keluargaku. Setelah Ayahku meninggal, aku jarang sekali pulang untuk bertemu dengan keluarga besar ayah. Hanya Mama dan adikkulah yang berkumpul dengan mereka.

Tak lama bus yang biasa aku tumpangi datang, aku bernafas lega ketika kudapati bus kali ini sepi. Biasanya aku harus berdiri selama setengah jam untuk kembali ke rumah kontrakku. Aku mengontrak 1 kamar kecil di daerah sini. Karena aku juga merantau dari tempat asalku.

Aku nyaris tertidur di bus, untung saja telpon dari mamaku membangunkanku.

"Lian, kamu besok gak kuliah?" Suara mama terdengar lirih dari ujung telpon.

"Iya ma, Lian besok libur" Kataku sehalus mungkin.

"Ha, besok ada kumpul keluarga di rumah Molly, kamu bisa gantiin mama gak? Besok adekmu harus periksa gigi jadi mama temenin" 'satu alasan lagi aku harus hadir' setelah menarik nafas panjang. Akhirnya aku meng-iyakan.

'ton ton' bunyi klakson bis tanda aku sudah sampai di rumah kontrakku.

"Ma aku matikan dulu ya, besok aku janji dateng deh"

"Iya, jangan lupa istirahat yang cukup" Katanya sebelum menutup telpon.

Aku turun dari bus langsung bergegas menuju kamarku.

"Kak Molly, selamat malam" Sapa Sean, anak pemilik rumah. Aku membalasnya dengan senyuman. "Malam Sean" Dia menyeringai dan kembali menuju dapur. Aku buka kunci kamar, melempar tas dan tubuhku ke kasur. Tak perduli untuk mengganti bajuku terlebih dahulu. Tak sadar mataku mulai berat, dan sedik demi sedikit kegelapan yang aku liat.

Aku harap kalian suka, maaf kalo monotone. Aku hanyalah penulis amatiran hiks hiks Jangan lupa komen, baik buruk pun aku terima : )

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You and PlumeriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang