Malam minggu,
Semua pasangan berkeliaran,
Bergandengan tangan,
Diatas sebuah kendaraan,
Yang berlalu-lalang di jalanan,
Apalah daya diriku,
Yang hanya mampu,
Mengenang semua kenangan,
Yang kemudian,
Berakhir menjadi sebuah kerinduan.Semua pasangan tertawa bahagia,
Merasa bahwa dunia ini hanya milik mereka berdua,
Apakah kalian tau saat ini aku sedang apa?
Jawaban kalian semua salah jika kalian mengira,
Bahwa aku sama seperti mereka,
Yang tertawa bahagia,
Karna sekarang aku sedang menahan sebuah luka,
Yang diakibatkan oleh kerinduan.Kita sering berjumpa,
Tapi sekarang kita beda,
Tidak seperti dahulu kala,
Dahulu kita sama-sama tertawa bahagia,
Dahulu kita terbiasa bersama,
Tapi sekarang kita sudah beda,
Karna kamu telah mengetahui satu hal,
Yang tak patut kamu ketahui,
Yaitu aku mencitai dirimu lebih dari seorang teman.Kamu tak pernah bisa menerima,
Bahwa aku yang mencintaimu,
Tak sempurna seperti gadis itu,
Yang sekarang selalu ada di dekatmu,
Dan kamu tau?
Di setiap malam minggu,
Aku hanya bisa mendengarkan sebuah lagu,
Dan menulis setiap kalimat dalam sajakku,
Dengan diselimuti sebuah rindu.Mungkin sekarang kamu sedang tertawa bahagia,
Tanpa memikirkan kejadian,
Dimana aku pernah melukiskan sebuah senyuman,
Dan selalu berusaha,
Agar kamu bisa bahagia,
Dan aku sangat yakin,
Bahwa kamu sudah melupakan itu semua.Menyakitkan,
Memang benar sangat menyakitkan,
Tapi apalah daya,
Aku hanya bisa menahan sebuah kerinduan,
Yang selalu menyelimuti kehidupan,
Dan yang selalu melukai perasaan.Aku memang berlebihan,
Tapi inilah kenyataan,
Tentang sebuah perasaan,
Yang selalu menyimpan kerinduan,
Kepada seseorang,
Yang dulu selalu melukiskan senyuman,
Di wajah yang sekarang,
Tengah berjuang,
Menahan kerinduan,
Di dalam kesendirian.
YOU ARE READING
Tentang kita
PoetryPuisi yang aku tuliskan di sebuah lembaran kertas tentang cara aku terluka.