Aku hanya seorang teman

70 1 0
                                    

Dihidupmu,
Aku hanyalah seseorang yang mendengarkan semua cerita sedihmu,
Aku hanyalah seseorang yang menemanimu disaat kamu merasa sepi dihatimu,
Dan aku tidak bisa diperlakukan seperti itu olehmu disetiap waktuku.

Dan bagimu,
Aku hanyalah temanmu,
Karna aku,
Bisa menemani harimu,
Disaat kamu merasa sepi dihatimu,
Aku bisa memberimu,
Sandaran di pundakku,
Agar kamu bisa menangis sepuasmu,
Dan memelukku sekuat tenagamu,
Sehingga aku menikmati dekapanmu,
Tapi apakah semua itu bisa berlanjut di kemudian waktu?

Waktu semakin berlalu,
Tapi kamu tetap saja begitu,
Menganggap diriku,
Hanya sebatas angin berlalu,
Yang kamu panggil saat kamu butuh,
Yang kamu anggap saat kamu sedang susah,
Dengan bodohnya,
Aku menerimamu begitu saja,
Karna aku rasa,
Kamu menganggapku bukan hanya sekedar teman.

Aku bimbang,
Karna perasaan ini semakin merajalela,
Aku memendam sebuah rasa,
Yang susah untuk aku ungkapkan,
Sehingga jiwa ragaku tersiksa,
Dan apakah kamu tau apa penyebabnya?
Semua rasa yang kumiliki itu disebabkan oleh kenyamanan.

Nyaman,
Sebuah kata yang disebabkan beribu alasan,
Dan intinya sama,
Nyaman selalu menimbulkan sebuah rasa,
Yang sering disebut cinta oleh para orang dewasa.

Tapi apakah kamu juga merasakan,
Apa yang selama ini aku rasakan,
Sebuah kenyamanan,
Dalam artian ingin mengungkapkan,
Sebuah perasaan,
Yang mendalam,
Dari hati yang terdalam.

Atau kamu hanya merasakan,
Bahwa kita hanya seorang teman,
Teman yang selalu ada di kesusahan,
Teman yang menemani di harimu yang membosankan?

Disaat aku dilanda kesedihan,
Aku butuh pelukan,
Tapi kamu tidak bisa memberikan,
Padahal hanya sebuah pelukan,
Yang tak seberapa harganya,
Dibandingkan air mata,
Yang sudah sering aku tumpahkan,
Karna kesedihan yang mendalam,
Disebabkan oleh kenyamanan,
Dibentuk oleh dirimu seorang,
Yang hanya menganggapku teman.

Dan semua yang telah kita lalui,
Hanya sebuah lelucon di hidupmu,
Karna hatimu kini,
Mungkin tidak seperti dulu lagi,
Yang terkadang menangis di pelukanku,
Entah mengapa aku merindukan,
Dekapan hangatmu,
Disaat luka yang sudah kamu lukiskan di hatiku,
Sangat membekas di ingatanku,
Dan aku selalu mencoba,
Mengingat dalam pikiranku,
Bahwa kita,
Hanyalah sekedar teman,
Hanya teman,
Dan hanya teman.

Teman,
Yang mudah melupakan,
Semua kenyamanan,
Semua pelukan,
Semua kehangatan,
Yang berujung kesedihan,
Tapi hanya hatiku yang merasakan,
Karna aku terlalu beranggapan,
Bahwa kita lebih dari teman,
Tapi kamu tak mau lebih dari teman,
Karna sekali teman,
Tetap teman,
Dan selamanya teman.

Tentang kitaWhere stories live. Discover now