PROLOG

42 4 0
                                    

Kini sinar matahari yang terik telah menyinari membuat siapa pun akan merasakannya. Terkecuali Rafa yang meski berada di dalam ruangan tapi bisa merasakan semangat membara di tubuhnya membuat keringat tercucur di wajahnya yang saat ini mendrible bola basket di hadapannya. Di lihatnya lawannya yang kini menghadangnya mengiring kearah ring. Rafa bergerak ke samping kiri untuk mengelabui lawannya, tapi lawannya mengetahuinya. Waktu kini tidak terlalu banyak, timnya harus mendapatkan 2 poin agar memenangkan pertandingan. Rafa mencoba sekali lagi bergerak maju kemudian berputar dan berhasil! "Tangkap Sat" ujar Rafa dalam hati. Seolah mengetahui apa yang di katakan Rafa, Satya yang setim dengannya menangkap bola yang di oper kearahya. Kini giliran Satya yang mengiring bola ke ring. Masih di luar garis pertahanan Satya kemudian loncat melakukan shooting* bola yang ada di tangannya. Semua mata penonton dan pelatih yang mendukung maupun dari pihak musuh memperhatikan bola yang kini melayang di udara itu. Di sudut ring ada tim lawan yang siap melakukan reboun. Dan 'CRAK'! Bola yang tadi di lemparkan dengan mulus masuk ke dalam ring. Terlihat dari luar lapangan para pendukung timnya besorak kegirangan. Satu timnya pun dengan senyum lebar menghampiri Satya yang kini mengepalkan tangannya di udara. Mereka berpelukkan bahagia. Kini kemenangan berada di tim mereka yang telah medapatkan 3 poin.

"Hebat!. Kau gak pernak mengecewakan." Ujar Rafa kepada teman semasa kecilnya itu.

Satya dengan senangnya hanya menjawabnya dengan senyuman. Sesama timnya pun memberikan pujian, begitu juga pelatihnya yang kini telah kembali membawa piala kemenangan untuk sekolahnya itu. Dan mungkin ini adalah piala kemenangan terakhir bagi mereka karena untuk kedepannya mereka akan lulus dari sekolah.

Setelah melakukan kemenangan dan juga mengucapkan terima kasih perpisahan kepada tim lawan. Dengan langkah ringan mereka menuju ruang ganti. Rafa mengaitkan tangannya di bahu Satya membentuk sebuah pelukan. Satya dengan senyumannya mendorong tangan temannya itu yang dipenuhi keringat. Mereka tertawa bersama dalam kemenangan yang mereka dapatkan.

"Kalian dapat izin 2 hari libur dari sekolah. Istirahatlah dengan baik. Hari ini terima kasih telah membawa nama baik sekolah kita. Dan Satya, kamu tidak pernah mengecewakan bapak. Kalian semua hebat hari ini. Sekian. Kalian boleh bubar."

Setelah mengganti pakaian dan mendengar instruksi dari pelatih. Satya sudah mengganti sepatunya lalu menaruh sepatu yang dipakainya selama pertandingan ke dalam backpacksnya.

"Kau gak akan telat kan? Apa rencanamu sekarang? Ntar aku mampir kerumahmu yah, dari pada suntuk dirumah." Tanya Rafa.

Mereka jalan keluar stadium basket menuju parkiran motor. Satya menaruh backpacksnya di bagasi depan motornya. "Acaranya juga malam, gak bakal telat." Jawabnya yang sambil mencari kunci motor yang sebelumnya dia taruh di kantong celana olahraganya itu. "Gak usah kerumah. Soalnya mau balik ke sekolah bentar tapi pulang dulu buat mandi." Lanjutnya.

Rafa yang kini telah menghidupkan motornya, melotot kearah Satya yang sedang memakai helmnya dan juga menyalakan motornya "Kau gila?"

Satya tersenyum melihat temannya itu. "Ini akhir dari masa sekolah kita. Gak lama lagi bakal lulus. Kalau kau tetap mau kerumah, tungguin aja di rumah sampe aku pulang. Kalau kau gak mau nungguin, ikut aja kesekolah." Katanya sambil berlalu.

"SEKOLAH LO GAK BAKAL LARI WOI." teriak Rafa melihat temannya itu kabur duluan. Satya hanya menjawab dengan klakson motornya. "SEKALIAN AJA LO NGINEP DISANA" teriaknya lagi dengan kesal. Dia benar-benar tidak mengerti pikirannya yang terkadang temannya itu menjadi antusias seperti orang gila dan sulit untuk di tebak jalan pikirannya.

***

"Nyusul juga akhirnya" Satya melihat Rafa dengan cekikikan yang kini duduk disampingnya.

"Mau gimana lagi, mau ngajakin yang lain juga pada punya urusan. Terpaksa nyusul kesini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Like A FossilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang