SH-4

5.9K 299 10
                                    

Sean•

'Cause I really don't care where you are
I just wanna be there where you are

Wanita di hadapanku tersenyum senang, melahap habis satu demi satu makanan manis yang terhidang di atas meja. Sesekali tangan jahilnya akan mengolesi hidung serta pipiku dengan krim dari kuenya, dan aku akan membalasnya dengan kecupan-kecupan ringan di sepanjang wajah.

Aku bahagia, aku dan dia, kami bahagia.

Aku seorang pembunuh, aku bekerja kotor, aku melakukan hal yang seharusnya tak dilakukan, dan aku menakutkan. Namun wanita itu menarikku masuk ke dalam dunianya, membuatku melupakan segala beban yang ada meski hanya sesaat.

Aku kira berada di dekatnya saja sudah cukup, namun aku tamak. Aku berharap dan menginginkan lebih darinya.

Hingga akhirnya aku tak pernah melepaskan mataku dari wanita itu, karena aku tau, bila aku lengah dan beranjak satu langkah lebih jauh dari seharusnya, dia akan menghilang.

Dan itulah yang terjadi.

I needed her to keep myself sane, she needed me because I was her one and only. We needed each other, and I have not a single clue what happened.

Aku tak tau apa yang terjadi, aku tak pernah mengerti. Dia menghilang begitu saja tanpa jejak, pergi dan tak pernah kembali, meninggalkanku yang menangisinya selama berhari-hari sambil menggenggam erat selembar surat yang ia tinggalkan.

[I'm not coming back, forgive me. I've done something so terrible.]

Apa yang membuatnya meninggalkanku? Apakah ada sesuatu yang tak memuaskan dariku? Apakah aku kurang memberinya perhatian? Apakah dia kecewa karena aku bukanlah Sean Evans yang orang-orang katakan?

Wanita itu milikku, hanya dia yang aku inginkan, satu-satunya orang yang akan membuatku memohon agar ia tetap tinggal di sisiku. Dia sempurna untukku, dan takkan ada satupun hal yang dilakukannya akan tampak salah di mataku. She was divine, and I couldn't have her.

Your love was handmade for somebody like me

Aku tau aku seorang pembunuh, aku harus menerima karma, dan cinta adalah hal terakhir yang akan pernah kumiliki. Namun wanita itu seakan tak peduli, ia tak takut dan tak segan, memberiku tatapan seolah perang pun akan dimulainya demi tetap bersamaku.

Namun tampaknya aku salah, aku berpikir terlalu banyak, berharap terlalu banyak, dan akhirnya rasa sakit yang aku dapatkan berganda berkali-kali lipat.

Aku mencoba berpikir kalau inilah yang terbaik. Ini hidupnya, dan dia berhak menentukan segala pilihan yang ada. Wanita itu sadar kalau aku tidaklah pantas untuknya, dia menginginkan seseorang yang sempurna, dan orang itu bukanlah aku. Maka dari itu aku harus melepaskannya.

She's been running through my dreams
And it's driving me crazy, it seems

Aku tak bisa melupakannya, segala sesuatu yang aku lakukan selalu mengingatkanku pada sosoknya. Mungkin karena dia selau ada di sisiku, dia selalu ada pada segala hal yang aku lakukan, segala pilihan yang aku putuskan, dia adalah segalanya.

Aku mencoba untuk melakukan hal baru dan berhasil mengeluarkannya dari benakku, namun hal itu berlangsung tak lama. Satu jam? Dua jam? Aku tak pernah menghitung, keseluruhan duniaku berputar disekelilingnya. Dan tanpa wanita itu, aku tak bermakna.

I tried hard, I really did, to leave behind everything about you, only to find out that I have been running in circles. You are stuck back in my head, and I have no way of getting you out.

Sexual HarassmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang