Rama memakirkan mobilnya di garasi rumah Salma. Malam ini ia berniat untuk menginap di rumah Salma dan menemani Salma maraton film.
Saat sampai di ruang keluarga, mereka menyapa ayah dan bundanya Salma terlebih dahulu dan pergi ke kamar Salma.
"Lo ke kamar duluan aja, gue mau ngambil cemilan di dapur". Salma berjalan ke dapur meninggalkan Rama yang berdiri di depan tangga. Rama menuruti perintah Salma. Ia menaiki tangga dan membuka pintu berwarna putih bertuliskan 'Salma's Room'.
Salma mengambil beberapa makanan ringan yang ada di dalam kulkasnya dan menuangkan minum di dua gelas besar.
Salma membuka pintu kamarnya dan menaruh makanan dan minuman yang ia bawa ke meja. salma menjatuhkan bokongnya di samping Rama yang sudah duduk santai menonton film.
Mereka telah hanyut ke dalam film yang mereka tonton. Jam sudah menunjukan pukul 00.00 tetapi mereka masih asik dengan film dan sesekali makan makanan yang di bawa Salma.
"Hoaam". Salma menutup mulutnya dengan tangan. Dan menyenderkan kepalanya di bahu kiri Rama.
Rama tidak masalah dengan apa yang dilakukan Salma. Toh mereka sering melakukannya.
"Kalau lo udah ngantuk mending tidur gih" ucap Rama.
Salma menggeleng, "Gue belum mau tidur, nanggung filmnya masih seru". Salma kembali menguap untuk yang ketiga kalinya.
*****
RAMA POV
"Dasar keras kepala". Aku mengumpat yang aku tau pasti akan didengar oleh Salma.
Aku kembali hanyut dalam film. Tiba-tiba suara dengkuran halus mengintrupsi pendengaranku. Aku melihat Salma. Ternyata anak itu sudah tidur.
Pantas saja dia tertidur. Dia bukan tipe orang yang mudah begadang. Kalaupun akan maraton film, kami akan melakukannya setelah sholat maghrib.
Aku menggendong Salma dan menurunkannya di kasur dengan perlahan. Aku menarik selimut menutupi tubuh Salma.
Aku tersenyum melihat Salma dan mencium keningnya dengan lembut. "Good night Sal" ucapku.
Aku mematikan tv dan membawa bungkus-bungkus makanan keluar untuk ku buang. Aku menutup pintu perlahan agar tidak mengganggu tidur Salma.
Aku masuk ke dalam kamar yang ada di samping kamar Salma. Kamar kak Andri. Aku merebahkan tubuhku disamping tubuh kak Andri tanpa persetujuannya. Saat aku akan menutup mata, kak Andri bangun.
"Salma udah tidur?"
"Udah kak, barusan aja dia tidur". Kak Andri mengangguk dan kembali tidur. Aku pun mulai menyelami dunia mimpiku.
Aku terbangun di pagi harinya karena suara Salma yang berteriak tepat di telinga kananku. Cewek itu selalu mengganggu tidurku setiap aku menginap di rumah ini.
Aku menutup telingaku menggunakan guling berharap tidak mendengar suara cemprengnya.
"Bangun! Udah ditunggu ayah sama bunda di bawah!". Teriaknya kembali.
"Iya-iya, lima menit lagi" ucapku masih menutup mata.
Dia memukul tubuhku dengan bantal yang tadi dipakai oleh kak Andri. Aku menyerah dengan kesadisan Salma. Aku menyingkirkan guling yang ku gunakan sebagai penutup telingan dan berdiri berjalan menuju kamar mandi setelah mengacak rambutnya dan mengatainya gadis cerewet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu Dia
Teen FictionMenjadi orang ketiga di sebuah hubungan itu benar-benar menyakitkan, tapi apakah mungkin aku menyebut diriku sebagai orang ketiga diantara mereka? sedangkan mereka hanya teman. Setelah kalian jadian aku akan perlahan melupakan dia untukmu. Janji.