Part 9

780 52 3
                                    

"Loh taukan gue" ujar Jessi

"Gue tau banget apa sifat loh Jes"

"Terus kenapa loh kasi lionti ini kepada gue"

"Maafkan gue Jes, gue emang salah, tetapi gue gak sengaja"

"Maafkan gue Jes"

Jessi tidak menjawab tetapi Jessi pergi kemarnya

"Jes" suara Prilly menyesal

"Tan apakah Jessi ingin memaafkan ku?"

"Kurasa iya, tetapi membutuhkan waktu soal itu"

"Tan saya mau kekamar Jessi dulu"

"Baiklah"

Prilly pun menghampiri Jessi

"Jes" ujar Prilly menyentuh bahu Jessi

"Gue minta maaf gue Jes tidak sengaja"

"Jes jawablah apa loh mau memaafkan temanmu ini?"

"Prilly sekarang kamu keluar gue mau sendiri"

"Tapi Jes"

"Cepat keluar" ujar Jessi dengan membersarkan suaranya

"Baik Jes"

Hari sudah sore, Jessi masih mengunci dirinya didalam kamar.

Prilly masih merasa bersalah dan Prilly menghampiri Jessi

"Tok tok tok. Jes!"

"Maafkan gue Jes"

"Maafkan gue"

Mama Jessi pun naik dan membujuk Jessi keluar

"Jes ayo keluar"

"Jes, mama khawatir kalau kamu masih didalam"

Papa Jessi pulang lebih awal papa Jessi melihat Prilly dan Vamna berdiri dihadapan pintu kamar Jessi. Papa Jessi menghampiri mereka

"Ada apa ini?"

"Jessi mengurung dirinya didalam kamar"

Mama Jessi, papa Jessi, dan Prilly membujuk Jessi keluar tetapi Jesai tidak menjawab

"Pa bagaimana ini"

"Om dobrak aja pintunya"

"Ide yang bagus"

Ketika papa Jessi sudah mendobrak pintunya mereka kanget

"Hah? Jes!!!" Suara mereka kanget

Bagaimana?

Kenapa ya Jessi sehingga mereka kanget begitu?

Terus ikuti part-partnya

Cinta Yang AbadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang