Malam ini seperti malam biasanya. Haris, Nisa, Roma dan Rizal duduk di meja makan dan menyantap makan malam yang telah tersaji. Bagi keluarga ini, makan malam adalah kegiatan yang penting, dimana waktu untuk sharing berbagai macam hal yang telah berlalu hari ini.
"Gimana butik hari ini Ma, rame?" tanya papa membuka pembicaraan
Keluarga ini memang punya kesibukan masing-masing. Haris, yang selalu ada di kantor. Nisa, seorang ibu rumah tangga plus seorang designer. Rizal, anak kuliahan yang jalan semester 2. Sementara Roma, baru masuk masa putih abu-abu.
"Gak tau pa, tadi Mama kesana cuma sebentar." Nisa meneguk air. "tapi pas Mama kesana sih rame, banyak yang pesan baju buat acara nikahan kayak seragam keluarga gitu pa, desaign nya juga orangnya pasrah sama Mama." lanjut Nisa
"Wah pesenan banyak nih Ma," celetuk Rizal
"Alhamdulillah zal, lagi musim kawinan. Oh ya Rom, baju kamu udah Mama taruh di lemari. Besok udah mulai di pake kan?"
"Iya Ma, makasih Ma" balas Roma yang baru mengunyah nasi terakhir nya
"Papa gimana sama kantor hari ini?" sekarang Nisa yang bertanya
"Seperti biasa Ma, besok papa juga ada meeting lagi, doain papa ya semua, semoga proyek papa yang menang." ucap papa meminta doa
"Aminnn..." balas Rizal, dan Roma bersamaan
"Pasti doa Mama menyertai papa" ucap Nisa mengulum senyum. Sementara Haris juga membalas senyuman manis istrinya tersebut
"Terus gimana kuliah sama sekolah kamu zal, rom."
"Kuliah ku gak ada masalah pa, cuma tugas-tugas mulu"
Rizal menjawab terlebih dulu
"Di kerjain zal, jangan cuma di tumpuk!"
"Iya iya pa, pasti aku kerjain kok. Aku gak mau ngecewain papa sama Mama."
"Nah itu bagus,"
"Kalau Roma tadi kayaknya ada masalah deh pa.. ma.." Rizal mengalihkan topik
"Hah? Masalah apa Rom? Kok gak cerita?" Panik Nisa
"Eeh.. enggak kok Ma, gak ada apa-apa kok pa" Roma menenangkan. Rizal yang ingin berbicara akhirnya di hentikan oleh Roma
"Kak Rizal apaan sih ka, orang gak ada apa-apa juga." kata Roma sembari memberi isyarat agar tutup mulut. Rizal pun mengerti isyarat yang diberikan adiknya dan memilih untuk diam
"Bener Rom?" tanya papa memastikan
"Seriusan pa, percaya deh sama Roma. Yaudah, aku ke kamar dulu ya pa, ma, nyiapin keperluan sekolah besok." Roma pun beranjak dari tempat duduknya dan mengambil langkah pergi dari meja makan
"Bye Ma, Pa. Kak, lo jangan ngomong macem-macem." Roma memperingatkan Rizal
Rizal hanya meledek adiknya.
"Beneran zal, gak ada apa-apa? " tanya Nisa
Rizal menggeleng tak tahu.
🍀🍀🍀
Roma memasuki kamar nya dengan menggerutu sendiri. Ia kesal kakak nya mencoba memberitahu papa dan mama nya masalah yang bagi Roma adalah hal sepele.
"Apaan sih kak Rizal, masa kayak gitu aja mau di bilangin ke papa sama mama, ya kali kalau gue anak SD baru pantes ngadu kayak gitu ke papa mama." Gumam Roma masih kesal
Tiba-tiba dering handphone berbunyi, panggilan masuk. Segera Roma mengangkat telepon itu.
"Halo Rom, gue Rayyan." suara di sebrang telepon
"Oh lo, ada apa yan. Kangen yak ma gue"
"Eh bushet, pd bener lo." Roma terkekeh mendengar balasan Rayyan. "Besok gue gak masuk, ada keperluan. Kalau ada pengumuman penting kasih tau gue yak, satu lagi sisa in bangku buat gue sebelah lo yak.." Rayyan memberitahu tujuan nya menelpon
"Lha lo ngapain gak masuk, besok kan hari pertama masuk sekolah setelah hari Mos. Lagian yah, iya kalau kita sekelas, minta sisa in bangku lagi." dumel Roma tanpa jeda
"Gue besok, harus ke airport jemput someone. Masalah sekelas atau enggak nya, lo percaya aja deh sama gue pasti kita sekelas. Pokoknya sisa in bangku buat gue yah, gue yakin lo gak mungkin pilih bangku belakang, bangku paling depan yah." perintah Rayyan. "Yaudah, makasih ya bro. Kita ketemu hari Sabtu. Wassalamu'alaikum" Rayyan mengakhiri obrolan nya tanpa mendengar jawaban dari Roma.
"Sial nih anak! belum juga gue jawab main tutup aja. Awalan gak pake salam, akhiran salam, Waalaikumsalam." Roma menggeleng tak mengerti.
Sebelah Roma selesai menyiapkan apa-apa yang dibutuhkan di sekolah besok, akhir nya Roma mengambil posisi untuk tidur. Mematikan lampu dan mulai mengerjapkan mata, ber komat-kamit membaca doa pengantar tidur agar tak terganggu oleh makhluk terkutuk syetan. Roma memulai mimpi nya.
🍀🍀🍀
Dicky, Candra, dan Lana. Trio rusuh, trio onar, trio masalah, itulah julukan mereka di sekolah. Begitu famous di kalangan guru dan siswa SMA Penerus Bangsa. Beruntung nya mereka terlahir dari anak orang yang berada dan juga memiliki wajah yang tak biasa, tak heran meskipun terkenal bukan kategori dari cowok yang baik-baik namun fans nya begitu banyak apalagi dari para remaja cewek."Bos, bagi ngapa tuh rokok, makan sendiri!" celetuk Lana
"Lo gak bisa bedain yah, mana makanan mana rokok! Rokok tuh di isep na, bukan di makan, bego banget jadi anak!" pekik Dicky yang merupakan bossy dari trio rusuh
"Tau nih anak, gak pinter pinter dari kemaren" ucap Candra seolah mendukung
Mereka seorang pelajar, apalagi mereka menduduki tingkatan senior, yaps.. kelas 12. Siswa lain mungkin kegiatan pada malam hari adalah belajar tapi lain hal dengan trio ini, nongkrong di warung kecil sambil menghisap rokok. Jika ada tawuran entah antar anak remaja ataupun antar warga, mereka akan dengan senang hati ikut serta merta. Begitulah pemikiran mereka jauh dari kata dewasa.
"Oh ya dick, tadi gue pas ngecek dia udah kabur" Candra membuang rokok yang tinggal putung nya saja
"Kayaknya ada yang buka in tuh pintu bos," timbrung Lana
"Ya iyalah na, ya kali tuh anak manjat kamar mandi atau dobrak pintu sendiri. Jelas ada yang nolong dia lah."
"Mending lo diem deh na, gak ngerti gue jalan pikiran lo" Candra mulai sebal
Lana hanya diam dan asik dengan hisapan rokok nya.
"Biar aja tuh anak, kita buat dia nyaman dulu, habis itu kita ganggu dia lagi." Dicky mengepalkan tangan, pandangan nya lurus ke depan
Candra dan Lana hanya mengangguk seolah mengerti maksud Dicky.
"Yuk cabut, udah malem." Dicky bangkit dari duduknya. "Pak kita ngutang, biasa belum cair." ucap Dicky enteng kepada pemilik warung yang menjadi langganannya lalu mengambil langkah pergi dari warung tersebut diikuti oleh dua anak buah nya, Candra dan Lana
"Astaghfirullah..." lirih sang pemilik warung
Sang pemilik warung hanya menggeleng dan mengelus dada nya. Bukan ingin membiarkan tapi pemilik warung sudah tahu kebiasaan remaja rusuh ini. Tetap membayar tapi tak tahu kapan, jika membantah trio rusuh akan memberontak dan semakin liar.
YOU ARE READING
Roma& Tika
Teen FictionCerita masa SMA tak akan pernah ada habisnya. Masa SMA, juga masa terakhir bagi seorang pelajar. Pada saat menjalaninya, akan ada berbagai warna dan rasa, entah berujung suka atau malah duka? Roma dan Tika akan tiba menyapa 😄