[1] Anak Baru

10 1 0
                                    

~NASHA POV~

Aku berlari dari gerbang menuju kelas untuk menemui Annis di kelas. Tak salah juga aku dikejar kejar fans ku, maksudnya orang yang suka sama aku, tapi aku jijik sama dia.

"Nasssshhhhaaaa!! Anjir! woiii! tunggu!" Laki laki aja perasaan teriak cempreng gitu:v .
Aku membiarkan dia mengejar. Saat sampai dikelas, aku langsung menutup pintu kelas supaya dia kejebak, Anjayy.

Kubiarkan dia membuka pintu kelas sendiri.

"Haii," Fathir menyapaku saat aku menyiman tas.
"Juga," Jawab ku sambil menyusuli Annis di pojok kelas.

"Annisss!" Panggilku.
"Suara lu nge-bass, Nash" Kata Annis.
"Mungkin besok Gua Flu." Pikir ku.
"Mau?" Annis meyakinkan. Aku menggeleng.

"Eh, Nasha, Btw si Fathir ngeliatin lu mulu njayy," Kata si Annis. Aku langsung mengarahkan penglihatan ku.
"Biarin, mungkin dia suka sama gua," Feeling ku dengan menyebutkan agak keras.
"Jangan ngarep lu! mentang-mentang dia ganteng sama pinter," Annis tidak kalah diam.

"Anjir, liat aja nanti," aku bingung. Apa Annis suka sama Fathir? wahh saingan dong.

-----------------Yakin?Yakin?Yakin?--------------------

~AUTHOR POV~
Sudah beberapa detik yang lalu, bel upacara sudah berbunyi.

Lima sekawan Vanda, Tamara, Rista, Putri dan Nisa, sedang bersantai santai di kelas.
Dan tak lama, Diat, sang ketua kelas memasuki kelas.

"Woyy udah Upacara! keluar cepett! ibu ibu tukang gosip, kalian!" Teriak Diat.
"Aduh, beb, bentar dulu napa," Putri, yang nyatanya suka sama Diat ini, akhirnya melawan Diat.

"Apaan si lu! cepet keluar! gua bilangin bu Susi siahh!" Ancam Diat.
"Syi'ah gitu, jangan siahhh, kagak seru ntar," Cegah Rista
"Bacot lu Ris! Udahlah yuk keluar!" Ajak Vanda.

Akhirnya, semua sudah terkumpul di lapangan upacara, dan upaca pun segera dimulai.

"Yang pendek depannnnn!!" Teriak Shifa.
"Annis, depan sono! lu pendek!" Canda Nasha.
"Anjirr! gua pendek? Parah lu sama sahabat sendiri, tinggi gua 157 Coii!" Bantah Annis.
"Gua 163, si Vanda tuh! 168! Jauh beda ama lu!" Kata Nasha kesal.

"Yang tidak Pakai Topi, silahkan ke Depan!" Kata Pak Hasan.

"Rafi, Fajri, Daffa, Nisa, Vitha, kedepan sono! kalian kagak pake Topi, Dasi pula!" Usir Diat.
"Lu cocok jadi ketos, Yat!" Kata Fathir agak kencang.

-----------------Yakin?Yakin?Yakin?--------------------

50 menit kemudian, upacara pun selesai. Semua murid berhamburan masuk ke kelas masing masing dengan sangat Disiplin, Begitu pula dengan anak kelas 12-A yang perilaku nya seperti anak SD itu.

"Kok, Gua Pusing? Auu kepala guaa," Raihan meringis kesakitan.
"Vandaa!! Tu Pacar lu, ehh emm itu si Raihan sakit kepala, Butuh nafas buatan!" Teriak Rafi.

"Sakit kepala kok butuh nafas buatan? kagak nyambung banget si lu!" Vanda melawan.

"Keadaan kayak gini malah dibecandain, mana sih Sie kesehatan?? lagi gawat juga!" Bentak Ayla tidak tahu.

"Ya gua," Vanda memasrahkan semua yang ada.

"Yaudah atuh, bawa ke UKS." Pinta Diat.
"Ekhemm ekhemm, duh." Sindir Shifa.
"Anjayy, gua keselek biji durian," kata Dani pula.

"Siapa suruh makan Durian? Anjasz!" Teriak Vanda.
"Annis bantuin napa! lu sie kekuatan juga!" Bentak Vanda lagi.
"Sejak kapan ada sie kekuatan? mimpi lu! iyaiya gua bantuin mumpung baik." Jawab Annis.
"Badan lu kan gede, wuahaha"

Yakin? [LDR]Where stories live. Discover now