Chapter 2 - Clumsy Girl

91 10 12
                                    

Mataku menatap kosong dari lempengan kaca tipis berbingkai besi. Kain putih melambai seiring semilir menerpa. Langit kala ini dinodai rona jingga kemerahan.

Sementara itu aku masih sibuk dengan buku-buku tugas di hadapanku. Angka, huruf, rumus, semuanya campur aduk dalam kapasitas otakku yang tidak besar.
Jarum jam dinding telah bertemu dengan angka 5, namun masih betah sosokku terpatri pada lembaran memuakkan ini. Membolak-balik satu demi satu kertas dan menatapnya lekat.

“[Name]-san?”

“HUWAAAAA!!” Kaget membuat tanganku menyenggol botol air mineral di atas meja, membuat isinya tumpah membasahi buku-buku yang tidak ada salah apa pun. Terutama buku tulis yang belum selesai kuisi. “Tugas-tugasku!!”

Kujepit bagian tepi buku dengan jemari dan mengangkatnya ke udara, semuanya basah kuyup. Apa artinya aku harus mengulangi dari awal? Sepertinya aku hendak menangis saja.

“Maaf, aku tidak bermaksud mengejutkanmu…” kuangkat wajah dan mendapati sosok bersurai biru keunguan dengan tatapan nanar mulai khawatir. Dia segera mendekat ke arah bangku tempatku duduk.

“Tidak apa-apa, Aiba-san. Aku memang ceroboh, jadi yah… beginilah jadinya.” Sebisa mungkin aku tak ingin membuatnya khawatir soal kejadian ini. Aku tak mau kalau dia sampai membenciku nanti.

“Tapi aku merasa bersalah…” Pemuda bernama Aiba Rui itu tertunduk menatap prihatin kertas basah di atas mejaku. Namun air mukanya tiba-tiba berubah, seolah bingung. “Aku tidak ingat ada PR matematika…”

“Oh, ini bukan PR. Ini tugas karena aku tidak punya kegiatan klub yang bisa diikuti setelah pulang sekolah. Sensei terus saja mengeluh soal aku.” Jawabku.

Sepertinya Rui masih belum puas dengan alasan tersebut. Dia memasang pose berpikir dan sementara ujung jemarinya mengusap dagu. “Bukannya lebih mudah jika kau mengikuti kegiatan klub?”

“Itulah masalahnya, Aiba-san…”
Maniknya mengerjap berulang-ulang. Pasti masih tidak punya pikiran apa pun tentang keadaanku yang luar biasa mengenaskan ini.

“Tidak ada satu klub di sekolah ini yang mau menerimaku…” sambil menggaruk pelipis, aku menceritakan segudang kecerobohanku. Mulai dari menjatuhkan patung klub seni, catatan lari paling buruk di klub lari, perabotan yang kuhancurkan di klub literatur, dan masih banyak lagi.

“Dengan kata lain… kau sudah mencoba masuk di setiap klub di sekolah ini?”

Aku mengangguk mantap, entah hal itu patut dibanggakan atau tidak. Kurasa perasaanku sedih bercampur bahagia dengan rekor yang kuciptakan sendiri.

“Tapi aku tidak ingat kau pernah masuk klub pengantar sebelumnya…” Rui masih mengusap dagu sembari mengingat-ingat sesuatu.

“Klub pengantar…? Pfffftt… namanya aneh!”

/////

Esoknya, perkataan Rui terus terngiang dalam benak. Ajakannya itu memang membuat hatiku senang, tapi… kalau aku mengacau lagi mereka pasti akan menendangku dari klub. Dan bahkan membenciku.

Ocehan guru yang sibuk mengukir papan tulis dengan kapur sama sekali tak kuusik. Walau suaranya kian meninggi, aku malah mencoret-coret selembar kertas. Berusaha mencari kesibukan yang tak bermakna.

Sampai sosok itu muncul pada bingkai kaca yang memisahkanku dengan dunia luar…

Pemuda yang kutemui beberapa hari lalu di atap sekolah. Yang mampu membuat debaran jantung meningkat. Dia tengah berlari bersama seorang lagi bersurai oranye cerah. Dan…

Dikejar belasan—tidak, puluhan gadis yang berseragam sama. Pasti dia cukup disegani di sekolah ini.

Sesekali terdengar luapan tawa dari sosok bersurai hijau itu, seolah amat menikmati aksi kejar-kejaran dengan kerumunan berbeda gender tersebut. Lain cerita dengan pemuda yang dia tarik lengannya, lebih kewalahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

By Your Side [Nomura Eru X Reader] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang