Satu

270 15 10
                                    

Yong Junhyung menatap ke sekeliling. Atensinya kini tertuju pada sekelompok mafia di sudut ruangan. Remang cahaya dan suara hentakan musik yang menggema tak membuat dirinya tidak mendengar teriakan sombong dan menjijikan dari sudut tersebut.

Cih, menyebalkan.

Lalu perhatiannya teralih pada dua sosok pemuda yang tengah berdiri di belakangnya dengan tatapan terkesima. Ia tersenyum miring. Polosnya.

"Jadi ini namanya dunia malam," namja dengan tubuh mungil itu bersuara, menyuarakan kekagumannya.

Tak banyak yang ia tahu dari dunia luar. Ia hanyalah anak rumahan yang dikekang habis-habisan. Dia--Yang Yoseob, yang kehidupannya hanya berputar pada pelajaran, buku dan otoritas orangtuanya.

Sementara namja tinggi di sebelahnya, Son Dongwoon. Mahasiswa tingkat akhir yang butuh banyak uang untuk segala persiapan kelulusannya. Ia pemuda kalangan bawah dan seorang yatim piatu.

Dan ... Yong Junhyung? Dia adalah pejudi hebat dan terkenal di Seoul. Hampir setiap malam dia datang ke club ini untuk menantang beberapa mafia kaya.

Dan club ini seperti rumah keduanya.

Di sini, ia bertemu dengan wanita yang amat dicintainya dan juga seorang pemuda yang dianggapnya sebagai saudara. Klise. Namun begitulah kenyataannya.

Arah atensinya terpaku pada sesosok bartender yang tengah sibuk meracik minuman dengan ahli. Dia Lee Gikwang.

"Hey bro!" Teriak Junhyung sambil menampilkan smirk andalannya.

Gikwang menoleh sambil tersenyum. Menampilkan deretan gigi putihnya yang berjajar rapi.

"Yooo~ Junhyung-ah!" ia menyambut Junhyung yang sudah duduk di hadapannya. Sesaat ia menatap bingung pada dua orang namja di belakang Junhyung. "Nugu?"

Junhyung meringis sebelum menjawab. "Mereka berdiri di depan club dengan wajah begitu. Makanya kubawa kemari. Kau tahu sendiri kan? Tampang mereka itu yang paling gampang dikelabui. Aku khawatir pada mereka." jawab Junhyung sambil mengangkat bahunya. Tangannya meraih sebotol vodka lalu meneguknya.

Sementara dua orang yang tadi jadi objek pembicaraan tersenyum canggung dan membungkuk.

"Annyeonghaseyo, aku Dongwoon."

"Aku Yoseob. Senang bertemu denganmu,"

Gikwang tertawa melihat dua orang yang dibawa Junhyung kemari begitu polos. Benar apa kata Junhyung, mereka ini mangsa empuk bagi para mafia untuk diperbudak.

"Baiklah baiklah, silakan duduk. Jangan memperlakukan Junhyung seperti bos begitu. Dia bisa besar kepala," ucap Gikwang ramah. "Aku akan membuatkan jus untuk kalian berdua." tambah nya lagi.

"Ahh!!! Junhyung-ah! Aku baru ingat, Hyuna tadi mencarimu,"

Junhyung mengerutkan keningnya bingung. "Dia sudah pergi?" tanya nya pelan.

"Belum, dia ada di kamar 306. Temuilah dulu, mereka berdua biar aku yang awasi," ucap Gikwang pelan.

Junhyung mengangguk. "Kalian di sini dulu, aku akan segera kembali."

Ia menghela napas sebelum melangkah pergi.

"Chaaa, tunggu sebentar ya. Aku akan buatkan jus untuk kalian."

Dongwoon dan Yoseob mengangguk patuh.

***

Junhyung menghela napas sesaat sebelum membuka pintu di hadapannya. Tidak dikunci. Junhyung akhirnya masuk dan menemukan seorang yeoja tercintanya tengah terduduk, menunduk di atas ranjang.

DANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang