Dua

211 11 10
                                    

"Apa maksudmu?"

Dujun menampilkan smirk-nya. Ia merangkul Yoseob dan Dongwoon dan tersenyum miring. "Kebebasan dan uang. Kalian bisa dapatkan itu dariku."

Ah. Junhyung ingat. Namja di depannya ini pernah bermain judi dengannya, dan Dujun kalah. Ia tak tahu apa tujuannya menawarkan hal seperti itu. Tapi kalau dipikir-pikir, bergabung dengan mafia sekelas Dujun bisa mempermudahnya untuk membalaskan dendamnya. Terutama pada pria gila yang membunuh kedua orangtuanya bernama Park Chung Min itu.

Junhyung menampilkan smirk-nya. Dengan satu anggukan kepala, ia menerima tawaran Dujun.

Ia tahu betapa bahaya yang menanti dengan keputusan yang ia buat. Tapi melihat peluang yang ditawarkan Dujun, ia takkan ragu lagi. Kali ini ia akan membuat jalannya sedikit lebih mudah, meski nasibnya belum bisa diprediksi selanjutnya.

Gikwang, Yoseob dan Dongwoon hanya bisa diam tak bersuara. Seolah ikut mendukung keputusan yang telah dibuat Junhyung.

***

"Siap?"

Dujun menginterupsi dan menatap Junhyung dengan tatapan bertanya. Junhyung mengangguk dan kembali terfokus pada target yang ada di depannya.

"Usahakan untuk tidak melukai anak itu, Gikwang-ah." Gikwang mengangguk dan bersiap dengan peralatannya. Ia mulai mempersiapkan Cheytac M200 yang sudah disediakan oleh Dujun. Ia tersenyum miring saat melihat bayang-bayang targetnya di gedung seberang.

Menjijikan. Apa yang dilihatnya benar-benar membuatnya jijik. Pria gila tua bangka itu menyetubuhi anak angkatnya sendiri. Perempuan muda yang masih berusia dua belas tahun.

"Yah, dia memang pantas mati." Yoseob geleng-geleng kepala saat melihat pemandangan tidak senonoh yang tertangkap retinanya.

"Untung Junhyung lebih memilih cara seperti ini untuk menghabisi pria menjijikan itu. Kalau tidak, aku akan benar-benar muntah melihatnya secara langsung begitu." Gikwang berucap sambil mendesis. Sedetik kemudian ia kembali fokus, menempatkan senapan itu pada meja di depannya. Ia menampilkan smirk-nya. Mati kau!

Dor!

Suara tembakan terdengar bersamaan dengan bayangan yang ambruk. Tepat di kepala. Tak sia-sia Gikwang mempelajari semuanya selama dua tahun.

Noname

Dia sudah mati. Terima kasih, Black Bougenville.

Dujun tersenyum saat menerima email masuk ke dalam ponselnya. "Mission complete."

Ya. Mereka memang pembunuh bayaran. Dujun merekrut Junhyung dan lainnya untuk melakukan pekerjaan ini. Ah tidak. Bukan hanya membunuh, mereka juga bisa menghancurkan hidup orang-orang jahat yang merugikan orang lain.

Yoseob dilatih sebagai petarung jarak dekat. Meski badannya kecil, tubuh namja itu sangat kuat. Ia juga sangat gesit. Gikwang sendiri dilatih sebagai sniper handal. Sementara Son Dongwoon bekerja di balik layar. Dia adalah hacker yang biasa melumpuhkan segala sistem pertahanan dan segala macam kode-kode rumit dengan segala kecerdasannya.

Junhyung adalah ahli strategi. Ialah yang mengatur aksi agar sukses tanpa masalah satu pun yang tertinggal.

Dujun? Dia adalah bosnya. Dialah yang mengendalikan organisasi Black Bougenville. Organisasi yang diizinkan pemerintah karena organisasi yang dibuat Dujun ini juga membantu pemerintahan dalam mengeksekusi semua penjahat pemerintahan.

Laki-laki tua menjijikan itu pun salah satunya. Dia koruptor kelas kakap yang menjabat di pemerintahan tingkat pertama.

"Hyung! Ada black email masuk!" Dongwoon tiba-tiba menginterupsi ke empat namja di dalam ruangan yang tengah menatapi dalam diam ke arah gedung targetnya tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang