Pagi ini adalah hari pertama aku memasuki tahun ajaran baru dalam jenjang Perguruan Tinggi. Aku harap, ditahun baru ini aku benar-benar bisa fokus untuk melihat masa depanku tanpa harus melihat kebelakang lagi. Melihat apapun yang sudah menjadi masa laluku, terutama mengenai dirinya. Sudah cukup 3 tahun ini aku menutup pintu hatiku. Aku ingin membukanya kembali untuk seseorang yang memang pantas dan bisa membuka hatiku ini.
Hari demi hari kulalui dengan sempurna. Aku yakin hati ini mulai sembuh dari luka dimasa lalu dan siap untuk membuka kembali pintunya untuk orang lain yang ini memasukinya. Tak terasa satu bulan sudah aku berada di kelas ini, kelas yang jumlah murid laki-lakinya lebih banyak dari murid perempuannya. Aku merasa nyaman dengan keadaan ini, aku harap aku dapat menemukan orang yang tepat untuk kembali mengisi kekosongan hati ini.
Pada bulan ketiga aku kuliah disini, aku sudah mulai akrab dengan semua laki-laki dikelas. Yap, aku fikir itu hal yang baik untuk aku. Entah baik dalam hal apa nantinya, yang terpenting aku menganggap hal itu adalah hal yang baik untuk kedepannya. Pada semester kedua ini, ada seseorang laki-laki teman kelas aku yang sepertinya mulai mendekati aku. Mungkin dia hanya dekat karena kebetulan kami satu kelompok saja selama 1 semester ini, kataku dalam hati.
Namanya adalah Dimas. Sosok laki-laki yang akhir-akhir ini terlihat dekat dengan aku. Bukan hanya dalam jam kuliah saja, namun diluar itupun juga demikian. Pada saat dikelas, dia sering memberikan perhatian kecil padaku. Dia sering terdiam sembari menatapku dengan penuh senyuman. Perlahan namun pasti, setiap hari dia selalu menghubungiku. Dia selalu mengirimi aku kata-kata penuh isyarat yang tak ku ketahui apa maksudnya.
Satu bulan berikutnya, aku sudah dekat dengan Dimas dan ada hal aneh yang terjadi pada hati ini. Hati ini mulai merasa nyaman dan bahagia saat di dekatnya. Entah kenapa semenjak ada Dimas, hati ini sudah tidak hampa lagi, bahkan hari-hariku kini sudah berwarna kembali. Kebahagiaan kecil yang dia berikan padaku, membuatku mampu merasakan indahnya dunia ini kembali. Kini, senyuman tulus selalu terukuir di bibirku ini. Senyum kebahagiaan yang sederhana karena dirinya. Hari demi hari ku lalui dengannya. Kedekatan ini menjadikan aku lupa akan luka dimasa lalu yang telah sukses dibuat oleh seseorang yang pernah membuatku bahagia juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA MASA LALU DAN MASA DEPAN
RomanceHari pertama memasuki jenjang pendidikan Perguruan Tinggi, aku berharap bisa memulai kehidupan baruku tanpa melihat masa lalu. Masa lalu yang sukses membuat hidupku hancur berantakan. Membuat aku sempat merasakan kehilangan yang teramat dalam dan me...