Memori

147 10 6
                                    

Namaku Cindy Paramita Putri atau lebih dikenal dengan panggilan Cindy, di kota ini saya dan keluarga kecilku tak memiliki sanak keluarga dekat yang berhubungan darah. Saat mudanya papahku ditugaskan di kota ini, kota yang jauh dari kampung halamannya dimana ia tidak memiliki siapapun yang ia kenal, dan di kota ini pula ia bertemu dengan mamahku. Mamahku juga hanyalah anak rantau dari provinsi sebelah yang mengadu nasib ke kota ini, kota dimana saya dilahirkan dan dibesarkan hingga berumur 17 tahun. Awal kedatangan papah ke kota tak mengenal siapaun, ia hanya mengetahui sekilas tentang kota ini karena tak terlalu terlihat dari luar, tak banyak yang tahu mengenai kota ini dan tak banyak pula informasi mengenai kota ini pada saat itu, hingga ia bertemu dengan atasannya yang kebetulan berasal dari daerah yang sama dengan papah dan menawarkan tempat untuk papahku bernaung. Beliau adalah orang yang selama ini sering kusebut dengan panggilan kakek, beliaulah yang selama ini menggantikan peran kakek kandungku, orang yang selalu menemaniku dan mendengarkan keluh kesahku selama ini, yang merawatku dan menyayangiku sebagaimana cucu kandungnya sendiri. Walaupun kami telah tinggal terpisah hubunganku dan kakek tidak putus, hampir tiap akhih pekan saya akan berkunjung dan menginap disana untuk menghabiskan akhir pekan, sayapun sangan dekat dengan cucu-cucu kandungnya jika dilihat sekilah hubungan keluargaku dan keluarga beliau layaknya keluarga yang terikat hubungan darah namun faktanya kami tak memilki hubungan itu. Hubunganku dengan beliau bisa dibilang sangat dekat bahkan melebihi kedekatanku dengan papah dan mamahku kerena sedari kecil ketika kedua orang tuaku bekerja saya lebih memilih menghabiskan waktu bersama beliau yang pada saat itu telah pensiun. Kata keluarganya sejak kecil saya tidak ingin pisah dengan kakek bahkan sering mencari perhatian kakek dengan cara apapun termasuk berpura-pura menangis, jatuh bahkan terkadang berulah dengan menjahili cucunya agar mendapatkan perhatian dari kakek. Sungguh saya tak bisa menahan tawa saat kami semua berkumpul di rumah kakek dan bercerita mengenai masa kecil cucu-cucunya. Kakek memiliki 7 cucu dari anak-anaknya ditambah 5 dari anak angkatnya termasuk ayahku dan 4 orang lainnya. Rasa bahagia kembali menjalar ke relung hatiku ketika mengingat kenanganku bersama kakek yang kini sudah tenang dan menyisakan banyak kenangan indah untuk ku kenang. Namun setiap bahagia selalu disertai oleh rasa pahit, tak semua selalu bahagia ada kalanya kita akan mengalami yang namanya kesedihan dan keterpurukan dan saya telah mengalami semua hal itu. Beliau telah berpulang tepat 4 tahun pada hari ini, masih jelas dalam benakku sosoknya yang tegas dan bijaksana saat itu telah terbujur kaku dihadapanku dan seluruh keluarga, mencoba untuk tergar, nehan air mata yang telah terbendung agar tak tumpah dihadapan semua orang dan mengikhlaskan kepergiannya untuk selamanya dan membiarkan ia tenang dalam kedamaian.

Flashback

Beberapa hari belakangan ini entah mengapa perasaanku selalu tak karuan namun selalu kuabaikan tak ada firasat apapun hingga tiga hari yang lalu secara berturut-turut saya meminta untuk bertemu dengan kekek, padahal saya telah bertemu dan berseda gurau bersama kakek dua hari sebelumnya. Keluargaku mengabaikan permintaanku saat itu, karena jika sesuai jadwal akhir pekan saya akan bertemu dengan kakek secara rutin.

"Mah, Cindy ke rumah kekeknya sekarang aja yah," rengekku ke mamah waktu itu.

"Tunggu dua hari lagi yah, kan akhir pekan ini kita semua akan ke sana mengunjung kakek dan nenek," kata mamah tak menghiraukan ku dan tetap melanjutkan pekerjaannya.

"Ayolah mah, besok aja yah janji deh gak lama-lama cuma mampir bentar abis pulang sekolah, ntar gak usah jemput pulangnya bareng apip aja yah mamah jemputnya di rumah kakek aja," bujukku ke mamah sambil terus merengek.

"Gak usah yah nak, Cindy sabar yah nunggu dua hari lagi buat ke rumah kakek," kata mamah lagi dan akhirnya saya menurutinya sebagai anak yang baikkan harus patuh pada orang tua kan yah.

Oh ia, Apip adalah cucu pertama kakek yang bersekolah di sekolah yang sama denganku, Apip adalah juniorku di sekolah namanya Muhammad Afif, Cuma sering ku panggil Apip, penggilan kesayangan dari aku itu. Apip itu punya dua adik satu cewek namanya Anisya Lizardi hobinya brantem mulu sama apip, satunya lagi cowok namanya Farid Hidayat csnya apip nih buat resein Anis yang gak ada komplotannya, ialah gak ada orang Anis anak cewek sendiri hahaha.

MemoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang