Seperti menunggu tanpa tau apa yang sedang ditunggu
Seperti ingin pergi tanpa tau apa yang harus ditinggalkan.----------------------
[Author POV]
Perkenalkan, dia adalah Im Yoona, gadis berusia 25 tahun yanng bekerja di sebuah club malam di daerah gangnam, seoul korea.
Tidak ada yang special dari dirinya, ia hanyalah seseorang yang bertahan hidup dengan pekerjaan yang tidak baik, melayani lelaki hidung belang dan menerima uang mereka setelah puas bermain dengannya.
Namun kehidupannya berubah drastis setelah ia mengenal dan jatuh cinta kepada changwook.----------------------
[ Seoul club - 21:30 KST ]
[YOONA POV]
Dentuman musik menggema di seluruh ruangan, semua orang yang berada disini sibuk dengan aktifitasnya, terlihat seorang wanita sedang duduk di meja bartender, meneguk segelas wine dan mengamati penari yang sedang meliukan tubuhnya di tiang.
"Yoona, malam ini ada yang memesanmu, kudengar orang itu sangat kaya."
"Dia salah 1 pengusaha terbaik di korea."
Seorang lelaki paruh baya berbicara dengannya, yang notabene nya adalah bos gadis itu.
"Baiklah, kamar nomor berapa aku akan kesana."
"Kamar nomor 14 datanglah, dia akan tiba sebentar lagi."
Wanita itu terlihat sedikit merapihkan dress tanpa lengannya dan menata rambutnya yang sedikit berantakan.[Changwook POV]
Pernikahan adalah suatu moment sakral yang seharusnya dilakukan sekali seumur hidup, dan bersama dengan orang yang kita cintai.
Namun itu tidak terjadi dengan pernikahanku dengan Jin Seyeon yang dilakukan hanya karna keterikatan perusahaan yang kami miliki.
Sudah setahun lebih aku menikahinya, namun rasa cinta tak juga muncul.
Jangankan cinta, menjamah tubuhnya pun aku tak pernah, kami berdua tidur di kamar yang berbeda.
Aku selalu berangkat pagi dan pulang larut demi untuk menghindarinya.Entah kenapa aku tidak bisa membuka hatiku sedikitpun untuk dia. Mungkin karena dendam masa lalu yang orang tuanya lakukan untuk mendapatkan perusahaanku, ya meski nantinya aku juga yang mewarisi perusahaan itu, mengingat dia adalah putri satu2nya keluarga itu.
Keadaan ini semakin harinya semakin membuatku muak. Akhir2 ini bahkan aku tak pernah pulang ke rumah.
Ya ,aku menghabiskan malamku di hotel atau di mess perusahaan."Sajangnim, ayo ikutlah dengan ku. Aku sudah memesankan kamar spesial untukmu. Beserta dengan bonusnya. Kau pasti akan suka." Ucap sekertarisku, Yoon Kyun Sang.
"Tuan Yoon, jaga bicaramu. Bisa bahaya jika yang lain mengetahuinya."
"Maafkan aku sajangnim."
Kyunsang lantas mengantarkanku ke tempat yang ia maksud.
Pertama kami melepas penat atas kejenuhan kantor yang seharian ini melanda dengan menikmati dentuman khas sebuah club.Aku sudah terbiasa dengan ini.
Merasa bosan aku lantas menuju kamar yang kyunsang pesankan untukku.
Aku ingin setidaknya merebahkan tubuhku yang terasa pegal ini."Kamar no 14."
Ku lihat tanda nomer didepan pintu. Aku lanntas membukanya.'Klk'
[Yoona POV]
Setelah aku di perintahkan oleh bosku lantas aku melangkahkan kaki jenjangku menuju kamar nomor 14
Sesampainya disana aku membuka pintu itu dan melepas heelsku
Duduk di tepian ranjang sambil menunggu orang yang memesanku.
"Ah,aku lupa untuk ritualku."
Aku bergumam pelan dan mengambil botol wine di nakas, menuangkan wine itu kedalam gelas lalu aku mengeluarkan serbuk andalanku, ya ini adalah obat tidur.
Aku memang tidak pernah melakukan hubungan intim dengan pelangganku, mereka mengatakan aku sedikit licik dengan mencampurkan obat tidur kedalam wine.
Memang pekerjaan ku buruk tapi aku tetap menjaga virginitasku hanya untuk orang yang aku cintai, aku hanya mengambil uang mereka setelah mereka sedikit bermain dengan tubuhku lalu akhirnya tertidur oleh perbuatanku.
"Nahh selesai."
"Tapi kenapa orang itu lama sekali huh."
-klik-
Sebuah suara dari pintu kamar terdengar dan seorang lelaki memasuki kamar, dia mendekatiku tanpa ekspresi dan langsung menjatuhkan tubuhnya ke ranjang.
Aku terheran melihat tingkahnya yang langsung memejamkan matanya, lalu untuk apa memesan diriku ?
"Permisi tuan."[Changwook POV]
Seorang wanita bertubuh sexy berbalutkan gaun tidur tipis hitam transparan,yang memperlihatkan bra dan cd nya tengah berdiri di depan bar kecil kamar.
Rambutnya panjang, hitam, dan ikal terurai.'Gulp'
Ku telan lidahku kasar melihat tubuhnya sekilas.Aku lantas melemparkan tas kerjaku ke sofa, melonggarkan dasi yang mengikat di leherku, dan brukkk, dalam beberapa detik tubuhku sudah berada diatas kasur king size yang nyaman ini.
Mataku pun otomatis langsung tertutup merasakan kenikmatan ini.Beban hidupku sejenak hilang dari pikiranku ketika tiba2 suara gadis itu membuatku mau tak mau menyingkirkan kenikmatan yang sedang aku rasakan.
"Permisi tuan." Ucap gadis itu.
"Hm? Berapa tarifmu semalam?" Ucapku sambil mengangkat tubuhku dan mengeluarkan dompet dari kantung celana yang aku pakai.
Ku keluarkan setidaknya 20 lembar uang ratusan ribu dan langsung ku selipkan di cup bra nya.
"Aku lelah dan mengantuk. Tidurlah disampingku sampai esok agar boss mu tidak curiga."
"Dan ingat.. Aku tidak ingin mendengar sedikitpun suara meski hanya suara jarum jatuh."
Aku lantas menjatuhkan tubuhku lagi ke lantai.
Melanjutkan aktifitasku.
Lelah, iya lelah. Rasanya aku ingin menutup mata dan melupakan semua kejadian yang aku alami setahun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not an Ordinary One Night Love//18++ [Part 1]
RomanceYoona - Changwook - Seyeon