3

86 12 0
                                    

Prilly menatap pintu restoran dengan pandangan nanar. Ia lebih memilih menunggu Ali dan Beby yang sedang makan di Dalam karena tak mau mengganggu.

Tadi, Ali sudah menawarkan prilly ikut makan bersama mereka tapi dengan syarat tidak boleh menggangu dia dan Beby, awalnya prilly setuju tapi melihat beby yang menatapnya tajam membuat prilly mengurungkan niatnya dan lebih memilih menunggu saja..

Sekarang gadis itu memegangi perutnya yang sakit, penyakit maagnya kambuh. Gadis itu berharap Ali dan Beby segera keluar dan mengantarnya pulang.

" sakit bangat ya Allah" gumam prilly sambil menahan nyeri yang semakin terasa.

Gadis itu menghembuskan nafasnya lega saat melihat Ali dan Beby keluar dari restoran. Keduanya memasuki mobil dan menatap prilly cuek.

" kenapa lo? Kok muka lo pucat?" Pertanyaan Beby membuat Ali ikut menoleh kebelakang.

" kenapa lo?" Tanya Ali juga

Prilly menggeleng " aku gapapa"

" oh yaudah" balas Ali cuek lalu kembali fokus ke kemudinya

" li, kamu anterin aku pulang duluan bisa nggak?" Tanya prilly lirih. Gadis itu sudah tak mampu menahan nyeri pada perutnya.

" gak ya, Ali sayang kamu antar aku pulang duluan kan?" Tanya Beby sambil bergelayut manja dilengan Ali.

Ali mengangguk membuat prilly menghela nafas pasrah.

" heh lo sakit ya? Kok muka lo makin pucat" tanya Beby namun tak dijawab oleh prilly. Gadis itu menatap Ali dan Beby dengan pandangan yang mulai mengabur setelah itu semuanya gelap.

Ia pingsan karena tak mampu lagi menahan nyeri diperutnya. Entahlah apa karena ia sedang kesakitan atau salah lihat, Tapi yang jelas, dia melihat wajah panik Ali dan Beby sebelum dia pingsan.

***

Prilly meringis ketika membuka matanya. Nyeri diperutnya masih terasa tapi sudah tak separah tadi. Ia dapat melihat seorang suster mengecek keadannya.

" malam mbak udah siuman?" ucap Suster tersebut. Prilly tersenyum dan mengangguk.

" sebentar ya mbak, saya panggilkan keluarga mbak dulu" ucap suster.

" sus" panggil prilly, suster tersebut menghentikan langkahnya yang hendak keluar dan menatap prilly

"Sus, yang ngantar saya kesini siapa?" Tanya prilly

" oh itu, tadi yang ngantar mbak, pacar sama sahabatnya mbak prilly. Mereka berdua kelihatan panik bangat" ucap suster itu sambil tersenyum.

Prilly, gadis itu terdiam. "Panik" gumam prilly

" iya mbak, ya sudah saya panggil keluarga mbak dulu ya" ucap suster yang dibalas anggukan oleh Prilly.

"Hehe, mungkin mereka panik karena takut di salahin. Ali sama Beby kan benci sama aku gak mungkinlah mereka panik" ucap prilly tersenyum hambar.

Ceklek

Tatapan prilly mengarah pada pintu masuk, disana bundanya dan mama Ali. Dewi dan Rina, menatapnya khawatir.

" sayang kamu gapapa? Mana yang sakit? Tanya bunda Dewi

" kamu mau makan apa sayang? Biar nanti mama beliin. Kenapa sih kamu gak makan tadi? Ini pasti karena Ali yang bandel ya? Kamu tenang aja! Mama udah marahin Ali tadi" cerocos mama Rina membuat prilly tersenyum.

Bagaimana mungkin prilly  mengecewakan orang sebaik  Rina?

" aku gapapa kok bun, ma . Ali juga gak salah, jangan marahin Ali ya ma. Tadi Ali udah maksa aku makan tapi aku aja yang ngelawan sama Ali" ucap prilly

Sincerity of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang