PROLOG

29 4 4
                                    

Semua terjadi secara tidak sengaja. Ketika laki - laki itu terus berlari. Terengah engah, naafasnya memburu. Sesekali kakinya tersandung oleh jalanan yang tidak rata, terus menyeimbangkan badan agar tidak jatuh. Ia terus berlari. Mencari tempat persembunyian dari berandalan yang menginginkan uangnya.

Belok ke sana sini, dan terus begitu. Hinga ia temukan sebuah tempat di antara dua apartement. Tempatya cukup gelap, dan hanya terdapat sebuah bak sampah kotak dan berukuran cukup besar. Bersembunyi di belakang bak itu. Sambil berkomat kamit, berdoa agar para berandalan yang kehausan uang itu tidak menemukannya.

Ia pandangi langit yang hampir semuanya tertutup oleh dua apartement yang menjulang tinggi ke angkasa itu. Megintip dari balik bak sampah, tak terlihat para beraandalan itu di sekitarnya.

Takut yang ia rasakan memang pergi, namun kembali lagi setelah ia dikagetkan oleh sebuah benda yang terdapat di samping kirinya. Bentuknya seperti manusia, tepatnya sepert seorang gadis yang sedang duduk memeluk lutut. Rasa takut yang terus membesar, juga menimbulkan rasa penasaran dalam dirinya. Dia itu siapa? Ia beranikan diri untuk mendekati gadis itu. Perlahan dengan takut ia sentuh pundak sang gadis. Namun tidak ada respon. Ia ulangi lagi, mendorong pundak gadis itu.

Brrraaakkkkk!!!!

Gadis itu terjatuh ke samping kiri. Suaranya begitu keras ketika badannya bersentuhan dengan tanah. Suaranya lebih mirip dengan panci alumunium yang terjatuh ke lantai, yaa kurang lebih seperti itu.

Laki - laki itu terkejut. Kaget bukan kepalang. Mungkin itulah awal takdir. Takdir yang akan membawanya untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa yang ia temui di belakang apartement itu.

IRON HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang