Menjauh Darinya

468 50 22
                                    

Aku berjalan menuju kelas setelah membeli sebotol air mineral di kantin. Sesampainya, aku mengedarkan pandangan hingga mataku tertuju pada sekumpulan orang yang terlihat tengah bercanda. Mereka teman-teman baruku.

Ku langkahkan kakiku menghampiri orang-orang itu setelah salah satu dari mereka mengangkat tangan menyuruhku untuk ikut bergabung, kemudian aku mendudukkan diri di bangku kosong sebelah gadis berambut merah dengan kaca mata yang bertengger di wajahnya.

Aku membuka penutup botol air mineral yang sebelumnya aku beli di kantin dan menegak isinya hingga tandas tanpa memedulikan tatapan memuja dari gadis di sebelahku. Melihat kejadian tadi membuat tubuhku terasa terbakar hingga tenggorokanku benar-benar kering.

"Kalau kau masih haus, ambil saja punyaku." tawar gadis di sebelahku dengan suara semanis mungkin.

Aku melirik Karin sekilas, "Hn. Tidak usah, ini sudah cukup." jawabku membuat Karin merenggut sebal, sejujurnya aku masih merasa haus. Tapi meminum dari botol bekas orang lain aku menolak, terlebih dari seorang perempuan yang baru saja ku kenal.

"Kemana saja kau Sasuke, kupikir kau tersesat?" Naruto berucap dengan mulut penuh ramen, matanya menatapku dengan penuh tanda tanya. Aku berjengit, merasa jijik karena sebagian kuah ramen dalam mulut Naruto keluar mengotori meja dan sekitarnya.

"Habiskan dulu makananmu, baka!" kata Ino tiba-tiba sambil memukul pelan kepala Naruto dengan gulungan kertas membuat pemuda berambut kuning itu tersedak.

Kemudian pertengkaran kecil terjadi di antara mereka berdua, sedangkan Karin berada di tengah keduanya berniat memisahkan. Aku mengalihkan pandanganku menatap keluar jendela tanpa berniat membantu Karin yang terlihat kerepotan.

Sore ini terlihat mendung, awan hitam mulai melapisi langit dan menutupi sinar matahari hingga membuat langit terlihat gelap. Aku melirik jam yang menempel di dinding kelas, hanya tinggal beberapa jam lagi sebelum kelas usai dan aku berharap hujan tidak turun sampai aku berada di apartemen.

"Sasori, kau tak ikut bergabung dengan kami?"

"Tidak, aku akan kembali ke kelas setelah mengantar Sakura."

Aku menolehkan kepalaku ke asal suara dan melihat Sasori tengah bersama Sakura, sebelah tangan pemuda itu melingkar di pinggang Sakura. Dan Sakura, wanita itu hanya menunduk. Bajunya terlihat basah membuat lekuk tubuh Sakura tercetak jelas.

Aku memperhatikan keadaan sekitar, pertengkaran kecil yang sempat terjadi terhenti tanpa alasan. Suasana mendadak dingin, Karin melipatkan kedua tangannya di depan dada dengan raut wajah masam sementara Ino menundukkan kepala, aku dapat melihat semburat merah muda di pipinya.

Tiba-tiba Naruto meletakan sumpitnya kemudian ia berdiri dan memperhatikan keadaan tubuh Sakura dengan wajah serius.

"Apa Sakura-chan baik-baik saja, tubuhnya berkeringat banyak sekali sampai basah begini?"

Pemuda berambut merah itu nampak berpikir, dapatku lihat Sasori berusaha mencari-cari alasan.

"Errr... yah. Kau tahu, Sakura demam jadi tubuhnya berkeringat." ia tertawa kaku dibalas dengan anggukkan Naruto sebagai tanda mengerti. Sudah kuduga pemuda berambut merah itu memang pandai berbohong.

Aku hanya tersenyum kecut dalam hati mendengar alasan konyol yang dibuatnya dan bodohnya Naruto percaya begitu saja dengan ucapan Sasori. Padahal jika diperhatikan lebih jelas banyak ruam-ruam merah yang tercetak di sekitar leher wanita itu menandakan bahwa ia baru saja bercinta.

Setelah mengantarkan Sakura ke tempat duduknya Sasori kembali melewati kami, sekilas mata coklatnya bersiborok dengan mata hitam milikku, bibirnya sedikit menyunggingkan seringai sebelum ia melepas kontak mata denganku dan menghilang di balik pintu membuatku bertanya-tanya dengan sikapnya barusan.

TasuketeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang