Chapter 2 : Worst Decision

88 2 21
                                    

-----------------------------------------------------------------------------

"Sekolah Greorita.... semoga keputusanku tidak salah."  

------------------------------------------------------------------------------

Author POV

          "Ck...!! Kalau akan begini lebih baik aku tidak usah masuk ke Sekolah Greorita itu, kalau perlu tidak usah sekolah saja," decak Juli sambil menendang-nendang pohon yang menjadi rumah Mike dan Sophie.

          "Astaga Juli, kau datang-datang ke sini hanya untuk melampiaskan amarahmu? Lagian apa susahnya hanya untuk belajar di sekolah?" ujar Sophie yang kesal, karena rumahnya dijadikan pelampiasaan kemarahan sahabatnya.

Flashback Julianne Baker POV

          Aku menginjakkan kaki ku di halaman Sekolah Greorita. Ternyata ucapan ibu benar, sekolah ini sangat besar, lebih besar dari yang kubayangkan.

          Kemarin malam, Ibu bilang kalau Sekolah Greorita dibagi menjadi 2 sekolah, 'Sekolah Terang' dan 'Sekolah Gelap'. Awalnya aku bingung mengapa sekolahnya dibagi lagi. Belum lagi namanya aneh sekali, 'Terang' dan 'Gelap'. Ibu ku juga tidak terlalu mengerti apa perbedaan secara detail.

          'Sekolah Terang' memakai seragam dominan biru&putih dan warna gedungnya gradasi biru tua dan biru muda.

          'Sekolah Gelap' memakai seragan dominan hitam&merah. Dan sesuai namanya warna gedung sekolah hitam. Bahkan hampir semua barang-barang di dalam sekolahnya hitam. Meja hitam, kursi hitam, papan tulis hitam, buku hitam, alat tulis hitam, pokoknya serba hitam.

          Sekarang yang harus kulakukan adalah mencari ruang kepala sekolah, tapi bagaimana aku tahu ruang kepala sekolahnya?! Haruskah aku betanya kepada orang lain? Argh..! Menjijikan kalau aku harus memulai konversasi dengan orang lain.

          Tapi sebelum aku bertanya kepada orang lain, aku merasa banyak pasang mata yang sejak dari tadi memandangku dengan tatapan yang menjijikan. Apakah aku sejelek itu sampai mereka memandangku dengan tatapan seperti itu.

          Dan aku lihat sepertinya peraturan 'Sekolah Terang' peraturannya sangat ketat, belum masuk jam sekolah saja mereka sudah ada di sekolah dengan pakaian yang sangat rapi, tapi lain hal di 'Sekolah Gelap' sepertinya dari tadi aku jalan di halaman Sekolah Greorita ini cuman satu atau dua orang yang masuk ke 'Sekolah Gelap', dan pakaian mereka sangat tidak rapi, bahkan rambut mereka dicat berwarna.

          Biasanya penduduk di Kota Galolands memiliki warna rambut hitam atau coklat tua. Jarang sekali rambut mereka berwarna lain.

          Lima menit lagi, pelajaran sudah dimulai. Aku tidak tahu ruang kepala sekolah ini. Aku berjalan kepada seorang murid perempuan yang memakai seragam 'Sekolah Terang'.

          "Maaf, saya mau tanya. Ruang kepala sekolah dimana, ya?" tanyaku.

          "Who do you think you are? Queen of this school?! I'm not your maid, bi*ch!" katanya sambil mendorong tubuhku hingga terjatuh.

          "Maksudmu apa? Tolong berbicara pakai Bahasa Galolands saja. Aku tidak mengerti jika kamu pakai bahasa itu." Kataku menahan rasa sakit di tubuhku.

         "Hey! Why i must say that such a sh*t language?! You can't speak english? Why even you're here, all of student in here already know how to f*cking speak english! Get away from my sight b*tch!" ujarnya meninggalkan ku.

          Walaupun aku mengerti bahasa itu, dari cara berbicara dan memperlakukan aku itu kata-kata yang kasar yang tidak baik diucapkan seorang murid. Sudah kubilang aku memang tidak layak bersekolah di sini.

My Throne (HIATUS)Where stories live. Discover now