Pembicaraan lama terulang kembali . Kali ini saat tidak sengaja duduk di teras rumah .
Mulanya biasa saja .
Selang waktu beberapa menit , sebuah sepeda motor melintas di depan rumah .
Sepertinya Tsania mengenalinya .
Vera, sahabatnya dulu saat masih bekerja .
Vera melintas di depan rumah berteriak menyapa .
Aku hanya tersenyum menimpali .
Ada sesuatu yang berbeda . Yah, sepeda motor yang dia pakai , Ternyata baru .
Tsania bergumam , '' baru yah sepeda motornya.. ,''
'' iya, kan suaminya pasporan* . Wajarlah motornya baru . Dia kan punya suami. "
Jujur saja , kalimat itu menghantam hatinya . Meski itu sebuah kebenaran , akan tetapi terasa sakit .
Yah, tidak punya suami .
Tsania mencoba menepis perasaanya .
" kalau punya suami kan senang , pengen apa punya tinggal minta,'' kalimat itu menguar begitu saja .
" tapi , kita kan hanya melihatnya saja dari luar . Belum tentu hidupnya baik-baik saja ." Celetuk Tsania.
" kelihatannya memang begitu . "
Tsania tahu betul apa yang tengah di alami Vera , yang mana tak ada seorang pun tahu .
Bolehkah aku bertanya kepada seorang wanita --, yang mana dia pernah merasakan sakitnya ditinggalkan .
Sebuah status manakah yang baik .
Ketika sebuah takdir menyapa hidup kita ,-- memiliki suami yang jauh di sana tapi dia memiliki perempuan lain ataukah seorang wanita single parent yang berjuang menjadi sosok yang lebih baik .
Mengapa di matanya, seorang wanita single parent begitu buruk . Terlihat memalukan dan hina. Padahal dia wanita baik- baik , setia dan menjaga kehormatannya . Memang takdir begitu kejam padanya , hingga dia ditinggalkan tanpa sebab yang jelas begitu saja.
Apakah seorang wanita yang memiliki suami , itu begitu baik di matanya ketimbang single parent?,
sedang sang istri setia dengan mengurus anaknya , tapi suaminya di sana tengah asyik dengan wanita lain.
Sungguh aku tak mengerti .
Bantulah aku untuk memahami .
Vera juga merasakan sakit yang luar biasa tatkala dirinya mengetahui bahwa suaminya di sana memiliki wanita lain . Tapi apalah daya , dia hanya seorang wanita yang tinggal di kampung .
Menjadi single parent adalah hal terburuk meski tahu dirinya di dustai, meski kesetiannya di balas luka. Tapi, untuk sebagian masyarakat di kampung , meski mereka tahu anak-anak mereka seperti itu , sudah jadi hal wajar dan biasa saja asal anak mereka masih punya suami .
Sungguh miris hidup di lingkungan yang cara berpikir mereka sangat terbelakang .
Mereka menganggap wanita tak perlu berpendidikan tinggi . toh , pada akhirnya mereka akan mengurus dapur saja.
Membiarkan saja ketidak adilan melanda .
Lalu , apa salah Tsania jika Allah telah menghendaki perpisahan itu .
Tsania juga paham jika perceraian adalah halal tapi sangat di benci Allah .
Tapi, takdir telah menghendaki nya dan semua telah terjadi .
Tsania juga tak ingin menyandang status itu , semua telah terjadi dan hanya meninggalkan trauma yang begitu besar dalam hidupnya .
Saat semua orang memandang Tsania begitu buruknya , dirinya masih mampu mengabaikan dan menutup telinga .
Lalu, bagaimana jika pernyataan itu keluar dari salah satu keluarganya sendiri , yang terus menerus mengingatkan betapa buruknya dirinya karena tak memiliki suami .
Apa yang dirinya rasakan .
Sakit , yang menyayat hati . Saat dirinya bahkan belum sembuh dari luka itu .
* pasporan ; seorang laki-laki yang bekerja diluar negeri , biasanya kata tersebut ditujukan untuk mereka yang bekerja di lautan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsania Diary's
RandomSetiap tetes kesedihan dan kemalangan anak manusia Milyaran jumlahnya Memiliki makna dan arti Satu, mungkin agar kita belajar bersabar Dua, agar kita belajar melepaskan Tiga, agar kita pandai bersyukur Empat , agar kita semakin kuat Tidak ada tetes...