Dreams

25.5K 1K 66
                                    

Terinspirasi dari film Ghost. Mulmed di atas salah satu Soundtrack yang hits pada saat itu. Hope u'll like it.

***

Hari ini adalah hari terakhir gue di tempat kost yang lama. Setelah semalaman gue begadang packing baju dan modul kuliah, kini kamar kost sudah rapih dan siap gue tinggalkan.

Setelah gue sarapan nasi uduk di warung depan kost-an, gue langsung ngambil tas ransel butut gue yang udah ada di lantai dari semalam.

Semua buku-buku udah rapih gue masukin ke koper besar beserta satu koper pakaian di pojok ruangan. Ponsel gue bergetar di meja, dengan malas gue meraihnya.

Telfon dari Arie teman satu angkatan gue, tapi kami beda jurusan.

"Man, satu kamar di sebelah kost-an gue kosong Bro! Orang-nya married hari ini, ntar sore mau honeymoon ke Bali. Kemaren udah check out. Lo jadi kesini kan?" cerocos Arie.

"Ok, ntar gue mampir kesana deh. Tapi abis gue nemuin pak Drajat Dosen Bimbingan gue ya," jawab gue sambil menutup pintu kamar. Gue meraih satu tas laptop dan satu tas ransel butut kesayangan gue. Agak kerepotan bawa-nya karna Arie masih ngoceh gak jelas di seberang sana. Menceritakan tentang kegalauan Erica, kekasihnya.

"Udah ya Rie, gue udah mau cabut nih," sela gue sambil jalan menuju parkiran motor.

"Ok, Bro."

Gue langsung tancap gas setelah sambungan dari Arie terputus. Sekitar 20 menit berkendara, akhirnya gue sampai kampus. Hari ini parkiran agak padat karena hari ini adalah hari senin. Gak ngaruh sama sekali buat gue, yang penting motor gue muat.

Mumpung kantin masih sepi, gue ngaso sebentar sambil buka laptop. Mereview ketikan gue semalam tentang struktur organisasi
PT SAMBIGA STEEL & CO. Beberapa menit kemudian Arie datang dengan Erica sambil gandengan tangan.

Arie nepuk bahu gue pelan. "Bro, lo dah sarapan belum?"

"Ya udah lah––" Gue masih fokus ngetik tapi gue ngelirik Erica yang muka-nya masih kelihatan manyun. "Ngapa sih lo Ric, manyun mulu. Ntar cantik lo luntur loh," tanya gue masih dalam fokus ngetik.

"Temen lo nih, bikin gue kesel aja," sentak gadis itu sambil melipat kedua tangan di dada. Gue ngelirik Arie yang cuma mesam mesem.

Gue berusaha mempercepat apa yang gue kerjakan supaya bisa kabur dari TKP. "Gue duluan ya, ada mata kuliah Pak Bagyo nih," kata gue seraya bangkit.

"Jangan lupa ntar sore ya Bro," teriak Arie saat gue udah menjauh.

"Ok."

🌸🌸🌸

Setelah menemui Pak Drajat beberapa menit yang lalu untuk bimbingan tesis gue, gue menuju parkiran dan berkendara ke kost-an Arie. Nggak nyampe lima belas menit kemudian gue nyampe di depan pintu gerbang rumah kost-an yang cukup sederhana namun keliatan nyaman.

Seorang wanita paruh baya menyapa gue lalu mempersilahkan gue untuk masuk.

"Arie-nya kemana ya, bu?" Tanya gue saat kami berjalan di lorong kamar-kamar kost-an.

Ibu kost yang bernama Ratih itu berhenti sebentar di kamar kost yang kelihatan tak berpenghuni. Mengamati sesaat lalu kembali berjalan. "Tadi sih ngomongnya mau ke minimarket, nggak tahu deh mau beli apa."

The Girl In My DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang