gadis berambut hitam legam sedada, tengah berjalan sendirian sambil membawa tumpukan buku untuk dibawa ke ruang guru. Banyak siswa-siswi yang menyapa gadis itu. Dari kakak kelas hingga adik kelasnya.Khalisya Zavarania. Gadis itu dikenal sangat friendly pada siapa pun. Sifatnya yang mudah bergaul membuat orang-orang betah berteman dengannya. Khalisya juga seorang ketua ekskul Cheerleader di SMA Kartika. Tapi, Khalisya tidak pernah sombong dengan jabatan yang dimilikinya.
Setibanya di ruang guru, Khalisya mengucap salam dan masuk ke ruang guru. "Ini bukunya, Bu," ucap Khalisya disertai dengan senyum tipisnya.
Bu Adri mengambil buku yang diantar Khalisya. "Makasih ya, Nak."
"Sama-sama, Bu. Kalau gitu saya permisi dulu," pamit Khalisya.
Belum sampai di pintu keluar ruang guru. Langkahnya terhenti, karena ada yang memanggil namanya. Khalisya membalikkan badannya, dan mendapati Bu Agnes yang sedang berjalan ke arahnya bersama seorang siswa.
"Ada apa ya, Bu?" Tanya Khalisya sambil memerhatikan siswa yang berdiri di sebelah Bu Agnes.
"Ibu mau minta tolong sama kamu. Tolong antarkan murid baru ini ke kelas 12 IPS 3. Soalnya Ibu dipanggil sama kepsek, ada urusan penting," ucap Bu Agnes
"Oh, bisa kok, Bu," kata Khalisya. Yaudah-lah gak ada kerjaan juga gue, batin Khalisya.
Bu Agnes tersenyum tanda terima kasih. "Makasih, ya, Khalisya. Kalau gitu ibu pergi dulu."
Khalisya mengangguk dan tersenyum. "Eh iya, ayo saya anterin, Kak," ucap Khalisya yang dijawab anggukan oleh siswa baru itu.
Saat ini mereka sedang berada di koridor kelas sebelas. Untuk ke kelas dua belas, memang harus melewati area kelas sebelas.
"Gue perhatiin dari tadi banyak banget yang nyapa lo, banyak juga fans lo," canda murid baru yang sedari tadi memerhatikan sekitar, yang memang rata-rata menyapa Khalisya.
"Haha biasalah, Kak, cecan pasti banyak fansnya," balas Khalisya bercanda juga.
"Ada-ada aja lo. By the way, gak usah manggil gue dengan embel-embel kak. Panggil aja gue Maysilla" ucap Maysilla disertai dengan kekehan. Ya, Maysilla memang tidak terlalu suka dipanggil kak. Entahlah, mungkin dia merasa dirinya sangat tua jika dipanggil kak.
"Ok deh ka-- eh, Sil," ucap Khalisya membiasakan dirinya untuk memanggil kakak kelasnya dengan nama.
"Nama lo Khalisya kan?" Tanya Maysilla.
"Iya, Sil. Kalo butuh bantuan bilang ke gue aja, kalo gue bisa pasti gue bantu" ucap Khalisya tulus sambil menepuk pundak Maysilla.
Akhirnya mereka tiba di kelas XII IPS 3. Suasana kelas tersebut sangat ramai hingga terdengar dari luar ruangan. Kelas XII IPS 3 dicap kelas paling nakal dan rusuh mengalahi Pasar.
Khalisya mengetuk pintu
"Assalamualaikum."
Mereka yang tadinya sibuk dengan kegiatan masing-masing, seketika berhenti dan hening untuk melihat siapa yang masuk ke dalam kelas.
"Eh ada bidadarinya abang, Neng Khalis nyariin abang ya." Celetuk Ray, salah satu siswa yang suka membuat onar.
"Eh, bukan Kak, saya mau ngomong sama Kak Randy," ucap Khalisya kikuk.
"Mampus! Makanya tingkat kepedean lo tuh, harusnya dikurangin dikit. Nyadar diri dong, muka kayak kobokan warteg aja banyak gaya," sahut salah satu cewek bernama Reina yang kalau berbicara terkenal dengan omongan pedasnya. Murid yang mendengar sahutan Reina pun tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past or Future
Teen FictionKita mempunyai waktu untuk berkenalan, mengapa kamu tak punya waktu untuk pamit pergi? - past Beri aku sedikit waktu untuk belajar mencintai kamu. - future