film

111 26 1
                                    

Sebuah motor besar berhenti di depan angkringan yang isinya dipenuhi dengan anak muda.

Suara motor yang sangat keras itu membuat semua orang menoleh ke arah pintu. Namun, cahaya lampu yang begitu terang menutupi identitas sang pemilik.

Gerombolan anak muda di salah satu meja riuh memanggil sosok yang berada di dalam helm fullface pengendara motor tersebut.

Orang itu melepas helmnya dan tersenyum ke arah gerombolan anak muda yang memanggil namanya tadi.

Dia turun dari motor dan berjalan ke arah meja di sudut ruangan yang menjadi tempat gerombolan anak muda yang tidak lain tidak bukan adalah teman-temannya.

Kharismanya menyilaukan mata banyak orang yang ada dalam cafe tersebut, dan menarik setiap pasang mata pengunjung di sana untuk melihatnya.

"Kemana aja lo baru sampe?"

"Iya nih lama amat"

"Tumben lo telat"

Baru datang dan bahkan belum sampai duduk dia langsung diserbu pertanyaan oleh teman-temannya.

"Eh gue baru sampe diserbu... Biar gue pesen minum dulu napa?"

"Yaudah deh gih pesen minum"

Kata salah satu temannya dengan nada meninggi

"Woles napa bro... Santai..."

Dengan santainya lelaki itu menepuk bahu temannya seakan berusaha menenangkan sambil berpaling ke arah meja pesanan untuk memesan minuman.

"Iya mas ada yang bisa dibantu?" Tanya pelayan itu dengan ramahnya

"Anu mbak saya mau pesen americano satu di meja nomor 15 ya mbak"

"Iya mas bisa ditunggu"

Lelaki itu kembali menuju ke meja dimana teman-temannya berada.

"Nah.. Ardio Agatha Wahyu sekarang lo jawab gue"

"Iya iya apa? Ngebet banget kayak ditinggal pacar lo kencan sama cowok lain aja."

"Yee, lo mah lebih dari pacar gue. Kemana aja lo tadi? Kenapa lo bisa telat? Dan kenapa wajah lo kusut kayak cucian mak gue yang belum disetrika gitu?"

"Ew najis. Yaelah perkara telat aja sampe segitunya lo. Udah kayak guru BK aja," kata Ardio menyinyir malas sambil memutar bola matanya.

"Yaiya lah... Soalnya yang gue tau selama ini-"

"Tau apa lo emang?" sambar Ardio memotong statement temannya.

"Gue mah tau banyak tentang lo... Bahkan yang para mantan pacar lo itu nggak tau, gue tau kok," jawab temannya dengan penekanan pada kata mantan pacar.

"Elah sok-sok an lo," kata Ardio sambil menunduk menekukkan wajahnya.

"Biarin.. Ngomong-ngomong wajah lo kusut amat, napa? Diselingkuhin?"

"Mulut lo ya, nggak kenapa kenapa juga gue,"

"Ah lo mah gitu sekarang. Cerita ma gue napa? Sahabat lo tersayang, tercinta, terbaik, yakan? Yakan? Yakan?" rayu Irman sambil begelanyut manja di tangan Ardio.

"Iih.. Jijik lepasin tangan gue!!!"

"Iya-iya makanya cerita dong"

"Em..-"

Hp Ardio berbunyi dan ia baru sadar bahwa ia belum membuka handphonenya sejak tadi.

Alisa (19.45) : Terserah kau saja
(19.45) : Aku sedang nonton film, apa pedulimu?

CambiadoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang