2

30 3 0
                                    

Sekarang adalah waktu istirahat,aku sedang berjalan menuju kantin bersama dua sahabatku yang super cantik dan cerewet ini.

"Lo mau pesen apa?"tanya amel

"Eum gue samain aja deh kaya lo"

"Kalo lo rin?mau gue pesenin juga kan pastinya?

"Gue beli mie ayam satu gak pake sayurannya ya,terus banyakin ayamnya jangan lupa pake baso dan kasih kuahnya dikit aja jangan banyak banyak"jawab karin yang membuatku tertawa

"Ogah gue meseninnya,yang biasa aja napa?"amel langsung meninggalkan aku dan karin dengan wajah yang ditekuk

"Tuh lo liat,temen lo mah gak ikhlas dimintain tolongnya. Tadi nanya pas gue udh jawab eh dia ngamuk ngamuk sendiri" ucap karin yang ternyata dibalas oleh tatapan mata tajam dari amel.

Tak lama kemudian amel datang dengan nampan ditanganya yang berisi makanan pesanan kami. Tak terasa waktu istirahat sebentar lagi selesai,aku karin dan amel berjalan beriringan menuju kelas. Karin pamit dan langsung masuk ke kelasnya,sedangkan aku dan amel masih harus berjalan melewati beberapa kelas lagi untuk sampai di kelas.  BRUKKKKKKK kurasakan tubuhku sakit karena jatuh tertabrak

"Awwww"rintihku menahan sakit

"Siapa si yang nabrak gue?!kalo jalan tuh liat liat gausah kaya bocah jalan sambil lari larian"ucapku emosi

"Sorry,tadi gue juga ga sengaja nabrak lo. Sini gue bantu" aku mendongakan kepalaku keatas dan betapa terkejutnya aku saat mendapatkan wajah tampan rafa yang menabraku

"Hei,gue bantu kok malah bengong sih?udah buruan bangun bikin waktu gue habis aja"katanya sambil menatapku

"Lo tuh ya raf,kalo jalan liat liat dong,aduhh kan kaki gue jadi sakit nih"ucapku pada rafa. Dalam hati aku merutuki ucapanku yang terkesan bodoh ini, sebenarnya aku sedang menetralkan jantungku saja yang sedang dag dig dug ini,juga sesekali modus pada rafa tidak apa apa kan?hahahaha*batinku

"Ck,mulai deh lebay lo muncul sini cepetan diri atau mau gue gendong?"katanya sambil menunjukan senyum evilnya itu. Huh aku benci saat dia senyum seperti itu,membuat wajahnya menjadi berkali lipat tampannya

"Hu modus banget sih lo kardus"aku langsung berdiri dan melangkah pergi meninggalkan rafa. Sebelum aku berjalan jauh aku menyempatkan menginjak kaki rafa terlebih dahulu. Rasakan pembalasanku pangeran kuda HAHAHAHA

"Aw sh*t kaki gueee awas lo ya nita tunggu pembalasan gue!!!"teriak rafa yang masih bisa ku dengar. Dengan senang hati pangeran kuda,akan kutunggu balasanmu.

Oh tuhan sungguh hatiku ini dag dig dug dengan sangat cepat. Sudah dari lama aku dekat dengan rafa tapi masih saja aku sering gugup dan dag dig dug seperti ini di depannya. Mungkin karena perasaan yang ada ini aku jadi seperti ini. Aku mengedarkan pandanganku ke sekitar dan aku jadi teringat sesuatu , oh iya dimana amel?setauku tadi dia berjalan bersama denganku??

"WOY RANITA ANJJIR!!"tidak salah,itu pasti teriakan amel

"L-lo uda-ah ningg-alin gue tau g-ak?"katanya dengan nafas yang terengah engah

"Hehehehe maaf deh mel,abis tadi gue jatoh kan lo liat sendiri si rafa nabrak gue?nih liat tangan sama kaki gue jadi biru biru"aku menunjukan lututku dan sikuku yang sedikit biru biru karena terjatuh

"Ya terus kenapa lo gak nerima bantuan dari yang nabrak lo tadi?setidaknya dia mau bertanggung jawab tadi"

"Gapapa deh mel,lagian gue tau kok dia pasti tadi gak sengaja".

Akhirnya pelajaran terakhir selesai. Semua siswa siswi yang ada di kelas langsung lari berhamburan keluar kelas. Aku memasukan buku buku yang masih berserakan diatas meja tak lupa aku juga memeriksa semua peralatan tulis memastikan agar tidak ada yang hilang. Oh ya kenapa aku selalu rajin memerika peralatan tulis?karena kalau sudah satu kelas dengan rafa dan kawan kawan pasti semua peralatan tulis cepat hilang. Ya maklumlah mereka kan ttm (tampan tampan miskin) kerjaannya kalau tidak menghancurkan kelas ya menghilangkan barang teman

"Nit,ayo"kata amel yang langsung membuyarkan lamunanku. Aku langsung berjalan menuju amel dan karin yang menunggu di depan pintu

DI LAPANGAN

Mungkin hari ini aku akan pulang naik angkot bersama karin,karena amel dijemput oleh kakanya. Aku pun berjalan menuju halte depan sekolah. Pandanganku tertuju kepada objek yang sangat menarik,ku tajamkan penglihatanku agar terlihat jelas,aku melihat rafa sedang membonceng seorang wanita di motor merah kesayangannya itu. Hhh lagi lagi aku harus menghembuskan nafas kasar,memang sudah nasib menyukai orang diam diam seperti ini harus merasakan sakit yang juga diam diam.

"Kenapa lo nit?sakit?"tanya karin yang ku balas dengan gelengan kepala

"Eh itu angkotnya,yuk naik" lagi lagi aku hanya menjawab dengan anggukan kepala dan berjalan di belakang karin.

The Love Of HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang