2. Alvian

25 6 9
                                    

Alvian setelah lulus dari SMA, ia melanjutkan untuk kuliah. Ia akan mengambil jurusan kedokteran.

"Alvian, jadi kamu ingin kuliah di mana?" Tanya Ayah sambil membaca koran.

"Maunya sih di Yogyakarta, Pa" Alvian sebenarnya ingin kuliah di Yogyakarta,,tetapi Yogya jauh dari kota Jakarta, dan kalau ia kuliah di Yogya membutuhkan biaya yang banyak misal untuk membayar uang kosnya.

"Kenapa kamu gak ke Yogya aja??" Ayah Alvian selalu ingin anak-anaknya bahagia bagaimanapun caranya, walau itu sangat susah.
"Enggak Pa, kalau ke Yogya kejauhan belum lagi nanti bayar uang kos. Kasihan Papa juga, masih harus membiayai pendidikan Lena dan Abi" Alvian lalu menunduk.  Alvian adalah anak yang pengertian, ia tidak mau kalau ia kuliah di Yogya akan merepotkan Ayahnya.

Ayah yang selalu mendukung setiap kemauan anaknya, tidak ingin melihat anak-anaknya bersedih. "Alvian, jika kamu ingin kuliah di Yogya ya kuliah aja, soal biaya dan urusan lainnya biar Papa yang urus. Papa ingin kamu bahagia, kamu menjadi seorang dokter yang sukses"

"Jika itu kemauan Papa, aku akan turuti. Aku juga ingin Papa dan keluarga bahagia melihat aku menjadi seorang dokter"  Alvian menangis bahagia karena keinginannya untuk kuliah di universitas terbaik di Yogya segera terlaksana.

"Okee lah Alvian,, kamu mau nya kalau udah dibilangin gitu sama Papa ya, hahaha. Udah jangan menangis,, nanti gak ganteng lagi lho terus gak ada cewek yang naksir kamu" Ayah ketawa cekikikan melihat putranya menangis seperti anak kecil.
"Ahh Papa ini,, walaupun aku nangis aku tetep ganteng kok" Alvian mengusap air matanya dan senyuman terpancar dari wajahnya.

"Kalau gitu sekarang kamu siap-siap buat besok ya"

"Iya Pa"

Setelah melalui pembicaraan yang panjang dengan Ayahnya, akhirnya Alvian akan kuliah di Yogya. Hari ini ia mempersiapkan segala sesuatu untuk mendaftarkan dirinya. Ia berharap semoga dapat masuk ke universitas yang diinginkan nya. Lena lalu berkunjung ke kamar kakaknya. Ia mengetok pintu kamar kakaknya keras-keras

"Tok tok tok..Kakakk..Kakk,,cepet buka Kak" suara teriakan Lena memekikan telinga Alvian.
"Bentar, sabar gitu dong"
Alvian menuju pintu kamarnya dan membukakan pintu bagi Lena.

"Nah, gue udah nunggu lama nih kak di depan pintu. Tenggorokanku jadi kering nih gara-gara teriak" Lena mengambil jus jeruk milik Alvian di meja lalu diarahkannya ke mulutnya.
Belum sampai ke mulutnya, Alvian sudah langsung mengambilnya dari genggaman tangan Lena.

"Eittss,, enak aja ngambil minum gue sembarangan"  Alvian langsung meminum jus jeruk itu dihadapan Lena. Lena hanya terdiam memandangi kakaknya.

"Ahh kakak ini, gue haus beneran nih. Bagi-bagi gitu sama adiknya" Lena melipat tangannya di depan dada dan memasang muka murung.

"Emang gue pikirin. Sekarang kesini lo mau apa?"

"Mau tidur. Eh enggak deng, ngapain tidur disini tidur di kamar gue lebih enak." Tukas Lena.

"Ya terus ngapain lo kesini?" Alvian yang sedari tadi sibuk merapikan surat-surat yang ia akan bawa untuk pendaftaran dan tes masuk.
"Gue kesini mau tanya sesuatu kak"

"Tanya apa?" Jawab Alvian sambil mendekati Lena.

"Kakak jadinya kuliah di mana? Di Jakarta atau di Yogya?" Lena selaku adiknya juga ingin tahu di mana kakaknya kuliah.
"Gue jadinya kuliah di Yogya"

"Ohh, beneran kak ,lo gak bohongin gue kan? Dulu lo pernah bilang kalau kuliah di Yogya nanti kasihan Papa soalnya harus ngeluarin banyak uang" Lena mengangkat alisnya, ia tidak percaya bahwa kakaknya jadi kuliah di Yogya.

All Will HappenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang