Part 1 :: Alone

6 0 0
                                    

     " Lihat dia, menjijikan! Tidak akan ada orang yang mau berteman dengannya.. Orang yang telah membunuh temannya sendiri! "
    
     Aku mendengarnya, sangat jelas terdengar ditelingaku, tapi bukan itu yang aku perhatiakan tetapi apa yang berada dibelakangnyalah yang membuatku memperhatikannya napasku tercekat ketika melihat apa yang berada dibelakangnya.

     " Apa yang kau lihat, ha! "

     " Maaf, warna rambutmu bagus! " kataku padanya yang membuatnya langsung mengibaskan rambutnya kearah belakang lalu menatapku penuh selidik.

      " Terimakasih " balasnya sambil terus menatapku dengan tatapannya yang masih penuh selidik

      " Aku sarankan kau untuk tidak sendirian selama kau berada dilingkungan sekolah " ucapku padanya sambil meliriknya

      " Apa maksudmu? " tanyanya sambil menatap lekat diriku temannya yang tadi berada disebelahnya mendekat sambil memanggil namanya, aku yang mengetahuinya pergi meninggalkannya dengan langkah cepat

      " Netta.. Ada apa? "
   
      " Dasar aneh!! " teriaknya padaku yang membuat orang-orang di koridor memandang kearahku, kupercepat langkah kakiku menuju perpustakaan.

      Buruk

      " Maaf "

      Aku tidak pernah nyaman berada bersama dengan orang-orang yang berada disekelilingku walaupun bukan hanya itu alasanku selalu sendiri tanpa memiliki satu orangpun teman.

      Tragedi 3 tahun yang lalu saat aku duduk di bangku kelas 2 SMP adalah alasan utmaku tidak memiliki teman, hanya sebuah keyakinan yang membuatku bertahan tanpa seorangpun teman yaitu aku hidup bukan untuk berteman tetapi untuk mengubah Nasibku.

      Dunia ini tidak lebih dari sebuah panggung drama yang tidak layak untuk digunakan, setiap tokoh memiliki kekuatan untuk mengubah takdir mereka, tapi hanya sedikit orang yang mencoba merubah takdir, dan mereka juga tidak berhak tahu tentang diriku, kenapa merak tidak urus diri mereka sendiri,sih? Itu adalah hal yang aku pikirkan dulu saat pertama kali aku memiliki kemampuan ini, tapi sekarang berbeda.. Aku memiliki sebuah pemikiran yang sama tetapi juga berbeda.

     Dunia ini tidak sekokoh yang terlihat, mungkin hanya terlihat saja tetapi saat kau berada didalamnya dan menjadi orang yang peka kau akan merasakannya kerapuhan yang dimiliki oleh dunia ini.

     Mengenai pemikiranku yang berbeda tetapi juga sama. Dunia ini memanglah panggung drama yang tidak layak untuk dipakai, mengenai tentang manusia yang memiliki kekuatan untuk mengubah takdir juga adalah hal yang benar dan juga tentang hanya beberapa orang saja yang berkeinginan mengubah takdir mereka menjadi lebih baik, tetapi mereka memiliki hak untuk mengetahui segala hal yang berada didunia ini termasuk diriku karena aku juga termasuk dalam bagian dunia ini, bukan mengenai hanya bebrapa orang saja yang menginginkan perubahan dalam hidup mereka hampir seluruh orang memiliki keinginan itu oleh sebab itu mereka menggunkan pengetahuan untuk mengubah diri mereka dengan cara belajar dari orang-orang disekitar mereka.. Inilah sifat unik milik manusia.

Kring kring Kring kring

     Aku menutup buku tentang sejarah kuno Amerika saat bel masuk berbunyi, merasa kesal karena bel masuk mengurangi waktu membacaku sambil mendesah kecil aku memasukkan bukuku kedalam tas sambil berjalan melewati penjaga perpustakaan tanpa tangan yang selalu berada dibelakang pintu perpustakaan sambil memandang kosong kearah tumpukan buku deretan A-C.

     Dengan langkah cepat aku melewati koridor takut tertinggal pelajaran Fisika. Guri Fisikaku Mr. Andrean adal tipe orang yang menjunjung tinggi ketepatan waktu. Pernah sekali aku telat pelajarannya yang membuatku harus menunggu dikoridor sekolah sampai pelajarannya selesai.

     'Ckleekkk'

      Aku terdiam. bukan karena Mr. Andrean telah mememasuki kelas tetapi karena seseorang yang berada didepanku, menghalangi jalanku untuk masuk kedalam kelas. aku menatapnya tanpa ekspresi dan dia membalasnya dengan senyuman yang aku tahu apa arti senyuman itu.

     " Ada yang bisa kubantu? " tanyaku padanya walaupun aku tahu apa niatannya menghalangiku memasuki kelas

     " Ada yang bisa kubantu? Kau bercanda? " Ucapnya sambil tertawa " Banyak! Tentusaja! " lanjutnya lalu menarikku kedalam kelas.

     " Aku ingin kau mengerjakan tugasku! masih tersisa 15 soal lagi.. jika kau mengerjakannya sekarang kau bisa selesai sembelum Mr. Andrean datang " ucap Alexa padaku sambil memberikan buku fisikanya padaku yang langsung mendapat tatapan datar dariku

     " Aku tidak bisa melakukannya! "

     " Apa katamu? "

     " Aku tidak bisa melakukannya! "

     " Kenapa kau tidak bisa? kau memiliki otakkan? kau memiliki tangan untuk menulis? jadi sudah pasti kau bisa melakukannya " ucapnya sambil menatapku tajam.

     Sekarang semua orang yang berada dikelas menatap kami sedangkan aku hanya terdiam sambil terus membalas tatapan matanya. " Itu bukan tugasku, seharusnya kau mengerjakan tugasmu sendiri Alexa! Kau sendiri juga memiliki tangan dan juga otak jadi.. sudah pasti kau bisa mengerjakannya " ucapku yang membuat matanya berkilat marah

    " Kau menolakku?! " teriaknya marah

    " Ya! " balasku lalu berjalan keluar kelas dengan langkah cepat, mencoba menghindarinya dan berharap untuk tidak pernah bertemu dengannya selamanya.

    Aku terus berjalan menyusuri koridor tidak lagi memperdulikan nilai Fisikaku walaupun masih ada sedikit perasaan takut pada diriku.

     ' deg '

     Aku terdiam. Mendadak aku tidak bisa bernapas. Itu dia. berdiri disana sambil menatapku. Langkahku berhenti begitu saja dengan cepat aku berbalik dengan setengah berlari kembali menelusuri koridor.

    Inilah yang kutakutkan. Sendirian. Walaupun aku selalu sendirian tetapi setidaknya aku tidak pernah benar-benar sendiri. Biasanya aku selalu mencari tempat yang ramai atau setidaknya ada satu atau dua orang yang berada disekitarku walau meraka tidak bersama denganku. Dirumah aku tinggal bersama dengan Mom setelah Grandma meninggal 2 tahun yang lalu. orang tuaku bercerai sejak aku kecil jadi hingga dua tahun yang lalu aku tinggal bersama dengan grandma.

    Keputar kepalaku mengadap kebelakang dan bersyukur bahwa dia tidak mengikutiku.

    ' bug ' 

    " Apa sih yang kau lakukan? "

    Netta dia sendirian

     " Ah.. Maaf " ucapku padanya sambil menatapnya " Kenapa kau sendirian? " tanyaku saat dia berjalan melewatiku yang membuatnya berhenti lalu berbalik menatapku.

     " Apa? "

     " Sudah aku katakan padamu untuk tidak sendirian disekolah " ucapku padanya " tidak, jangan hanya disekolah, tetapi disetiap tempat.. kecuali dikamar mandi tentunya " lanjutku dan dia menatapku penuh sangsi.

     " Kenapa? " Tanyanya

     " Aku tidak bisa menjelaskannya " jawabku " Dan juga jangan lewat arah sana " lanjutku sambil menunjuk arah yang tadi aku leawati dengan daguku.

     " Sungguh.. kau adalah orang teraneh yang pernah kutemui " ucapnya padaku sambil melanjutkan jalannya tetapi dia tetap menuruti perkataanku dia berjalan melewati koridor samping yang membuatku bernapas lega, setelah itu kulanjtkan jalanku menuju taman didepan sekolah yang kuyakini sudah ramai saat ini.

 

   

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You don't know what I SEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang