1.

6 0 0
                                    



Hari ini aku tidak ada niat ke sekolah. Rasanya aku hanya ingin menangis. Kemarin baru saja aku dipukul oleh ayahku. Sebetulnya hal seperti itu tidak lagi asing bagiku karena memang itulah sikap ayahku, pemabuk dan pemukul. Tapi entahlah kenapa aku tidak bisa menahan tangis ku. Mungkin hari ini aku terlalu lelah samapi aku tak bisa menahan tangis ku. 

Sahabat ku bernama Ploy selalu berada disampingku. Dia menjadi orang yang selalu tau tentang masalahku. Ploy memang sahabat kecilku dan mamanya Ploy merupakan teman mamaku. Kami berteman sejak SD karena kami ditempatkan di sekolah yang sama. 

Setelah menaruh tas di kelas, aku langsung pergi ke toilet. Sebelum masuk toilet aku berpapasan dengan seornag guru. Aku tidak terlalu mengenali guru itu, mungkin karena aku tidak pernah diajar olehnya. Melihat guru itu aku langsung memalingkan wajah dan langsung masuk ke toilet perempuan. Aku bisa melihat dari matanya bahwa guru tersebut ingin menanyakan aku kenapa. Sayangnya aku sudah masuk ke dalam toilet dan tidak mau ditanya.

Aku berada di toilet sampai bel masuk sekolah berbunyi yaitu jam 7:15. Melihat wajahku di kaca toilet, aku mencuci muka ku. Terlihat sekali bahwa mataku sembab, ini semua salah ku. Kenapa lagi harus menangis! Ada-ada saja, aku memaki diriku. Setelah menyeka mukaku dengan tissuel, aku langsung keluar.

"Kok kamu belum masuk kelas?" 

Aku langsung menoleh ke arah sumber suara itu. Aku terkejut bahwa aku melihat guru yang tadi pagi papasan sebelum aku masuk toilet.

"Ini mau masuk kelas kok." dengan dinginnya aku berkata dan tidak berani ku tatap wajahnya. Aku pun langsung berjalan melewatinya dan menuju ruang kelas ku. Aku melihat Ploy sudah melambaikan tangannya menyapa ku dengan senyuman nya yang hangat. Spontan aku pun menjawab senyum nya dan melambaikan tangan ku.

"Dari mana aja? Tumben banget baru keliatan sekarang. Ayo ini pelajarannya dah mau mulai loh!" kata Ploy sambil aku berjalan kearahnya

"Iya tadi aku abis dari toilet." aku menjawab.

"Kamu abis nangis lagi ya?" Ploy bertanya sambil menatap wajahku yang sembab.

"Ha ha, udah lah ga usah di pikirin aku baik-baik aja kok..." aku berkata berharap dia tidak menanyai ku lebih lanjut karena aku sedang tidak mau membahasnya.

"Ya sudah, aku bakalan nanya kok! Eh ayo buru duduk, itu gurunya udah dateng kaya nya." Ploy menyuruhku untuk duduk.

Pelajaran pun dimulai dan aku perlahan lupa dnegan masalah keluarga ku. Aku sendoro tenggelam dalam pelajaran-pelajaran yang membawa ku kedunianya. Aku ditempatkan di kelas pertama yang artinya teman-teman kelas ku termasuk aku adalah murid-murid yang selalu mendapatkan nilai bagus. Kami yang masuk di kategori kelas ini mendapatkan potongan uang sekolah karena kami menyumbang prestasi dari untuk sekolah dari bidang akademik maupun non-akademik. Seperti aku ini aku berprestasi dalam bidang akademik terutama ekonomi dan juga menyumbang prestasi dalam bidang non-akademik yaitu bidang olahraga basket. Ploy pun juga sama hanya sama dia berprestasi dalam bidnag matematik dan volley.

Waktu terasa sangat cepat hari ini. Hingga tiba saat nya di 4 sesi terkahir yaitu pelajaran Matematika. Kelas ku sangat berisik karena guru matematika ku tidak kunjung datang. Sampai tiba-tiba pintu kelas terbuka dan langkah kaki yang berat pun mulai mengisi ruangan yang membuat murid di kelas ku kembali duduk dan diam. Aku yang sangat cuek hanya menundukkan kepala karena aku sangat ngantuk. 

"Selamat siang semuanya!" Guru itu menyapa kami

Muris-murid yang ain salaing mentapa satu sama yang lain dan mendadak aku terbangun mendengar suaranya. Aku rasa aku pernah mendengar suaranya. Suaranya begitu familiar di telinga ku. Dia bukan guru matematika ku, 

Siapa dia?

---

Kira-kira siapa kah guru tersebut?

Cek it out on the next chapter guys//

Jangan lupa di LIKE ya kalo bisa FOLLOW gw juga// I'm a newbie anyway haha//

Enjoy reading //

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 07, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Love Life of MineWhere stories live. Discover now