“ Gua nggak akan ngebiarin lo pergi kali ini, Lib...” kata Kak Adigdha, melompat ke depanku dan merentangkan kedua tangannya.
“ Sori Kak, tapi Libra bener-bener nggak ada waktu buat ngurusin drama macam beginian” kataku judes dan ketus, berusaha mendorong dada bidangnya, tapi kesulitan karena mengingat ukuran tubuhnya yang segede gaban dalam artian bagus. Secara dia kan instruktur Taekwondo di sekolahku.
“ Lib....kita bisa bicarain semuanya, aku dan Eliza nggak ada hubungan apa....”
“ Sampai di situ aja Kak, sebelum tanganku melayang ke wajahmu. Nggak mau kan kadar kegantenganmu ilang gegara tonjokan seorang siswa SMA?”
Suara bariton yang kubenci tapi mendadak saat ini menjadi satu-satunya penyelamatku terdengar di ambang pintu. Sosok Scorpius Denangga Valdhan muncul di sana. Wajahnya memerah, bola mata hitamnya menampakkan kemarahan sangat. Kedua tangannya terkepal erat di samping tubuhnya, membayangkan bila dia menggunakan tangan itu buat menghajar Kak Adigdha beneran, duh pasti serem dah.
Scorpius maju ke depan kami, membuat kukungan Kak Adigdha mengendor, kesempatan itu kumanfaatkan untuk menjauh darinya. Scorpius menyambar lenganku cepat lalu menyembunyikanku di baliknya badannya yang baru kusadari setinggi dan sebesar Kak Adigdha.
“ Sori Scor, sebaiknya lo jangan ikut campur. Ini antar gua dan Libra aja” kata Kak Adigdha dengan gaya penuh kuasa.
“ Oh ya?” suara Scorpius terdengar sarkatis. Dia melipat kedua tangan di depan dada, seketika bayanganku akan sosoknya yang biasanya sok dan jahil itu kini melayang-layang di lamunanku. “ Sori Kak, tapi selama Kakak masih berada dalam area sekolahan ini apapun yang Kakak lakukan berarti ada urusannya dengan pihak sekolah. Selain itu suara Kakak tadi yang maksa Libra udah gua rekam, jadi kalau ada apa-apa tinggal gua kasih ke KepSek buat di usut. Jadi, Kak Adigdha pilih mana? Mengalah dan pergi atau memperpanjang masalah”
Dari balik bahu tegap Scorpius, bisa kulihat percampuran ekspresi Kak Adigdha, ada marah, jengkel pastinya, tapi juga sorot kecemasan. Yess! Ancaman Scorpius berhasil.
Kak Adigdha menatapku dan Scorpius bolak balik, bergantian cukup lama. Matanya menyipit menyiratkan kejengkelan. Dia berjalan mendekat ke depan Scorpius sambil mengacungkan jari telunjuknya ke arah cowok itu sambil berkata. “ Awas ya kamu! Ini belum selesai!” ancamnya diliputi amarah.
Tanpa berkat-kata lagi, Kak Adigdha beranjak meninggalkan kami, dia sempat memberiku tatapan penuh permusuhan sebelum keluar dari dalam kelas tempatku belajar sekarang.
Lututku terasa lemas seketika, aku hampir saja terjatuh kalau saja nggak ada tangan kokoh Scorpius yang menahanku.
“ Lo kenapa? Sini gua bantu...” suara Scorpius mendadak berubah lembut. Ini bahkan ungkapan paling bagus yang pernah kudengar selama ini keluar dari mulutnya selama 5 tahun kami saling kenal.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOST AND FOUND
RomanceLibra Anaresta (17) nggak pernah menyangka kalau orang yang mampu memulihkannya dari rasa sakit patah hati adalah sosok tengil si Scorpius Valdhan (17) Tapi bisakah mereka bersama bila harga diri yang terlalu tinggi serta...