JUST A DREAM

39 4 0
                                        

Ohaiyooo...^-^

makasi kepada semua readers yang udah bersedia membaca, membuka kisah ini dan memberikan  Vomment, tolong terus vomment ya

Makasiii ^-^

Story                :@ZetaClarkson0289

Writer&editor :@AmakuraChou

**************************************************************************************************************

                “ Ini  rumah  lo?” tanya  Scorpius  tertegun  sewaktu  dia  mematikan  mesin  motor  besarnya  lalu  melepaskan  helm besar  hitamnya.

                “ Iya, kenapa? Jelek? Mau  ngejekin  lagi??” tantangku  masih  sedikit  kesal  karena  paksaannya  mengantarkanku  pulang. Meski  sebetulnya, dalam  hati  aku  berterima  kasih  juga. Kalau  nggak  ada  dia  bisa  jadi  aku  nunggu  angkot  sampai  berjam-jam mengingat  sudah  nyaris  menjelang  matahari  tenggelam  sewaktu  kami  pulang  tadi. Insiden  dengan  Kak  Adigdha  menjadi  penyebabnya.

                Scorpius  memberiku  tatapan  seakan  aku  gila. “ Lo  nggak  waras  ya, ini  mah  Istana  kalo  buat  gua. Masak  tempat  semewah  ini  dibilang  rumah  sih..” telunjuknya  menuding  rumah  bergaya  Versace  lama  di  hadapan  kami.

Dibangun  di  atas  tanah  seluas 2500 m² , dengan  dominasi  putih, krem, serta  keemasan. Yah, itulah  rumah kami  para  Anaresta. Seketika  aku tertegun  pada  ucapan  Scorpius  dan  mendadak  malu  sendiri. Dengan  egoisnya  aku  bicara  tanpa  mempertimbangkan  latar  belakangnya. Selama  ini  aku  tahu  kalau  Scorpius  berasal  dari  keluarga  berada, bisa  di  lihat  dari  motor  yang  dia  bawa. Tapi  soal  kehidupan  pribadi, well , hanya  sedikit  yang  aku  tahu.Atau  malah. Sebetulnya  aku  tidak  tahu  apapun  selain  fakta  kejahilan  serta  keusilan  Scorpius  yang  dia  tunjukkan  selama  di  sekolah.              

“ Sori, gue  pikir  lo  mau  ngejekin  lagi. Ya  jangan  salahin  gue  dong, lo  sih  bikin  gue  trauma  mulu  sama  semua  kejahilan  lo” kataku  seraya  turun  dari  atas  jok  belakang.

Satu  tanganku  memegang  bahu  kanannya  agar  tidak  terjatuh. Lalu  mengembalikan  helm  mahal  berstandar  nasional  ke  tangannya  itu.

“ Yee, habis  minta  maaf  langsung  bela  diri. Nggak  ikhlas  banget  sih” ejeknya .

“ Biarin  emang  fakta  kok” sahutku  menjulurkan  lidahku.

“ Kamu  terganggu  banget  ya  aku  usilin?” tanyanya  sambil  meringis  dan sesekali  mengacak  rambutnya.

“ Menurut  lo??????” aku  balik  bertanya  sambil  memutar  bola  mataku.

Scorpius  tertawa  renyah, namun  secepat  tawanya  datang  sekilat  itu  juga  pergi. Entah  kenapa  aku  merasa  kalau  kali  ini  dia  menatapku  dengan  sorot  serius  dan  tajam. Tangan  Scorpius  terjulur  satu  ke  arahku, tanpa  di  duga  dia  mengusap  lembut  poniku  kemudian  kepalaku.

Membuatku  seketika  terpaku  di  tempat. Lalu, reaksi  sama  pada  badanku  yang  terjadi  tadi  sewaktu  di  dalam  kelas  ketika  Scorpius  menjahiliku  dengan  berpura-pura  mau  menciumku, kembali  lagi. Bedanya  kali  ini, tatapannya  tampak  amat  sendu.

“ Jangan  gitu, ntar  kalau  aku tiba-tiba nggak  ada, jaminan  deh  kamu  pasti  bingung  karena  nggak  ada  lagi  yang  jailin  ” katanya. Suaranya  terdengar  serak  mendadak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOST AND FOUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang