Chapter 03

567 43 3
                                    

Disclaimers:Naruto belongs to Kishimoto sensei!

Rate:T

Pairing:SasuFemNaru

Gendre:Fantasy, Supernatural, Romance, Angst and Tragedy.

Warning:Gender switch, Alternate Universe, Possibly OOC, Typo(s), Kata yang berulang dan kekurangan lainnya.

A/N: Kata yang di italic, berarti Naruto sedang berbahasa peri.

.

BANSHEE

Kenozoik Yankie

.

Para peri bukanlah makhluk immortal. Mereka memang hidup lama, namun mereka tidak abadi. Sama halnya dengan manusia.

Manusia adalah makhluk fana. Meskipun mereka makhluk paling sempurna yang pernah Tuhan ciptakan, manusia tetap tidak bisa lari dari sabit tajam malaikat kematian.

.

o0o

.

Padang bunga luas, di penuhi dengan tumbuhan bunga-bunga liar dengan berbagai warna. Cahaya matahari yang menyinarinya membuat padang itu bagai berada di dunia yang berbeda. Belum lagi pohon pinus yang tumbuh amat tinggi mengelilingi padang tersebut, juga kabut tipis yang mengambang di sana. Membuatnya semakin indah di pandang mata.

Sasuke memandangi wanita pirang dengan mata yang masih terpesona, selalu begitu, membuatnya semakin merasakan perasaan meluap-luap yang terasa asing namun menyenangkan di sudut tergelap hatinya. Wanita pirang tadi sedang duduk bersimpuh di tengah padang bunga, di temani beberapa kupu-kupu bercorak cantik yang mengelilinginya, seakan mereka sedang bercengkrama. Namun ada satu hal yang membuat Sasuke mengerutkan dahinya, wanita pirang itu selalu saja memakai tudung jubah jika bersamanya, seperti menyembunyikan sesuatu darinya.

Memikirkan hal tadi membuat Sasuke tidak suka, ia berpikir apa wanita pirang itu tidak mempercayainya? Di sebabkan dirinya adalah seorang perompak. Sasuke lantas mendekatinya secara perlahan, membuat sang wanita pirang menolehkan perhatiannya pada Sasuke yang berjalan ke arahnya, ia terlihat bersinar; cahaya matahari membayang di belakang Sasuke. Wanita pirang tadi menyambutnya dengan senyum cerah di wajahnya.

"Apa aku mengganggumu?" Tanyanya setelah sampai di sana dan ikut duduk dengan kaki di lipat bersila di rerumputan di bawahnya.

"Tidak, aku memang sedang menunggumu." Kata wanita pirang. Lalu seekor kupu-kupu hinggap di jari telunjuknya.

"Sepertinya, kau cepat akrab dengan binatang." Komentar Sasuke santai.

"Um, ini salah satu kelebihan kaum kami." Jawabnya tanpa sadar.

"Kaum?"

"Maksudku, keluargaku." Ralatnya cepat.

"Kau punya keluarga? Kenapa aku tidak melihatnya di pondok pinggir hutan."

"Mereka tidak tinggal di sana, keluargaku tinggal jauh di dalam hutan tepi barat."

Sasuke mengangguk mengerti, "Kau belum memberitahukan namamu." Katanya lagi, menagih janji.

Padahal mereka sudah beberapa hari ini sangat dekat dan sering bersama; mengunjungi kota di tengah hari, bermain di pantai, dan lebih sering berada di sekitar hutan. –Sasuke bahkan sudah lupa, kalau ia adalah seorang pelarian–. Tetapi wanita pirang di sampingnya belum juga memberitahukan namanya pada Sasuke.

"Nama? Terserah kau ingin memanggilku apa." Katanya lagi , sambil memetik beberapa bunga yang mekar, dan menjalinnya sedemikian rupa, hingga membentuk layaknya mahkota.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BansheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang