Author's POV
"Aku yakin, Romi serius menjalani hubungan denganku." Tegas Yisha kepada Andin, sahabatnya yang selalu mengomentari setiap cowok yang mendekati Yisha.
"Tapi aku tau siapa Romi, Yis. Aku takut kamu dipermainkan olehnya." Bantah Andin tak mau kalah.
Ia benar-benar tau betul siapa Romi. 'Cowok Playboy' yang suka mempermainkan cewek. Bagaimana mungkin Andin tidak mengenal Romi. Bahkan mereka satu jurusan di kampusnya. Setiap hari ketemu di kampus dan mendapati Romi menggoda cewek-cewek lain. Betapa tidak terkejut Andin, ketika tau Romi mendekati Yisha bahkan sudah jadian dengan Yisha. Bagi Andin, keputusan Yisha untuk menerima Romiterlalu cepat. Terlalu tergesa-gesa.
Yisha's POV
"Din, tolong Din, jangan menilai Romi seperti itu. Aku bahkan bisa merasakan ketulusannya, Din." Ucap Yisha pelan.
Ia menepuk bahu Andin, mengisyaratkan bahwa semua yang Andin tau itu salah."Percayalah. Aku baik-baik saja." Lanjut Yisha tersenyum simpul.
Author's POV
Dua hari yang lalu.
Romi tiba-tiba menarik tangan Yisha ketika Yisha baru saja keluar kelas matakuliah Jurnalistik Lanjutan. Yisha yang tiba-tiba tangannya di tarik langsung kaget.
"Ah, ada apa, Rom ?" Tanya Yisha panik.
"Ikutlah denganku sebentar, aku ingin mengatakan sesuatu." Kata Romi masih tak melepas tangan Yisha dari ganggamannya.
Di sudut kampus, Romi menyudutkan Yisha di dinding. Romi tersenyum lembut dan tarikan kasarnya kini menjadi sentuhan lembut. Mendadak Yisha merasa seluruh tubuhnya bergetar. Nafasnya sedikit tersengal. Dengan sedikit terpaksa ia membalas senyim Romi.
"Yisha, boleh aku meminta sesuatu ?" Tanya Romi halus. Matanya tidak lepas dari pandangan Yisha.
"Maksudmu ?" Tanya Yisha, masih belumengerti dengan pertanyaan Romi.
"Aku ngga ngerti deh." Lanjutnya."Aku ingin memintamu, Yis." Bisik Romi, ia membelai wajah Yisha dan mempermainkan poni Yisha yang berjatuhan di wajah.
"Entah kenapa, aku merasa, setiap kali bersamamu aku menjadi berbeda." Lanjut Romi, kali ini memegang kedua tangan Yisha. Ibu jarinya menjadi hangat ketika bermain di atas kulit tangan Yisha.
"Kamu..."
"Aku ingin kamu menjadi kekasihku, Yis." Potong Romi cepat.
"Aku mencintaimu, aku nyaman setiap kali bersamamu, Yis." Lanjut Romi dengan wajah yang serius. Bola matanya tampak bening sekali. Yisha bahkan tak sanggup mengedipkan matanya ketika melihat Romi seperti ini.Yisha menelan ludahnya. Jujur di dalam hatinya ada banyak bunga bermekaran. Ia senang bukan main saat Romi mengungkapkan itu. Bukankah sejak awal Yisha sudah mencintai Romi.
Yisha tersenyum simpul "Asal kau tau, Rom. Dari awal perkenalan kita, aku sudaherasa terhipnotis olehmu." Kata Yisha terus terang.
"Aku juga mencintaimu, Rom." Lanjutnya.Saat itu juga, sudut kamu terasa senyap. Romi memeluk Yisha erat. Yisha balas memeluk. Daun-daun pohon Sono berterbangan di hempas angin. Cuaca yang mendung menambah keromantisan tersendiri.
Sejak saat itu, Yisha percaya, bahwa Romi orang yang tepat untuk mememaninya. Sudah berbulan-bulan mereka dekat. Sangat dekat. Telponan setiap malam. Jalan bareng, bahkan mengerjakan tugas bareng walaupun mereka tidak sejurusan di bangku kuliah. Yang Yisha tau, semenjak ia mengenal Romi, ia merasa dunianya sangat berwarna. Jadi bukan kesalahan seandainya Yisha menerima Romi sebagai kekasihnya. Yisha percaya betul Romi tidak akan mengecewakannya.
Andin's POV
"Kalau memang iru pilihanmu, aku ngga bisa lagi bilang apa-apa, Yis." Perkataan Andin seperti orang yang berputus asa.
"Tenanglah, Din. Aku pasti baik-baik saja. Romi aman di tanganku." Balas Yisha meyakinkan sahabatnya.
"Aku percaya, Yis. Kamu bisa buat Romi yang liar menjadi baik. Tapi aku masih ngga yakin, ia benar-benar baik apa cuma sekedar pura-pura."
"Romi sudah minta maaf dan mengakui kalau dia bakal tobat kok, Din.""Aku harap, memang tibat beneran yah, Yis bukan tobat di mulutnya saja." Sahut Andin seolah maaih kurang puas.
"Andiiin !!" Yisha mendesah. Ia sebenarnya sudah kehabisan kata-kata untuk meyakinkan sahabatnya ini agar percaya dengan Romi. Tapi tetap saja gagal.
"Seandainya cewek lain yang di permainkan Romi, aku ngga akan peduli, Yis." Ungkap Andin menatap Yisha serius.
"Tapi kalau sampai kamu yang di permainkan. Sungguh aku ngga akan rela, Yis. Sampai kapan pun aku ngga akan maafin dia.""Aku ngga pernah berharap itu terjadi, Din." Ucap Yisha menghampiri Andin, lalu duduk tepat di depan Andin.
"Aku hanya butuh do'amu agar hububgan kami baik-baik saja." Bisik Yisha semabri memeluk tubuh sahabatnya ini. Mereka berdua berpelukan di tengah gerimis malam yang semakin berisik.-Bagian satu udah selesai nih reader 😉
Tapi capeknya tanganku Subhanallah 😤😧
Tapi untuk pemabacaku yang baru baca cerita buatan saudaraku ini apa sih yang ngga buat kalian 😉😅😘 (walaupun memang kenyataannya capek sih 😅😆)#bighug(Syifaistifa)
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love
RomanceKisah pria bernama Dirga yang sangat setia kepada sahabatnya, orang yang sekarang ia cintai dengan cara menunggu wanita itu, bernama Yisha. Ingin tau selengkapnya ? Baca ya !!😉👍✌