Ruby sedang berada di rooftop sekolah. Dia lebih suka ketenangan
Tapi pemandangan aneh dilihatnya. Zaki sedang berbicara serius dengan wanita yang tidak berseragam, melainkan memakai setelan hitam
Setelah beberapa lama mereka berbicara. Dalam hitungan detik wanita itu hilang. Tidak ada yang mengetahui selain Ruby. Karena Zaki dan wanita misterius itu berada di halaman belakang sekolah
"Woy!!! Liatin apalo!!" teriak seseorang dari belakang Ruby membuat Ruby kaget
"Anjir Ari!!! Gimana kalau jantung gue copot!!" teriak kesal Ruby
"Lagi liatin orang pacaran ya. Makanya serius banget liatnya" ledek Ari
Ruby hanya memasang muka datar
"Gue punya kabar gembira" kata Ari sambil mencengkram bahu Ruby
"Gue..gue akhirnya punya id linenya Rifa" seakan meledak Ari teriak bergembira
"Biasa aja keles" ucap datar Ruby
Sementara Sisil yang melihat itu aneh. Ari dan Ruby
"Ruby lo memang ya. Capek tau gue nyariin lo dari tadi. Kita disuruh ke ruang bu Rose" repet Sisil
"Lah ngapain bu Rose nyariin adek tersamyang gue" ceplos Ari membuat mata Ruby terbelak dan langsung menginjak kaki Ari
Ari meringis kesakitan. Sementara Sisil terlihat bingung dan terkejut "Jadi lo adiknya Ari!" ucap tidak percaya Sisil
Dengan terpaksa Ruby menangguk. Dan dia sudah menatap sinis Ari
"Berarti lo anaknya pemilik sekolah ini. Lo anaknya bu Vero" Sisil masih saja tidak percaya
"Elah lo kok goblok sih. Dia adik gue ya jelas anaknya Mama gue juga" ucap Ari memalas
Mendengar ucapan Ari, rasanya Ruby semakin yakin untuk menendang Ari sampai ke kutub utara sana
"Sil gue mohon lo bisa jaga rahasia ini. Jangan sampai ada yang tau" mohon Ruby, karena kuadratnya Sisil itu orangnya ember banget
***
"Gak bisa gitu dong Bu. Orangtua nya Ruby mana. Semua Wali yang lain sudah datang" ucap Tia sebagai mamanya Sera
"Kami pastikan Mama Ruby sudah tau masalah ini" kata Bu Rose untuk menenangkan Tia
"Saya sebagai wakil tidak terima. Pokoknya Mama atau papanya Ruby harus datang kesini. Kalau tidak masalah ini tidak bakalan kami selesaikan" ucap Tia
"Yaelah tante. Tenag aja sih. Mamanya Ruby pasti tau kok" ucap Sisil
Rena sebagai mamanya Sisil langsung menyenggol badan anaknya itu agar tidak ikut campur
Sementara Ruby sudah jantungan ketika Sisil mengatakan itu
Sedangkan mamanya Alin seperti biasa bersikap tidak acuh. Sementara Wulan sedang asik bergosip dengan Ana
Tiba-tiba dari arah pintu masuk lah Vero wanita yang dikenal sebagai kepala sekolah
"Saya sudah hadir" ucap Vero membuat Ruby menekukkan wajahnya
Semua orang yang berada diruangan itu bingung dengan perkataan Vero
"Saya mamanya Ruby" satu kalimat membuat Sera terteguk menelan ludahnya dan Tia juga menelan ludahnya
Setelah rapat telah selesai. Mereka semua boleh melanjutkan aktifitasnya masing-masing
Ruby, Ana, Sisil, Alin, Ela kembali ke kelas dengan ribuan tanya untuk Ruby. Dan Sera hanya malu ketika mengetahui Ruby adiknya Ari
"Lo kok gak pernah bilang sih" kata Ela
"Ya gitu" jawab Ruby yang gak nyambung
"Ya gitu apa?" tanya Alin yang juga penasaran
"Gue gak mau orang-orang deket sama gue gara-gara gue anak pemilik sekolah ini. Lagian gue juga males ngakuin kalau gue ini adiknya badboys sekolah ini" jelas Ruby menjawab pertanyaan mereka
Sementara Ana bingung ada bouquet bungan dan kotak kado di atas mejanya. Ana langsung membaca surat yang ada di bouquet bunga
Happy Birthday. Semoga lo suka:-)
Ana juga langsung membuka isi kotak tersebut. Kalung, kalung yang persis dia tunjuk ke Rian
Flashback on
Setelah Rian ngajak Ana bolos sekolah. Rian ngajak Ana ke mall buat nyariin kado buat cewek yang spesial bagi hidup Rian
"Ana gue ngajak lo kesini buat bantuin gue cariin dia kado. Bukan bengong" ketus Rian menyadarkan Ana dari hayalan sakit hatinya ketika Rian ajak dia buat cewek Rian
"Ha? Yang itu bagus" Ana asal nunjuk
Rian yang melihatnya langsung terkejut
"Lo yakin cewwek suka kalung yang bentuknya norak kaya gitu" ucap Rian kaget
Ana yang melihat hasil tunjukannya langsung terkejut. Kalung rantai yang besar dan ada batu besar pula diujungnya
"Eh bukan yang itu. Tapi yang itu" elak Ana
"Nah yang ini kan cantik. Yaudah mba bungkus ini sama kasih kotaknya juga ya"
Flashback off
Ana nangis. Dia gak nyangka Rian membelinya untuk dirinya
"Lo tau ini dari siapa? Disini gak ada penulisnya" kata Ruby mencari nama seseorang yang memberinya
Tiba-tiba dari arah depan ada Rian yang sudah duduk dengan gitar di pangkuannya
"Gue mungkin bodoh udah terlalu lama memendam rasa ini" ucap Rian dan mulai memetik gitarnya
Sementara Kelo, Reno, Vito terkejut melihat Rian yang nekat menyatakan cintanya di depan seluruh murid kelas ini
30 menit kita disini
tanpa suara
dan aku resah
harus menunggu lama ..
kata darimumungkin butuh kursus
merangkai kata,
untuk bicara
dan aku benci
harus jujur padamu,
tentang semua inijam dinding pun tertawa,
karna kuhanya diam dan
membisu
ingin kumaki
diriku sendiri, yang tak
berkutik di depanmuada yang lain
disenyummu
yang membuat lidahku
gugup tak bergerakada pelangi
di bola matamu
dan memaksa diri
tuk bilang
aku sayang padamu
aku sayang padamuJamrud-Pelangi dimatamu
Ana semkin terharu. Dan semua murid bertepuk tangan"Ana. Will you be my girl friend" dan seketika suasana kelas menjadi riuh
KAMU SEDANG MEMBACA
COASTER
Hombres LoboSemuanya berubah. Kenapa? Kenapa semua ini terjadi sama gue. Benci? Jelas, gue benci kehidupan gue yang sekarang. Marah? Tentu saja. Kehidupan gue lebih ribet dari Roller Coaster.