01. Jatuh Cinta

5.4K 205 35
                                    

Di dunia ini, wanita tidak hanya ada sepuluh, dua puluh, lima puluh, seratus, atau bahkan seribu, tapi ada jutaan. Dan dari kesekian juta wanita yang ada di dunia ini, entah kenapa aku hanya jatuh cinta kepada seorang wanita.

Wanita cantik yang selalu terlihat dingin dengan segala ekspresi datarnya. Wanita cantik yang bahkan hingga sekarang masih saja sendiri karena tak bisa bangkit dari masa lalunya. Wanita cantik yang seolah memasang tembok tinggi nan kokoh untuk membentengi hatinya yang rapuh dan mudah patah. Wanita cantik yang sukses membuat jantungku selalu berdetak tak wajar ketika bertemu, dan wanita cantik yang terlihat sangat mencolok dengan segala perbedaan yang dimilikinya.

Iya, aku jatuh cinta kepanya. Kepada dia yang sukses mencuri hatiku pada pandangan pertama. Bahkan sampai sekarang hatiku selalu merasakan hal-hal aneh ketika tak sengaja bertemu dengannya.

"Dit, Nino mana, kenapa dia gak ikut ke sini?"

"Dia nanti nyusul katanya."

"Assalamualaikum, " itu pasti suara Vero. Aku sudah sangat hafal dengan suaranya, tentu saja.

"Waalaikumsalam."

"Ada apa lo nyuruh kita ke mari, Wy?"

"Kita pergi penelusuran, yuk?"

"Hayuk, kapan?" Sahut Vero yang terdengar begitu antusias ditelingaku.

"Kapan?" tanya Awy, dia mengarahkan pandangannya ke arahku seakan meminta jawaban.

"Mungkin, hari Sabtu lebih baik."

"Gimana, Ve, Dit?" tanya Awy lagi. Sepertinya dia ingin meminta persetujuan dari sahabat-sahabatnya. Dan mereka berdua menggangguk dengan kompak.

"Lokasinya di mana, Wy? Emang lo udah nentuin tempatnya?"

"Nino kemarin udah cari lokasinya, Dit. Kita tinggal berangkat aja."

"Akhi Raziq mau ikut juga?"

Aku pun mengangguk menanggapi pertanyaan Vero. "Sepertinya aku mulai sedikit penasaran dengan dunia kalian."

"Dan bisa aku jamin setelah mengenal dunia kita, akhi pasti akan jatuh cinta dengannya."

Aku hanya bisa tertawa dalam hati. Bagaimana mungkin aku bisa jatuh cinta jika sekarang aku sedang jatuh cinta.

"Aku hanya jatuh cinta kepada wanita, Ve. Bukan dengan dunia kalian," kilahku yang hanya dibalas gelengan pelan dan senyuman oleh Vero.

"Lantas siapa kiranya wanita beruntung itu. Apa akhi sudah menemukannya?"

"Aku..."

Tok.. Tok..

Aku hanya mampu menggantung kalimatku begitu mendengar suara ketukan pintu. Dengan perlahan pintu itu pun terbuka dan menampilkan seorang wanita di baliknya.

"Permisi, ini pesanan bapak."

Wanita itu sepertinya enggan untuk melangkah. Dia masih berdiri mematung di depan pintu sambil mebawa sebuah bungkusan yang berisi empat buah kotak pizza.

Aku pun berdiri menghampiri wanita itu. Kutarik nafasku berulang kali sebelum akhirnya aku mengambil dua buah kotak pizza dari tangannya. Dia hanya menautkan sepersekian detik kedua alisnya. Aku tahu dia bingung kenapa aku hanya mengambil dua buah.

"Ambil saja, dan makanlah bersama karyawan yang lain," aku lalu berdehem dan dia mengangguk pelan sebelum akhirnya dia memutar tubuhnya untuk berjalan menjauh dariku.

"Thanks," seruku. Dia menolehkan kepalanya dan menatapku.

"Terimakasih," balasnya. Aku pun menganggukkan kepala sembari tersenyum sambil memandang langkahnya yang perlahan telah menjauh.

Sebatas Senja [End] Pindah Ke DreameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang