18. Back to the Past

507 39 31
                                    

"Sayyid, jangan kekanakan seperti ini!" Tegur Ayyaz.

Lalu dengan seenaknya sendiri, pria yang sialnya sahabatku ini menarik paksa selimut yang kukenakan untuk bergelung. Dia menariknya dengan keras hingga aku ikut terjatuh bersamaan dengan terlepasnya selimutku.

Dugkh.. Dan akhirnya tubuhku pun sukses mendarat diatas lantai.

"Shit!! Sakit, bodoh!!"

Astaghfirullah... bahkan saking kesalnya aku sampai mengumpat. Bagaimana tidak sakit, keningku terasa berdenyut karena terbentur lantai.

"Sayyid yang bodoh," balas Ayyaz sembari berjongkok di hadapanku. "Tahu sekarang sudah pukul berapa? Sayyid belum sholat kan?! Dan ya, bahkan kita sudah telat untuk bertemu dengan pihak kontraktor!"

Kutengok jam di dinding dan astaga!! Seharusnya kan pukul satu tadi aku bertemu dengan pihak kontraktor untuk membahas perkembangan proyek. Tapi sekarang sudah sangat terlambat, dan celakanya aku yang belum juga melaksanakan sholat dhuhur.

Tanpa mempedulikan Ayyaz yang masih terus saja mengomel, dengan tergesa aku bangkit dan berlari ke arah kamar mandi. Bisa celaka aku kalau terlalu lama menunda waktu sholat seperti ini. Karena bagaimana pun juga alasanku tidak melaksanakan sholat tepat waktu sangat tidak bisa dibenarkan.

Sejujurnya, aku tadi tidak sedang tidur. Aku hanya bergelung di dalam selimut saja sembari memikirkan... Ya, pasti semua orang tahu lah apa yang tengah aku pikirkan. Aku tengah memikirkan hubunganku dan Cyra, tentu saja.

"Sayyid, segera berwudhu! Kenapa malah melamun di depan pintu kamar mandi seperti itu!"

Astaghfirullah.. kenapa aku sekarang menjadi seperti ini. Malas melakukan aktivitas dan hanya berdiam diri saja di atas tempat tidur. Bahkan untuk melakukan kewajiban sholat pun harus diingatkan terlebih dahulu.

Ya Allah, hamba berdosa..

Ya Allah, ampuni hamba..

Hamba tengah celaka..

Dalam surah Al-Maun Allah telah berfirman 'Maka celakalah orang yang sholat, yaitu orang-orang yang lalai terhadap sholatnya.'

Orang-orang itu adalah orang yang tidak menghargai serta melalaikan pelaksanaan dan waktu-waktu sholat. Mereka yang sering tidak melaksanakan sholat dan mereka yang sering pula mengulur-ulur ataupun menunda-nunda pelaksanaan sholatnya.

Karena sholat merupakan tiang agama. Barang siapa yang selalu giat dan bersemangat untuk selalu menjalankan sholat tepat waktu, sama artinya dengan meperkokoh tiang agamanya. Dan barang siapa pula yang suka bermalas-malasan dan menunda-nunda sholat atau bahkan tidak melaksanakan sholat sama sekali, itu artinya sama dengan menghancurkan kekokohan agamanya.

Lantas apakah kiranya sebutan yang pantas untuk orang-orang seperti ini?

"Awy?"

Setelah sholat yang sangat terlambat tadi, aku memutuskan untuk ke ruang depan demi mencari keberadaan Ayyaz agar aku segera bisa mempertanyakan masalah pertemuan dengan pihak kontraktor tadi.

Namun ternyata di ruang depan bukan hanya ada Ayyaz, tapi juga Awy, Jane, dan juga seorang wanita lagi yang entah siapa dia. Mereka semua kompak menatapku seakan aku ini adalah seorang tersangka yang siap diadili.

Ngomong-ngomong soal Jane. Setelah melakukan serangkaian sesi konseling bersama umi Sarah untuk menyembuhkan ketakutannya, akhirnya dia sekarang sudah mulai berani membuka diri dan bekerja lagi sebagai tangan kanan Awy. Ya, Jane.. Dia memang sekuat itu. Sangat cepat bangkit dari ketakutannya.

"Ah, ini dia bapak Raziq Al-malik yang terhormat. Bagaimana, sudah selesai semua urusannya, bapak? Tapi kalau masih belum selesai, mohon bapak selesaikan saja terlebih dulu."

Sebatas Senja [End] Pindah Ke DreameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang