5. Bullshit

625 68 2
                                    

Budayakan Vote dan Comment setelah membaca. Belajarlah untuk menghargai karya dan kerja keras orang lain.

Aku tersenyum semanis mungkin untuk menutupi ketekutanku. Aku berjalan kearahnya lalu mengulurkan tanganku padanya. Kulihat dia menatapku datar, entah apa yang dipikirkannya.

" Aku tidak ingin ada musuh, jadi bisakah kita berteman saja? ", Ucap ku sok imut.

Terserah kalian ingin mengatakan aku ini picik ataupun egois ataupun juga munafik. Aku tidak peduli, yang jelas sekarang aku hanya peduli pada nyawaku.

Ia tersenyum sangat sinis lalu...

IA MEMBUKA DAN MENGHUNUSHAN PEDANGNYA PADAKU !!!

Apa semua orang di sini sangat suka menghunuskan pedang pada seseorang!😰

"Klan Air tidak akan pernah berdamai dengan Klan Api, apa kau melupakan hal itu juga Putri Aiden? ", Ucap nya sangat dingin dan menekan pada setiap katanya.

Tunggu!

Jika Dia yang Klan Air, maka...

-----

Aku adalah klan Api.

Ghaniya POV Off

"A- apa mak-sud mu?", Ucap Ghaniya dengan susah payah. Entah kenapa tiba-tiba bibir nya kaku untuk bicara.

Melihat itu Lind tersenyum sinis dan Aly menunduk tak berani melihat kejadian di depannya.

"Purti dari Kerajaan Flam-",

"Lind, turunkan pedang mu.", Ucap seorang pria dengan suara tenangnya tetapi ketara sekali bahwa itu adalah perintah.

Lind tetap tidak bergeming.

" Apa kau ingin membantah ku? ", Ucap pria itu.

Lind langsung menurunkan pedangnya dan berkata "Maaf kan hamba yang mulia.", tanpa melihat pria itu dan pergi entah kemana.

Pria itu menatap lama Ghaniya lalu beralih pada diam Aly yang sedari tadi menunduk.

" Putri Aiden, Apa yang anda lakukan disini? ", Ucap pria itu tenang.

Ghaniya mengerut kan keningnya yang berarti gadis itu sedang berpikir.

"Putri dia pangeran Ryuu.", Ucap Aly pelan.

Sebenarnya Ghaniya ingat Pria di depannya itu, tetapi dia melupakan namanya.

" Ah, aku sedang berkeliling istana ini.", Ucap Ghaniya kikuk.

" Aku? ", Ucap Ryuu.

" Ya, Aku. Ada apa memangnya?",

Ryuu diam sebentar.

Entah kenapa keadaan tiba-tiba akward bagi Ghaniya.

"Tidak ada. Sebaiknya anda masuk ruangan putri, tidakkah anda merasa kedinginan? ", Ucap Pangeran Ryuu dengan tenang seakan ia tidak memiliki emosi.

Ghaniya hanya menganggukkan kepalanya dan pergi begitu saja diiringi Aly, tanpa hormat yang biasa orang-orangan orang lakukan.

.....

Ghaniya berjalan mondar mandir di ruangannya sambil menggigit kuku ibu jarinya.

Iris matanya bergerak kekanan dan kekiri menjelajahi tiap sudut ruangan itu.

Ghaniya merasa sangat bosan. Sejak ia kembali ke ruangannya karna di suruh oleh Ryuu tadi siang, ia belum keluar-keluar lagi.

Mendengar ada suara langkah kaki yang sangat pelan seperti mengendap- endap di luar ruangannya, ia langsung menjatuhkan dirinya ke kasur dan tidur.

Ice and Fire : Two different heartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang