Chapter 1

3.8K 447 195
                                    

Disclaimer: Masashi Kishimoto.

*****

Apa yang paling Uzumaki Naruto -- putra mahkota kerajaan Konoha, sukai adalah lautan. Sejak ia mulai menginjak umur lima belas tahun, ia sudah senang berpetualang menggunakan perahu indah ayahnya untuk mengarungi lautan.

Kali ini pun tak jauh berbeda, umurnya yang akan menginjak sembilan belas tahun menjadi puncak kebebasannya. Setahun lagi ia akan dikungkung untuk mengambil bagian dari tugas ayahnya.

Meski pun ia tidak akan menggantikan ayahnya sebagai raja untuk beberapa tahun mendatang, tapi sang ayah bersikeras jika ia harus mulai mendisiplinkan diri dengan menjalani tugas raja sedini mungkin.

Naruto yang mengenakan kemeja putih dengan dua kancing atasnya terbuka, celana cokelat panjang, sepatu boots dari kulit yang mencapai hampir selutut. Pangeran mahkota tengah memandang ke arah awan hitam yang berkumpul tak jauh darinya.

Awak kru kapal telah mondar mandir memastikan jika semua persiapan untuk badai yang akan datang telah mereka siapkan.

"Yang mulia," seorang awak kru membungkuk hormat di belakang Naruto. Naruto mengangkat tangan kanannya sebagai izin untuk berbicara. "Kapten meminta anda untuk kembali ke kamar anda, Yang mulia."

Naruto menipiskan bibirnya, semua orang selalu mengaturnya, paling sok memahami akan kebutuhan Naruto. Mereka pikir jika Naruto akan ketakutan pada badai ini, padahal Naruto telah mengalami  banyak badai bersama kru-nya yang lama.

Ayahnya khawatir karena kru Naruto yang lama tengah menjalani misi beberapa bulan silam untuk mengantar perdagangan mereka ke negeri sebrang.

Naruto tak ingin menunda perjalanannya mengarungi lautan, karena mungkin ini adalah perjalanan terakhirnya sebelum ia disibukkan oleh kegiatan kerajaannya.

"Aku akan tetap di dek bersama kalian, jangan khawatir," Naruto berucap dengan suara tenangnya. Awak kapal itu undur diri setelah memberi salam pada Naruto untuk melapor pada sang kapten.

Ombak-ombak mulai mengguncang kapal besar mereka, awak kapal mulai berlari untuk bersiap. Naruto beranjak dari posisinya, membantu awak kapal yang lain untuk menyeimbangkan kapal mereka saat ombak besar datang menghempas.

Awan hitam itu makin dekat, percikan air mulai turun dari langit. Ombak yang datang makin membesar. Kapten kapal mulai meneriaki perintah untuk menjaga kapal mereka tetap berlayar.

Ketika awan hitam telah datang, begitu juga dengan badai.

Angin keras menerpa dari arah yang berlawanan dengan kapal mereka, ombak besar menghantam berulang kali. Hujan mulai sangat deras bahkan menutupi jarak pandang mereka.

Naruto masih bertahan bersama kru-nya, kapten kapal masih berteriak memerintah, dan Naruto dengan senang hati membantu kru-nya.

"Yang mulia, masuklah, biar kami yang mengurus ini!" seorang awak kapal berteriak kuat untuk didengar Naruto, tapi pangeran muda itu enggan beranjak dari posisinya yang menarik tali layar kapal mereka.

Naruto tak peduli ketika tubuhnya basah kuyup, ia menarik kuat bersama lima kru lainnya. Berusaha sekuat yang dia bisa untuk menyeimbangkan layar kapal yang akan terputar oleh kerasnya angin.

"Hey, awas!" seorang awak berteriak khawatir ketika satu orang awak lainnya jatuh tergelincir dan akan terjungkal menuju laut.

Naruto meninggalkan tali yang dipegangnya untuk menarik awak yang akan terjatuh itu karena memang posisinya yang paling dekat dengan awak malang itu.

Naruto menangkap tubuh pria yang seumuran dengannya itu, tapi ketika ombak besar datang menghantam dan mengolengkan kapal ke arah Naruto. Pangeran mahkota itu panik, dengan cepatnya dia mendorong awak malang itu menuju yang lain, sedangkan dirinya terjungkal keluar kapal.

FoamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang