'Kyle'

804 16 4
                                    

Sejak hari itu Kenza terus menerus menjauhi Kenno. Kenno juga tidak terlalu perduli. Karna dari awal pun Kenno adalah cowok cool yang sudah seperti cowok yang gak perduli sama cewek. Gak tertarik gitulah. Kalau soal Kyle.. Kenza memang tidak dekat di sekolah dengan abangnya itu.

Kyle Fazaarizka. Anak pertama sekaligus abang dari Kenza. Kyle sekolah di tempat yang sama dengan Kenza. Tapi mereka tidak pernah mengungkapkan bahwa mereka adik kakak. Saat ini mereka berdua lagi duduk di balkon kamar Kenza.

"Bang.. Kenza denger kak Kenno itu kan bad boy..berarti abang juga dong.." tanya Kenza.

"Itu emang julukan buat kami Kenza. Tapi aslinya kami gak gitu kok. Abang jugak gak gitu. Sebenarnya abang memang udah ijinin dia buat gangguin kamu. Kan kamu orangnya penakut.. sekalian aja abang suruh dia jagain kamu kalau abang udah gak sekolah situ lagi." Ucap Kyle.

"Tapi bang.. sama aja..kalau abang gak sekolah sini..otomatis dia juga gak sekolah sini lagi bang.. dan Kenza juga takut karna dia bad. Kalau abang yang jahatin Kenza gak papa.. Kenza mah demi abang apa yang enggak." Keluh Kenza.

"Cie.. jadi adik yang baik buat abng ya.. dan Kenza. Dengerin abang.. Kenno dia sebenarnga baik.. cuma hatinya lagi tertutup batu jadinya payah dibuka dan sangat dingin. Tapi mungkin kamu bisa.. cie.." Goda Kyle.

"Ihh apaan sih bang.. udah ah.. Kenza mau tidur dulu. Bye." Bantah Kenza lalu pergi tidur.

Kyle sudah tau bahwa Kenza adiknya ini memang sudah menyukai Ken. Kenno pun memang sudah tertarik sama Kenza saat bertemu di supermarket. Kenno memang sengaja menunggu Kenza keluar dari supermarket. Kyle lah yang merencanakan semua itu. Mamanya pun ikutan dengan rencana itu.

'Abang akan dekati kamu dengan Kenno dek. Karna abang tau sifat Kenno dengan wanita yang disayang. Dia akan berubah dek jadi dulu. Sebelum dia disakiti oleh wanita 'itu'.' Batin Kyle saat melihat adiknya tertidur pulas.

***

"Kenzaaa.. bangung sayang.. ayo kita makan malam." Panggil Nilam mam Kenza.

"Iya ma.. ntar lagi." Jawab Kenza lemas.

"Sekarang sayang. Ini udah jam setengah delapan malam. Cepat turun." Perintah Nilam.

"Okeoke. Bentar ma. Kenza cuci muka dulu." Jawab Kenza.

Kenza pov

Aish.. kesel banget ni. Lagi mimpi jalan-jalan bareng Cadis Etrama Di Raizel yang ada di webtun itu tuh. Waktu lagi romantis-romantisnya lagi.. tapi si mama teriak jadi galham dan bangun sudah kesadaran gue.

"Abang mana ma?? Kok gak ada?" Tanya gue saat batang hidung abang gue itu gak ada.

"Lagi keluar bareng temennya." Jawab mama.

"Oh. Pa.. besok anter Ken ke sekolah ya.. papa kan dah lama gak nganterin Ken. Yaa.. yaa.." bujuk gue.

"Sama abang emangnya kenapa?" Tanya papa.

"Abang lama sih. Kan kenza mau baca-baca novel dulu gitu. Biar gak tegang waktu belajar. Ya paa.." bujuk gue lagi.

"Yaudah. Jam setengah tujuh dah selsai kita berangkat. Oke. Sekarang ayo kita makan." Setuju papa.

Kami pun makan malam bareng. Sampai jam sembilan abang juga belum pulang. Mungkin malam nanti. Akupun lebih memilih tidur.

***

Author pov

"Kenza sudah selesai sayang??" Tanya Dev papanya Kenza.

"Sebentar pa.. tinggal ngikat tali sepatu aja kok." Jawab Kenza dan berlari ke depan.

Di depan Dev dan mobilnya itu sudah bertengger manis. Pagi ini masih menunjukkan waktu tujuh pagi kurang dua puluh menit. Masih sangat pagi bukan. Tapi demi apapun supaya Kenza diantar papanya.. Kenza bersedia.

Sepanjang perjalanan Papa dan anak ini saling berbincang. Sesekali Kenza merengut kesal atas candaan Dev yang menanyakan soal pacar. Dan Dev ini memang sangat senang menggoda putrinya.

"Sudah sampai. Baik-baik di sekolah. Cari pacar juga.. yaudah papa pergi dulu ya.." ucap Dev

"Iya pa.." balas Kenza dan mulai turun dari mobil.

"Oh iya Ken.. hati-hati. Sekolah masih sepi. Oke.." ingat Dev.

"Siap paa.." sahut Kenza dan berlari menuju kelasnya.

Di sekolah masih sepi. Hanya ada beberapa anak yang lalu lalang. Ntah empat atau lima orang saja. Bahkan saat di kelas pun hanya seorang Kenzalah yang hanya berdiri tegap.

"Sip. Masih sepi. Saatnya baca novel di belakang sekolah." Gumamnya.

Dia pun mengambil novel dari dalam tasnya dan membawa novel itu ke belakang sekolah. Mencari tempat duduk yang pas dan membiarkan alunan lagu dari hpnya masuk menyenggol gendang telinganya.

"Kenza.." panggil seseorang.

Kenza pun membalikkan badannya. Merasa sedang di perhatikan dia juga menatap orang di hadapannya saat ini. Dia terpekik kaget saat dia tau bahwa yang memanggilnya adalah laki-laki yang berusaha dijauhinya.

"Eh.. a-ada kak Kenno. Ada ap-apa kak??" Tanya Kenza gelagapan.

"Lo sebenarnya kenapa?" Tanya Kenno.

"Ke-kenapa kak? Gue gak kenapa-napa kok. Iya gak kenapa-napa." Jawab Kemza yakin. Tapi yakinnya hanya separuh.

"Oh." Balas Kenno lalu duduk di samping tubuh Kenza.

Kenza juga kembali duduk seperti tadi. Yang berbeda adalah saat ini hatinya berdegup kencang melihat orang yang menarik perhatiannya waktu itu kembali berada di hadapannya setelah ia berusaha tuk menjauhkan diri dari lelaki ini. Alasannya simple.. karna Kenno bad. Dia takut dibully. Sekali di bully mungkin akan trauma.

"Ka-kakak.. tadi malam main sama bang Kyle?" Tanya Kenza.

Kenno memang sudah mengetahui bahwa Kenza adik Kyle. Kyle lah yang menceritakan itu semua. Kenno hanya mengangguk sebagai jawaban. Lalu tak lama kemudian hal yang tak di duga oleh Kenza adalah Kenno menidurkan kepalanya di bahu Kenza.

"Ka-kak.. kakak ngantuk? Kenapa gak di.. di UKS kak.. kan lebih enak di sono gitu. Bantalnya lebih empuk.." bujuk Kenza karna sekarang jantungnga sudah tidak bisa di kontrol lebih lama.

"Gue mau tidur di bahu lo bentar. Diem jangan berisik." Perintah Kenno.

Kenza membiarkan Kenno tidur di bahunya. Toh hanya sebentar katanya. Tak lama Kenza mulai risih melihat wajah Kenno yang terkena helaian rambut panjangnya.

Kenza menundukkan wajanya ke hadapan Kenno dan mulai menyingkirkan rambutnya. Tapi saat itu juga.. saat tangan Kenza masih berada di pipi putih milik Kenno dan wajah Kenza yang berada dalam jarak lima sentimeter dari wajah Kenno.. Kenno membuka matanya.

Wajah Kenza merah padam. Dia langsung menarik wajanya dan berdiri. Sebelum pergi dia mengucapkan maaf dan berlari ke arah kelasnya. Di kelas dia membenturkan keningnya ke meja miliknya. Wajah serta jantungnya yang sudah tak terkontrol membuatnya terus gugup.

Sedangkan di belakang sekolah ada dua wanita yang mengintip kejadian tersebut dan mulai membenci Kenza. Kenza tidak tau bahwa mulai hari ini.. Kenza akan mendapat masalah sekaligus semakin dekat dengan Kenno.

************

My Posesif BadBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang