2.4 how to explain (2)

11.5K 1.9K 27
                                    

Bentar lagi end hehe😄

Selama lebih dari seminggu gue gak pernah lagi kontakan sama pak seungcheol, setiap ada dia gue lebih memilih menghindar dan nyuekin dia. Dia sepertinya sadar dengan perubahan sikap gue makanya dia tadi sempat mencegat gue di koridor dan mengatakan ingin ngobrol empat mata.

Dari tampangnya dia kelihatan frustasi banget. Terbukti dengan kantung mata dia serta matanya yang nampak membengkak. Apa gue terlalu kelewatan?

Karena juga gak tegaan liat dia yanh udah memelas gitu gue pun  mengiyakan ajakan dia. Walaupun dalam hati gue masih enggan bertemu dengan dia karena gue masih marah sama dia.

Sesuai perkataan dia, pulang sekolah gue dibawa dia ke atap sekolah. Gak ada yang memulai percakapan hingga 15 menit. Akhienya gue berdiri dari duduk gue, berusaha meninggalkan dia yang nampaknya masih menyusun kata-kata.

Tapi sebelum gue pergi, dia udah lebih dulu nahan tangan gue dan membuat gue terduduk kembali disebelahnya

"Kenapa kamu ngehindarin aku seminggu ini?"

Gue menghela nafas gue kasar. Gue sebenarnya yakin dia bakal nanyain perihal ini kepada gue "entah" jawab gue singkat. Sebenarnya gue gak mau kaya gini ke dia, tapi otak gue selalu memaksa gue untuk melakukan ini.

Dia mengusap wajahnya frustasi yang membuat gue merasa sakit dibagian dada. Gue tetap diam sambil memperhatikan dia dengan sendu

"Kenapa kakak gak bilang kalau kakak dapat beasiswa dan bakalan pergi akhir bulan ini?" Tanya gue dengan sendu. Gue tanpa sadar meneteskan airmata gue. Dia terlihat kaget lalu menatap gue dengan setengah terkejut

"Ka-kamu udah tau?" Jawab dia. Setelahnya tangis gue pecah. Demi apapun gue belom siap untuk menjalin hubungan jarak jauh dengan dia, gue takut dengan segala kemungkinan yang ada nanti. Hubungan jarak jauh itu berat.

"Kenapa kakak gak cerita ke aku?!" Pekik gue sambil sesegukkan. Gue dapat gak bisa melihat ekspresi wajahnya saat ini karena mata gue yang memburam karena airmata. Gue dengan kasar menghapus airmata diwajah gue, dan ketika pandangan gue kembali normal, gue dapat melihat mata dia yang nampak berkaca-kaca

Dia mendekat ke gue lalu berusaha merengkuh gue. Tapi dengan kasar gue menepis tangannya lalu gue memukul bahunya dengan pilu.

Gue hanya bisa terisak saat ini dan mempasrahkan semuanya walaupun gue belum siap 100%

Dia menahan tangan gue lalu dengan cepat merengkuh tubuh gue

"Maafin aku, maafin aku" itulah kata yang dia ucapkan berkali-kali hari ini, seolah kata itu adalah sebuah perwakilan dari semua kata yang ia ingin sampaikan.

Dan mungkin inilah saat nya bagi kami untuk dapat menerima kenyataan.

Tbc

Gue mau belajar. Besok ulangan. Gak ada dobel apdet ya hehe. Dan maaf jika chapter ini tidak memuaskan karena saya memang gak bisa bikin yg sedih-sedih.-. Saya sukanya cerita happy happy hehe

Sports teacher 🌹Choi Seungcheol✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang