Helen P.O.V
Hari ini Slenderman memberikan aku misi membunuh sebuah keluarga yang tinggal di dekat danau. Kebetulan sekali, aku ingin menggambar pemandangan danau.
"Hey, kau mau kemana?" Tanya Jeff seraya memutar-mutar pisaunya.
Bisa kulihat E.J yang pusing melihat pisau Jeff yang berputar-putar.
"Ada misi." Jawabku singkat, padat, dan jelas.
"Gue tanya mau kemana?" Jeff berhenti memutar pisaunya.
"Ke danau." Jawabku malas.
"Hii~" Tiba-tiba Ben bergidik ngeri.
"Da-danau?" Tanyanya memastikan.
Aku hanya mengangguk-angguk.
Eh, aku baru ingat kalau Ben mati tenggelam. Hmm, resiko nggak bisa berenang.
***
Setelah membunuh sebuah keluarga tadi, aku segera duduk di salah satu kursi dipinggir kolam.
Aku sudah melepas topengku. Angin sepoi-sepoi menerpa wajahku. Suasana damai meliputi danau ini.
Aku mengeluarkan buku ku. Aku pun mulai menggambar. Pertama aku menggambar langit dengan sedikit awan. Lalu aku menggambar beberapa pohon. Setelah itu danau.
Saat aku fokus menggambar danau, aku melihat seorang gadis menari dipinggir danau.
"Cih, ia menghalangi danau saja."
Aku berusaha tidak menghiraukannya. Tapi, tariannya begitu indah. Tak bisa dipungkiri, tariannya telah, menghipnotisku.
Tanpa kusadari, aku ikut menggambar gadis itu.
Rambut (H/C) nya bergerak-gerak mengikuti tarian. Mata (E/C) nya menunjukkan keseriusan dalam menari.
Ia terus menari, disana. Cukup lama aku menontonnya. Ia begitu gemulai. Lekuk tubuhnya memperlihatkan kalau ia sudah lama berlatih.
Kicauan para burung bagai musik yang mengiringnya.
Matahari yang mulai terbenam, menjadi latar penutup dari tariannya.
Tanpa sadar aku bertepuk tangan.
Itu menarik perhatiannya, lalu didekatinya aku.
"Apa kau menontonnya?" Tanyanya.
"I-iya." Jawabku gugup.
"Bagaimana? Baguskah?" Ia tampak bersemangat.
Dapat kulihat keringat yang mengalir didahinya.
Tubuhku kembali bergerak tanpa ku kontrol.
Aku mengambil sapu tangan, lalu aku seka keringat di dahinya.
Kudekatkan wajahku ke wajahnya.
"Kau sangat bagus." Bisikku.
Tampak wajahnya memerah, sangat manis.
"Te-terima kasih."
"Ya, namamu siapa."
"(Y/N) (L/N)"
"Nama yang indah, namaku Helen, Helen Rotis." Jujur, aku kecewa menyebut nama itu. Rotis?
"Namamu lucu. Helem Erotis. Hahaha."
"Eh, namaku Helen Rotis. Jangan sampai salah."
"Eh, maaf."
Aku hanya tersenyum melihat wajahnya yang memerah karena malu.
"Eh, itu gambarmu. Bagus sekali. Boleh liat?"
Aku ingin menjawab iya, tapi mulutku berkata lain.
"E-enggak boleh." Jawabku dengan gugup.
Ia, mengerucutkan bibirnya. Dan menggembungkan pipinya. Ia sangat manis sekarang.
"Kau melihat tarianku, kenapa aku tak boleh melihat gambarmu?" Tanyanya dengan tangan dilipat didepan dada.
"Ga-gambarku jelek." kataku sebagai alasan.
"A-LA-SAN!"
Apa ia bisa membaca pikiranku?
"Sini!"
Dan buku ku telah hilang dari tempatnya.
"He-hey, buku ku!"
"Ambil kalau bisa!"
__________________♥♡ Makasih nisa_dj6 dan VicinalFlyer696 ide danau dan pertemuannya. Makasih juga ngebantu dalam kata-katanya. Entah bagaimana, ff ini bila tanpa bantuan kalian. o (^‿^✿)o
(Y/N)=Your Name
(L/N)= Last Name
(H/C) =Hair Color
(E/C) =Eye Color
KAMU SEDANG MEMBACA
With You [Bloody Painter X Reader]
FanficCover Bye: @Vicina|Flyer696 Apa jadinya, kalaua pelukis berdarah dingin jatuh cinta pada penari yang nggak peka? Berhasilkah hubungan mereka? ❤Cinta tak bisa digambarkan oleh darah. ♡Cinta tak bisa ditunjukkan dengan tari. ❤Cinta tak bisa hanya...